"Akhh... Hikss!Sa-kit Sa." Lirihnya menahan rasa sakit di kepalanya.
"Guyss lakukan." Titah Rosa setelah melepaskan jambakannya.
Kedua teman-temannya mulai melempari Reya dengan telur busuk dan tepung. Membuat aroma tak sedap mulai tercium.
"Anjirt, bau bangkai banget." Pekik orang-orang yang menyaksikan perundangan itu.
"Iyuh... Baunya busuk banget." Seru seorang siswi.
"Gue gak yakin dalam sekali mandi tuh baunya gak bakalan hilang." Ucap yang lainnnya.
"Miris banget si Reya, agak prihatin gue liatnya."
"Ihhkkk... Udah jijik sekarang makin jijik gue liatnya." Ucap Disty dengan nada mengejek.
"Hahahaha...Puas lo?" tanya Rosa dengan seringai liciknya.
"Hikss.."
"Ututu jangan nangis dong. Semakin lo nangis dan gak berdaya, maka semakin bikin gue senang." Celetuk Lovy dengan senyum penuh kepuasan.
Dalam aksinya kali ini, Rosa begitu sangat keterlaluan. Bahkan tak ada satupun orang yang berani melaporkannya pada Guru. Semuanya takut, karena Rosa adalah anak dari Kepala Sekolah.
Bahkan guru-guru pun tidak ada yang berani menegurnya. Semua itu demi karir mereka.
"Eh lo sini!" Tunjuk Disty pada seorang Ob yang sedang membawa ember bekas Pel-an.
Ob itu berjalan ke arah Disty, selepas itu ia pergi. Dengan tak beradabnya Disty mengguyur tubuh Reya dengan air kotor itu .
Byurrr
Tubuh Reya basah kuyup, ia semakin menundukan kepalnya. Tubuhnya bergetar hebat karena menahan isak tangisnya.
Ketiga gadis itu terlihat bahagia menyaksikan penderitaan yang dialami oleh Reya. Bahkan dengan kasarnya, Disty melemparkan ember itu ke tubuh Reya, membuat tubuhnya terhuyung ke belakang. Hingga tangan seseorang menahan bobot tubuhnya agar tidak terjatuh.
Bugh
"Shh"
Zibran menatap tajam ke arah ketiganya. Tak ayal aksi yang dilakukan oleh Zibran membuat para fans Zibran terpekik tak percaya.
"Ingat kata-kata gue, apa yang lo tanam di saat ini, maka itu yang akan lo tuai di kemudian hari." Hardiknya terdengar dingin."Ini bukan cuma ancaman, tapi peringatan." Serunya, langsung menarik lengan Reya untuk pergi dari lapangan.
"Ih, yayang Zibran kok malah bela gadis jelek itu sih." Sarkas salah satu fans alay Zibran.
"Harusnya gue yang dia bawa pergi, bukan si buruk rupa itu." Lanjut yang lainnnya, dan masih banyak lagi.
Sekali lagi, Zibran menolong Retak dari perbuatan kejam Rosa dan teman-temannya. Setelah keduanya sampai di Parkiran Mobil, Zibran menyuruh Reya untuk masuk kedalam Mobilnya.
"Aku mau pulang aja." Tolaknya dengan halus.
"Gue bilang masuk ya masuk." Tegasnya, karena saat ini dia tengah menahan emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Perfect [ End ]
Fiksi RemajaSeandainya kisah itu berakhir tanpa adanya epilog. Maka mulailah kembali dengan Prolog yang baru. ----->----- "Muka lo jelek banget sih, banyak benjol-benjonya. Gak pernah perawatan ya." Ucapan itu membuat hati Reya sakit, pasalnya semua orang sel...
-Part 8: INP
Mulai dari awal
![I'm not Perfect [ End ]](https://img.wattpad.com/cover/309653757-64-k213345.jpg)