#42 : Saling Beradu Mulut

12.8K 1.5K 61
                                    

"Om, dimana Daddy Frank dan tante?" Tanya Lusiana, dia terus melihat ke arah tangga sambil menunggu kedatangan keduanya.

Daddy Ardey pun mengedikkan kedua bahunya, tentu saja ia tahu, apa yang bisa di lakukan oleh anaknya, selain ahem-ahem, bercinta dengan istrinya.

"Sudahlah, sebaiknya kita pulang."

"Tapi om, aku ingin bertemu dengan Daddy," ucap Lusiana sambil mencebikkan bibirnya. "Aku saja deh om kesana,"

"Jangan lusi," seru Daddy Ardey, "Jangan mengganggu mereka." Imbuhnya lagi.

"Lusi, kita bisa datang besok, em, om biar aku nginap saja di sini."

"Lusi!"

Daddy Ardey membentak Lusiana dan wanita itu pun menitikkan air matanya, membuat wajah Daddy Ardey melesu.

"Om tidak sayang pada Lusi? Lusi hanya rindu pada Daddy," seru Lusi dengan nada membentak. Dia pun berlari keluar dari kediaman itu. Menutup mobilnya dengan kasar.

"Anak itu benar-benar membuat ku kehabisan akal," gumam Daddy Ardey.

Daddy Ardey pun berpamitan pada pelayan Ana. Dia mengatakan untuk di sampaikan pada Frank dan Fiona. Sepertinya anaknya itu tidak membiarkan Fiona untuk bertemu dengan Lusiana. Masih terekam jelas di kepalanya saat Frank mendorong tubuh Lusiana dengan kasar.

Sedangkan di lantai atas, sepasang insan itu tengah memandu kasih. Keduanya bergelut satu sama lainnya, saling menyalurkan hasrat yang semakin membara. Ruangan itu semakin panas, desahan keduanya saling bersahutan, semilir angin menembus jendela kaca, tirai itu terombang-ambing.

Di bawah kukungan Frank, mulut Fiona terus merancau nama sang suami. Kedua kakinya melekat erat di punggung Frank dan kedua tangannya memeluk leher Frank.

Sedangkan Frank, ia terus memacu miliknya, hingga gelombang panas itu menghantam milik Fiona dan keduanya pun jatuh lemas tak berdaya.

Frank masih berada di atas tubuh Fiona, kepalanya ia gesek-gesekkan ke leher Fiona.

Kedua matanya pun terpenjam, sedangkan Fiona dia mengelus punggung suaminya, padahal ia sangat lelah dan letih, tapi suaminya sepertinya sudah tak bertenaga gara-gara menungganginya dengan semangat yang membara.

Cup

Frank membuka matanya dan tersenyum, ia menggeser tubuhnya kesamping. Kini berbalik, Fiona berada di dalam pelukannya, ia mengecup berulang kali kening sang istri dan memejamkan matanya.

"Aku mencintai mu, sayang." Bibirnya berucap, namun matanya terpenjam erat, seolah tak bisa terbuka lagi.

Fiona mengecup dada Frank, dia pun memejamkan matanya. Menyusun mimpi yang akan menyambut mereka di esok hari.

###

Pagi-pagi sekali seorang wanita datang dengan memakai baju sexy warna maron. Dadanya terlihat, lekukan tubuhnya sangat jelas. Mencari seseorang dan ternyata orang yang ia cari belum bangun, ia pun beranjak ke ruang makan. Di sana ia melihat Lilliana dan pelayan Ana sedang berkutat mempersiapkan sarapan pagi.

"Halo semuanya."

Lilliana memandang sinis, ia pun melanjutkan pandangannya ke arah kaleng susu.

Sedangkan pelayan Ana, dia tersenyum dan kemudian mendengus. Pagi-pagi sekali ia di suguhkan dengan kuntilanak di rumah majikannya, seandainya bisa, sudah pasti ia meminta seorang dukun untuk membersihkan jejaknya di kediaman sang majikan.

"Apa yang kalian buat?" Tanya Lusiana mendekat pada Lilliana, dan wanita itu menoleh sambil tersenyum di paksakan.

"Susu," jawabnya dengan cepat.

"Biar aku saja, itu buat Daddy kan?" Tanya Lusiana. Dia hendak mengambil sendok yang di pegang oleh Lilliana, namun wanita itu segera menjauhkannya.

"Tidak perlu, saya bisa sendiri."

"Hey, itu buat Daddy kan? Biar aku saja, Daddy pasti suka?"

"Anda bukan istrinya kan? Anda juga bukan pelayannya? Anda baru datang dan tuan Frank belum mengakui anda?"

Lusiana geram, ia langsung menjambak rambut Lilliana dan menariknya dengan kasar, hingga tubuh Lilliana jatuh ke lantai.

"Lilliana?" Pekik pelayan Ana.

Lilliana pun bangkit dia menatap marah pada wanita di depannya.

"Siapa kau, hah?! Kau hanya pelayan dan tidak berhak berdebat dengan ku. Pelayan rendahan seperti mu, tidak pantas bersanding dengan majikan."

Lilliana berdecak pinggang, "Dan kau siapa, hah?! Kau ini hanya berniat merebut tuna Frank dari nyonya Fiona dan kau seharusnya sadar, nyonya Fiona jauh lebih cantik dari pada anda? Anda berpenampilan seperti ini hanya karena ingin menggoda tuan Frank, menjijikkan sekali. Bahkan tubuh anda tidak sebanding dengan nyonya Fiona."

Lusiana mengepalkan tangannya, tanpa basa-basi ia menjambak rambut Lilliana dan Lilliana, wanita itu tidak menyerah, dia juga menjambak rambut Lusiana. Hingga terjadilah, terik-menarik rambut, keduanya tak kalah sengit menjambak dan berbicara kasar, saling mengumpet, saling beradu mulut.

Pelayan Ana tersenyum, ia tidak berniat untuk memisahkan keduanya. Apa lagi keduanya sangat menjengkelkan, berniat mengacaukan pernikahan kedua majikannya. Ia pun memakai sebuah panci, lalu menaruhnya di atas kepalanya dan mencari sebuah spatula. Dia berdiri tegak di samping keduanya, bagaikan wasit yang akan mengawasi keduanya.

"Bagus, Lilliana menambah kekuatannya dan Lusiana tampak kuwalahan."

"Oh, tidak Lusiana tampak lelah."

"Dia bangkit lagi, Lilliana sedang mempertahankan kekuatannya."

"Oke, pemirsa, kini pesta sedang berlanjut."

"Stop!" Teriakan seseorang membuat ketiga wanita itu menoleh.

Istri Reinkarnasi Daddy Yang Kejam (Tamat Di GOODNOVEL dan DREAME)Where stories live. Discover now