35. Epilog: Blood & Light

194 24 36
                                    

Mereka bertemu karena memang, mereka akan memulai kisah mereka sendiri.

Belasan tahun berlalu semenjak lahirnya Madelyn serta kembalinya Arselin ke dunia manusia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belasan tahun berlalu semenjak lahirnya Madelyn serta kembalinya Arselin ke dunia manusia. Semua masih tampak sama, rasanya tidak berubah. Meskipun waktu telah menggiring jauh keduanya, belum banyak hal yang benar-benar berlalu. Arselin yang selalu merindukan Archilles dan Rhino yang masih dihantui rasa bersalah terhadap semua, adalah dua hal yang masih ada sampai sekarang.

Sekalipun adanya status hubungan di antara keduanya, mereka masih berada dalam kesedihan masing-masing. Sangat sulit untuk ikhlas, Arselin hanya berusaha tegar melanjutkan kehidupan. Arselin senang memiliki keluarga, namun tidak dipungkiri Arselin tetap merasa hambar.

Kehadiran anak kedua pun tidak dapat mengapus rasa itu. Rasa cintanya terhadap Archilles... sungguhlah besar, hingga membuat Arselin sendiri kewalahan untuk tegar hidup tanpa kehadirannya.

Arselin terkadang dan sering bertemu Archilles dalam mimpinya. Pujaan hatinya itu selalu mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Ia juga selalu meminta Arselin ikhlaskan dirinya dan mulailah terima keadaan.

Namun tetap saja, Arselin tidak bisa. Seberapa keras Arselin mencoba hasilnya tetap sama.

Arselin tidak bisa mengusir jejak Archilles dari hatinya.

Sulit sekali untuk Arselin menerima keadaan, menerima kenyataan bahwa Rhinolah suaminya sekarang.

Jangan bertanya. Arselin tentu sudah mencoba membuka hati untuk Rhino.

Jika dipikirkan kembali. Arselin seharusnya dapat menerima Rhino atas segala hal yang sudah Rhino lakukan selepas kembalinya di dunia ini. Mencari uang, membeli banyak kebutuhan, mengurus keperluan Madelyn, menyekolakan Madelyn sampai mengurus Arselin yang kini sangat mudah sakit. Lelaki itu benar-benar berkerja keras untuk melanjutkan hidup di sini.

Arselin sadar akan perlakuan Rhino ini yang bukan hanya semata-mata untuk bertahan hidup. Namun, sama, Arselin tidak mampu.

Tiap kali bersentuhan dengan Rhino, rasa bersalah memenuhi benak Arselin. Arselin selalu menangis dan membayangkan betapa hancurnya Archilles saat tahu ini.

Rhino baik, tapi Arselin tetap menginginkan Archilles bagaimanapun juga.

"Kenapa?" tanya Rhino saat Arselin menolak untuk bersentuhan lebih jauh.

Selama di sini Rhino berkerja sebagai pelaut. Karena pekerjaannya ini Rhino jadi jarang pulang ke rumah. Bahkan sebulan bisa hanya dua kali saking sibuknya ia berlayar.

Setiap pulangnya Rhino ke rumah, Rhino tentu merindukan Arselin.

"Aku hanya sedang tidak ingin." jawab Arselin setelah diam seperkian menit. Arselin membenarkan pakaiannya lalu beranjak dari pinggir kasur.

Blood & LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang