Ran&El-08

21 14 13
                                    

HAPPY READING

🌹🌹🌹


Rafa tiba di sekolah 10 menit kemudian setelah mengemudikan motornya dengan kecepatan tinggi. Ia segera turun dari motor, membuka helm dan menaruhnya di kaca spion.

Rafa bergegas masuk. Untung saja gerbang sekolah belum dikunci oleh penjaga sekolah.

Kini Rafa berdiri di tengah lapangan, mengedarkan pandangannya ke sekeliling sekolah.

Suasana sekolah tampak sepi. Seluruh siswa dan guru sudah pulang sedari tadi.

Rafa mengecek di setiap ruangan yang ada di dalam sekolah. Akan tetapi, ia tak juga menemukan keberadaan Rani.

"Ran ...! Kamu di mana?! Jawab aku kalo kamu masih di sini!" teriak Rafa dengan lantang.

Tak ada sahutan. Rafa lalu menarik napas panjang. Keringat mengucur di dahinya. Rafa memilih duduk di depan pintu kelas yang letaknya di samping parkiran.

Sekian lama duduk, Rafa akhirnya berdiri. Ia memutuskan untuk pergi ke panti. Baru dua langkah berjalan, Rafa mendengar suara langkah sepatu menghampirinya dari belakang.

Sontak Rafa berbalik. Dia mendapati sosok Rani berjalan tertatih ke arahnya.

"Ra-Rani?" ujar Rafa terkejut melihat penampilan Rani yang sangat kotor itu.

"Raf ...," ucap Rani dengan lirih. Rafa segera membawa Rani untuk duduk di pinggir lapangan.

"Ya ampun, Ran! Apa yang terjadi? Kenapa kamu sampai seperti ini?!"tanya Rafa dengan raut wajah yang khawatir.

Rani diam, tak langsung menjawab pertanyaan Rafa.
Ia hanya melihat Rafa lalu tersenyum tipis. Dan seketika Rani pingsan di bahu Rafa.
***

Saat ini Rafa berada di dalam kamar Rani.  Sebuah ruang kamar berukuran kecil bernuansa putih. Buku-buku yang tersusun rapi di rak buku serta beberapa pigura foto tertata di meja belajar. Rafa tersenyum melihat foto dirinya bersama Rani saat masih berusia 8 tahun. Di foto itu mereka berdua tampak bahagia.

Cklek!

Suara pintu terbuka. Seorang gadis kecil muncul. Ia masuk dan menghampiri Rafa.

"Hmm, kak Rani kapan bangunnya ya kak?" tanya gadis kecil yang belum Rafa ketahui namanya.

Rafa menggeleng, "Kakak nggak tau dek, do'akan aja ya, semoga kak Rani cepat sadar," ujar Rafa sembari mengelus rambut gadis itu.

Gadis itu mengangguk. Lalu bertanya lagi, "Kakak namanya siapa? Kakak temannya kak Rani atau pacarnya?"

Rafa tersenyum simpul. Ia merasa gemas dengan gadis kecil ini.
"Ayo kenalan dulu. Panggil aja kak Rafa. Kalo nama kamu siapa?"ucap Rafa sambil menjabat tangan gadis kecil itu.

"Nama aku Oca kak," jawabnya.

Rafa manggut-manggut, "Ooh, Oca. Salam kenal ya, lain kali kita jalan-jalan bareng yuk!"ajak Rafa.

Oca membulatkan matanya, "Beneran ya kak?"

Rafa mengaitkan jari kelingkingnya ke jari Oca. "Iya, kakak janji!"

Oca melompat kegirangan. Ia merasa sangat senang ada yang mengajaknya jalan-jalan.

Sesudahnya, Oca pamit keluar kamar. Tetapi sebelumnya ia berkata, "Kak Rafa, yang tadi kok belum dijawab sih,"

"Yang mana, Oca?"tanya Rafa dengan alis naik sebelah.

"Kakak temannya kak Rani atau pacarnya?" tanya Oca penasaran.

"Hmm, kakak ini temannya kak Rani. Kamu kok masih kecil udah tau tentang pacaran sih, siapa yang ngajarin coba?"

Oca menggeleng, "Nggak ada yang ngajarin kok kak. Cuma nonton di TV aja,"sahutnya.

Ia lalu bergegas keluar kamar. Rafa hanya menggelengkan kepalanya.

"Ada-ada aja ya anak sekarang!"batin Rafa.
----------

Hari sudah larut malam. Namun, Rani masih belum sadarkan diri. Rafa mengelus lembut rambut Rani. "Ran, aku pulang dulu ya. Besok aku ke sini lagi,"ujarnya lirih.

Ia lalu pamit pulang kepada ibu Maya dan anak-anak.

Sesampainya di rumah, Rafa langsung menuju kamarnya. Membersihkan diri lalu mengisi perutnya yang sudah berbunyi.

Setelah itu, ia berbaring untuk melepas lelahnya hingga rasa kantuk datang dan membuatnya memejamkan mata.

***

Bersambung~

Ran&El (ON GOING) Update tiap MingguWhere stories live. Discover now