Ran&El-12

10 5 11
                                    

HAPPY READING

🌹🌹🌹


Cklek!

Pintu kamar dibuka. Rafa keluar dari kamarnya. Ia berjalan menuju ruang tamu.
Orang tua Rafa yang sedang duduk sembari menonton TV sontak menoleh. Mereka kaget melihat Rafa yang tiba-tiba keluar dari kamar.
Dengan wajah sedih, Rafa mendekati mereka.

"Ma, Pa ...." panggil Rafa.

Mamanya mengelus lembut pundak Rafa, "Iya nak, ada apa?"

"Hmm, aku ingin pindah sekolah ke luar negeri, apa boleh?" tanya Rafa dengan tatapannya yang sendu.

Orang tua Rafa saling berpandangan sejenak. Lalu mereka berdua mengangguk bersamaan.

"Jika memang itu keputusan yang tepat menurut kamu, tentu saja kami akan mengijinkan!"

Rafa mengulas senyum singkat. "Terima kasih banyak!"

**

Di dalam kamar bernuansa putih, seorang gadis sedang duduk termenung menatap bintang di langit dari jendela kamarnya yang sengaja dibuka. Tatapannya kosong. Pikirannya mencoba mengingat sesuatu.

Cklek!

Seorang wanita masuk ke dalam kamar. Ia menghampiri gadis tersebut. Lalu berdiri di sampingnya, ikut menatap bintang di langit.

Wanita itu membuka pembicaraan. "Bintangnya terlihat banyak ya malam ini,"

"Iya, banyak tapi kenapa bintang yang di ujung itu nampak redup?" tanya gadis itu seraya menunjuk satu bintang di langit.

Wanita itu tersenyum lalu menjawab, "Karena dia berada jauh dari bumi, sehingga dia hanya mendapat pantulan cahaya yang sedikit,"

Gadis itu pun mengangguk-angguk tanda mengerti. Kemudian ia berkata lagi, "Bu, kenapa aku merasa seperti ada yang kurang ya? Tapi, apa?"

Wanita itu pun kembali tersenyum, "Kalo itu, ibu nggak tau. Coba tanyakan pada hatimu," ucapnya sambil menepuk bahu gadis itu pelan.

Gadis itu bingung. Tak mengerti apa maksud dari perkataan ibunya.
Ibunya lalu beranjak keluar dari kamar.

"Tanyakan pada hati? Emangnya bisa ya?" batin gadis tersebut.

**

"Pa, ini hasil ujianku!" ucap Jessica seraya menaruh lembar kertas di atas meja.

Papanya mengambil kertas itu, melihat sekilas lalu kembali menaruhnya.
"Bagus, pertahankan terus nilaimu itu ya!"

Jessica tersenyum senang, "Tentu saja!"

Ia lalu keluar dari ruangan papanya menuju kamarnya. Di dalam kamar, ia berbaring dengan santai di tempat tidurnya.
Sesekali bersenandung kecil. Hatinya merasa sangat senang, karena apa yang dia inginkan bisa tercapai.

"Akhirnya, aku mendapatkan keinginanku selama setahun ini. Nggak sia-sia aku melenyapkan anak miskin itu!" batin Jessica tanpa rasa bersalah sedikitpun.

**

Hari ini Rafa pergi ke sekolah untuk mengurus surat kepindahannya. Ia berangkat menuju ke sekolah menggunakan sepeda motor kesayangannya. "Mungkin ini yang terakhir kali aku naik motor,"gumamnya.

Sesampainya di sekolah, Rafa memarkir motornya dengan rapi. Lalu ia menuju ke arah kelas terlebih dahulu untuk menaruh tas.
Setelah menaruh tas, Rafa pun pergi ke ruang bagian administrasi. Ia berpapasan dengan Reyhan yang baru saja hendak masuk kelas.

"Hai, Raf! Mau ke mana?" sapa Reyhan.

Namun, Rafa tak menggubris sapaannya. Ia terus saja berjalan.
Reyhan mengelus dada, "Hmmm, sabar Rey, sabar."

Ran&El (ON GOING) Update tiap MingguKde žijí příběhy. Začni objevovat