Chapter 11

68 9 0
                                    

HOEK!!

Jennie muntah pagi ini, entah mengapa tubuhnya terasa tidak enak. Wajahnya pucat, bibirnya kering dan tubuhnya terasa lemas.

Setelah mengeluarkan isi perutnya di wastafel, Jennie mencuci wajahnya lalu ia bercermin menatap wajahnya yang sedang tidak berekspresi.

Seketika terlintas ingatan hari itu.

" Kau sudah menjual dirimu padaku Jennie, ah tidak maksudku kau bahkan memberikan dirimu padaku. Kau tidak ingat semalam apa yang kita lakukan?"

" TIDAK MUNGKIN!!" Jennie membayangkan yang tidak tidak, ia takut terjadi sesuatu pada dirinya. Suatu hal yang sangat tidak diinginkan.

Wajah Jennie semakin pucat, ia terus berfikir akan hal yang beberapa Minggu lalu ia lakukan bersama Jackson.

Namun pertanyaan yang selalu terfikir olehnya, apa dirinya benar melakukan sesuatu dengan Jackson malam itu?

Sungguh, Jennie tidak ingat apapun malam itu.

Sesegera mungkin Jennie pergi bekerja, ia takut terlambat dan hari ini ia tak ada jam kuliah.

Sesampainya di tempat kerja, Jennie segera membersihkan restoran sebelum pelanggan datang.

" Jen.." panggil hany, teman dekat Jennie di tempat kerja.

" Ya?"

" Wajahmu terlihat pucat, apa kau baik baik saja?"

" Aku baik baik saja. Jangan khawatir."

" Istirahatlah sebentar biar aku yang menyelesaikannya."

Jenniepun mengiyakan, lalu duduk di kursi dapur.

Gadis itu terus memikirkan apa yang terjadi malam itu, rasa penasaran terus menyerbu dirinya.

" Apa yang harus kulakukan?" Gumamnya.

" Apa aku bertanya padanya saja? Tapi dia tidak mungkin memberitahuku."

ERRGHH!
Jennie mengerang, kepalanya terasa pusing dengan semua ini. Ia harap dirinya dalam keadaan baik baik saja.

🥀

Hujan turun sangat deras, haripun sudah malam. Saat ini cuaca sangat tidak mendukung dan Jennie harus segera pulang. Ia khawatir akan kedua adiknya.

Kini Jennie sedang menunggu pemberangkatan bus terakhir. Tubuh gadis itu terasa menggigil kedinginan ia tidak membawa mantel karena terburu buru pagi ini. Gadis itu terus menunggu kedatangan bus tanpa tau bisa terakhir sudah pergi lima belas menit yang lalu.

Selang beberapa menit kemudian, keluar sosok lelaki bertubuh kekar, gagah dan penuh pesona sambil membawa payung dia menghampiri Jennie yang sedang duduk sendirian.

" What are you doing?" Tanya Jackson.

" Menunggu bus." Jawab Jennie.

" Sudah malam dan hujan. Bus terakhir sudah pergi, kau tidak tau?"

Jennie terpaku, ia tidak menyadari hal itu.

" Ayo pulang bersamaku, aku akan mengantarmu."

" Duluan saja. Aku bisa sendiri."

" Apa aku harus memaksamu, Jennie?"

" Baiklah, aku akan ikut denganmu..." Respon Jennie yang akhirnya mengikuti Jackson. Namun ia sedikit memanfaatkan keadaan.

JennieWhere stories live. Discover now