27. Thirsty

165 28 13
                                    

Kita berdua akan bertemu lagi...

"Kau

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau... kau meminum darah?!!"

Teriakan Rhino menjadikan Jean makin terkejut dengan situasi yang sedang terjadi. Jean mengikuti Rhino kala lelaki itu melangkah mendekat ke arah Arselin yang sosoknya masih membeku selepas diteriaki Rhino.

Rhino mengambil telapak tangan Arselin. Dan, benar saja, warna merah itu adalah darah.

"Arselin."

"Aku tidak tahu."

Arselin menarik telapak tangannya dari genggaman Rhino. "Aku juga tidak mengerti," jeda sedetik. "Begitu aku melihat darah ini mengalir, perasaanku langsung campur aduk. Semacam ada hasrat untuk tahu bagaimana rasanya darah..."

"Ternyata– ternyata rasanya manis."

Rhino spontan melotot. "Arselin hentikan. Jangan teruskan." serunya.

"Memangnya kenapa?" seru Arselin balik. 

"Bagaimana jika hasrat ini disalurkan dari anakku? Ayahnya adalah vampir, bukan? Jadi tidak masalah, kan?"

"Tadi perutku kembali sakit dan ketika aku meminum darah ini, rasanya sakit seketika hilang. Jadi, biarkan saja aku meneruskan ini."

Kali ini Rhino lemas.

Begitu juga Jean. Jean di sana hanya bisa mematung dan menyaksikan dengan tatapan bingung, cemas dan takut.

Jean kini melirik Rhino yang sosoknya masih diam. Lelaki itu tampaknya sedang menyusun kalimat demi memberikan alibi untuk Arselin.

"Bukan begitu maksudnya." kata Rhino.

Rhino berdehem gugup. "Aku– aku hanya takut jika ada hal lain yang akan datang setelah kau meminum darah."

"Mengingat jika kau masih manusia, jadi, tidak menutup kemungkinan kalau ada hal lain yang terjadi saat kau meminum darah."

"Kau terlalu bereaksi berlebihan."

"Tidak. Aku tidak berlebihan, Arselin."

"Anakku yang meminta ini. Jadi wajar–"

"Iya aku tahu. Tapi jangan lupakan kau masih manusia. Dimana akan ada dampaknya saat kau meminum darah. Ini darah, Arselin. Darah hewan, darah segar."

"Sudahlah. Jangan memperkeruh masalah bisa? Itu hanya pikiran burukmu."

"Maaf menyela." sela Jean, saat Rhino dan Arselin menoleh, Jean kembali bersuara. "Bagaimana jika masalah ini didiskusikan dulu bersama Pangeran Archilles atau Pangeran Benjamin?"

"Mereka pasti tahu penyebab dan solusi yang tepat."

Tanpa menunggu reaksi Arselin lagi, Rhino langsung mengangguk setuju.

Untung saja Jean peka!

Untung saja Jean peka!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Blood & LightWhere stories live. Discover now