Ran&El-09

17 10 33
                                    

HAPPY READING

🌹🌹🌹





Rani membuka matanya perlahan. Ia melihat ke sekeliling.
"Lho, ini di kamar?" batin Rani.

Ia lalu berusaha untuk bangun, tetapi kepalanya terasa pusing.
Terdengar suara langkah kaki menuju kamarnya.
Karena pintu tak dikunci, orang bisa dengan mudah langsung masuk ke kamarnya.

Ternyata yang masuk adalah Bu Maya. Beliau tersenyum melihat Rani sudah bangun. Tak lupa seraya membawa sarapan untuk Rani. "Syukurlah, kamu udah sadar nak," ucapnya.

Rani tersenyum tipis, "iya,bu. Terima kasih udah repot-repot ngantarkan makanan ke kamar,"

"Iya, sama-sama nak. Ibu nggak pernah merasa direpotkan sama kamu dan semua anak-anak yang ada di panti ini,"kata Bu Maya.

",Oh iya, kemarin Rafa nungguin kamu sampai malam lho di sini,"ucapnya lagi.

"Hmm, kasian Rafa. Padahal kan dia mesti bangun pagi hari ini,"ucap Rani merasa tak enak.

Bu Maya mengelus pundaknya, "Udah, nanti aja mikirin itu. Sekarang dimakan dulu ya sarapannya biar cepat sembuh nak,"

"Ibu tinggal dulu ya, masih ada yang mesti ibu kerjakan di dapur," ujar Bu Maya lagi.

Rani mengangguk. Kemudian menyandarkan tubuhnya  sambil menyuapkan makanan sedikit ke dalam mulutnya.

Setelah beberapa suap, ia meletakkan makanan tersebut di nakas samping tempat tidur.

Nafsu makan Rani belum seperti biasanya. Ia lalu mencari ponsel. Dan menemukannya di dalam tas sekolah. Kemudian melihat pesan yang masuk dari kemarin dan juga ada panggilan dari Rafa.

"Pasti Rafa khawatir banget ya kemarin nyariin aku,"ujar Rani dalam benaknya.

Karena masih jam sekolah, Rani menunda untuk menelepon Rafa. Ia menaruh ponsel di samping bantal sambil sesekali menguap.

Entah mengapa Rani merasa mengantuk. Ia pun kembali tertidur.

***

Tok tok !!
Suara pintu kamar Rani diketuk.

"Iya, masuk aja. Nggak dikunci kok!" ucap Rani sembari merentangkan kedua tangannya yang pegal karena kebanyakan tidur.

Rafa muncul dari balik pintu. Ia membawakan makanan kesukaan Rani.

"Hai, Ran. Gimana, udah nggak pusing lagi?" tanya Rafa sambil menaruh makanan di atas nakas. Ia lalu duduk di tepi tempat tidur.

"Udah nggak sih,"jawab Rani dengan senyum tipisnya.

Rafa tersenyum, "Bagus deh. Jangan ngilang kayak kemarin lagi ya! Kan udah aku bilang, hubungi kalo terjadi sesuatu,"

"Iya, iya ma'af, nggak sengaja!" sahut Rani

Rafa lalu mencubit pipi Rani dengan gemas. "Rafa ... sakit ih!"

"Masa sih sakit? Kan aku nyubitnya nggak kuat,"

Rani memegang pipinya sambil memasang wajah cemberut, "Ini buktinya, pipiku memerah kan,"

Rafa tertawa meledek. "Biarin, siapa suruh ngegemesin!"

Sebenarnya Rani ingin pura-pura kesal, tapi tak jadi. Perutnya yang berbunyi mengurungkan niatnya.

Rafa melirik, "Suara apa tadi ya? Sepertinya ada yang lapar nih," ucapnya menggoda Rani.

Rani mengangguk, "Hmm, iya nih, aku lapar."

Rafa tertawa lagi sebelum ia mengambil bungkusan makanan tadi lalu membukanya untuk Rani. "Ya udah, ini makan gih!"

Ran&El (ON GOING) Update tiap MingguWhere stories live. Discover now