CHAPTER 30

10 1 0
                                    

30. PENEBUS DOSA


Victor mengusap wajah nya kasar, ia baru saja dari kantor polisi untuk melaporkan penculikan Jean. Tapi polisi itu mengatakan tidak bisa memproses laporan nya, Victor yakin ini juga adalah ulah Lorenzo sialan itu.

Tidak bisa seperti ini, ia harus melakukan sesuatu untuk menemukan putrinya. Jean masih sangat kecil, putrinya pasti sangat ketakutan sekarang.

Victor kembali mencoba menghubungi Leah, daritadi putrinya itu tidak menjawab panggilan nya. apa sesuatu juga terjadi padanya?

Sial, kini kekhawatiran Victor makin meningkat. Tidak menutup kemungkinan kalau Lorenzo juga berniat untuk mencelakai Leah.

Sepertinya ia tidak memiliki pilihan lain, ia harus memohon pertolongan dari ayah nya. hanya dia satu-satunya orang yang bisa menolong nya saat ini. Cayena tidak mungkin mau untuk menolongnya, gadis itu benci pada kedua putrinya.

Victor mengumpat kesal ketika melihat bus yang harus ditumpangi nya ternyata sudah penuh, ia harus menunggu bus selanjutnya. Ia kembali mengumpat ketika hujan yang tiba-tiba turun dengan begitu deras nya. ia jadi basah kuyup.

Sialan, kenapa alam semesta seperti sedang ikut menyusahkan nya?

Ini sudah jam delapan malam, kalau begini terus bisa-bisa ia baru sampai dini hari di rumah ayahnya. Bus yang akan dinaiki nya datang sekitar dua puluh menit lagi, dan bus itu juga tidak bisa langsung mengantar nya ke rumah ayahnya.

Tidak ada kendaraan umum yang bisa masuk kesana, Victor masih harus berjalan kaki kesana, kira-kira selama satu jam.

"apa kau sedang menunggu bus?"

Victor menoleh pada pria di samping nya, ia hanya mengangguk pelan.

"sebaiknya kau pulang, bus nya tidak akan datang. Bus tadi adalah yang terakhir." Setelah mengatakan itu pria itu langsung berlalu dengan paying di tangan nya.

Hidup nya benar-benar sial sekarang. Semuanya tidak membantu, "LORENZO SIALAN!!" teriak nya. ia butuh melampiaskan emosi nya, sekarang ia harus bagaimana?

Ia tidak mungkin berjalan kaki kesana, terlebih hujan masih turun dengan derasnya. Ia meraih ponsel nya dan kembali mencoba menghubungi Leah, kali ini ponsel putrinya tidak aktif.

Ini sudah pasti, Lorenzo pasti melakukan sesuatu pada putrinya.

Victor bersumpah akan membunuh pria bajingan itu, jika ia sampai melukai kedua putrinya. Dia tidak peduli lelaki itu adalah seorang mafia, ia pasti akan melenyapkan pria itu.

Itu sumpahnya.

****

Liona mendengus kesal ketika anak menyebalkan itu kembali menangis, ini sudah lebih dari dua hari dan anak itu masih saja memiliki tenaga untuk terus menangis. Bahkan pelayan bilang anak itu tidak mau menyentuh makanan nya.

Dia tidak peduli juga.

Anak itu dibawa kemari memang bukan untuk ia rawat, anggap saja... penebus dosa mungkin?

Dia harus menebus dosa yang sudah diperbuat oleh ayah dan ibunya, mungkin juga kakak nya kan?

Liona sudah tahu kalau gadis itu menyukai salah satu pria yang berada di sekitar Cayena, bahkan pria terdekat nya.

"apa kau tahu gadis kecil? Kalau kau tidak juga tidur, dari bawah tempat tidur mu akan muncul hantu yang akan menarik mu ke markas mereka. Kau akan dijadikan makanan mereka" Lorenzo yang duduk di samping gadis itu mengangkat sebelah alisnya mendengar ucapan tidak masuk akal Liona, apa dia pikir anak kecil itu akan percaya?

"tidak!" terdengar teriakan dengan suara yang sangat serak, "J-Jean akan tidur, Jean tidak mau dimakan oleh hantu" setelah itu tidak terdengar suara tangisan lagi, hanya isakan kecil gadis itu yang terdengar, mungkin karena ia sudah menangis terlalu lama.

Liona mendengus, akhirnya tenang juga. "sebenarnya apa yang ingin kau lakukan dengan anak kecil merepotkan ini?" Tanya nya sebal, pasalnya Lorenzo tidak melakukan apapun sejak mereka membawa anak dari bajingan Victor itu. Tapi setidaknya tunangan nya itu memberikan nya anak Victor yang satunya, ia belum sempat mengunjungi nya sejak menyerahkan gadis itu pada Diana. Apakah gadis itu masih dalam keadaan tubuh yang menyatu?

"kita akan mengeluarkan nya saat hukuman Claudine sudah diputuskan" Lorenzo menyeringai mengingat skenario yang sudah terbayang dengan jelas di kepala nya, akan seru melihat satu keluarga itu hancur dalam waktu yang bersamaan. Ia teringat sesuatu, "tugasmu adalah memastikan Cayena tidak menyadari apapun tentang ini, pastikan ia hanya mengira semua ini terjadi dengan 'alami', mengerti sayang?"

Lelaki brengsek, kenapa dia hanya berbicara manis saat sedang memerintah nya seperti ini?. "apa kau serius akan membiarkan nya hidup dalam ketidak tahuan seperti ini? Terlebih nantinya dia juga akan meneruskan keluarga ini"

"tidak akan, dia tidak akan meneruskan keluarga ini."

"apa maksudmu? apa kau akan membiarkan keluarga kita berakhir dengan mu?"

Lorenzo mengangguk tanpa ragu, "selama itu bisa membuat nya tidak harus mengetahui neraka ini, aku tidak masalah" ia bisa melihat raut wajah tidak terima Liona, "kalau kau setidak terima itu, maka cari lah penerus yang lain. Aku membebaskan mu untuk mengurus itu, yang pasti aku tidak akan pernah mau memiliki seorang anak"

"kau pikir aku mau?" Liona berdecih, ia sama sekali tidak ada pikiran untuk memiliki seorang anak. "aku akan menemukan orang yang memiliki potensi dan melatihnya, " ia teringat akan sesuatu. "apa kau ingat kalau Diana memiliki seorang adik? Bagaimana kalau kita menggunakan dia saja? Lagipula dia tidak akan meneruskan keluarga nya karena sudah ada Diana."

Lorenzo tampak menimbangkan usulan Liona, "bawa dia ke hadapan ku, akan aku putuskan setelah melihatnya."

"aye captain!" Liona langsung mencium sekilas bibir Lorenzo, tapi tak ia duga tunangan nya itu malah menahan tengkuk nya dan memperdalam ciuman mereka. Ia menahan ringisan saat Lorenzo dengan sengaja menggigit bibirnya hingga berdarah, ia bahkan dengan sengaja menghisap darah yang keluar dari bibir nya.

Sudah seperti vampire saja, kesal karena merasakan sakit sendirian, Liona memilih melakukan hal yang sama pada Lorenzo, ia juga menggigit bibir pria itu dengan gemas. Tapi bukan nya menghentikan ciuman mereka, pria itu malah makin merapatkan tubuh mereka, bahkan kini Liona sudah berada di atas pangkuan pria itu.

"bed, aku tidak mau melakukan nya disini" Liona berbisik saat ia merasakan tangan Lorenzo mulai bergerak untuk melepaskan bajunya, mereka kini berada di depan kamar tempat Jean disekap. Bahkan di ujung koridor ini pasti ada penjaga.

Lorenzo mengecup leher jenjang Liona, "as you wish, my queen." Ia mengangkat tubuh gadis itu seperti koala, ia sama sekali tidak mau melepas ciuman nya. ia juga mengabaikan penjaga yang ia lewati sebelum akhirnya benar-benar sampai di kamar mereka.

Liona meringis saat Lorenzo menghempaskan tubuh nya di atas tempat tidur, tidak sakit memang. Tapi yang membuat nya meringis adalah pria itu yang sama sekai tidak memberinya jeda untuk bernafas, pria itu seperti kesetanan.

Malam ini akan sangat panjang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 21, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

THE TWO GREAT SEDUCER'SWhere stories live. Discover now