Ran&El-07

17 16 10
                                    

HAPPY READING

🌹🌹🌹

Suara nada panggilan terdengar bergetar di atas nakas.
Sang pemilik ponsel mengangkatnya. "Iya, halo?"

Suara dari seberang sana tampak sedang menyampaikan sesuatu hal yang membuatnya berdecak kesal. "Ckckck, begitu ya. Oke, thanks infonya. Awasi terus gerak-geriknya ya, kalo ada sesuatu segera hubungi saya!"

Tuut...! Panggilan diputus.

Pemilik ponsel itu menaruh kembali ponselnya dengan asal.
Dia lalu berpikir sejenak. "Apa aku harus turun tangan sekarang?"

Orang tersebut mengambil sebuah pigura foto berukuran kecil dari dalam laci nakas. Mengamatinya dengan penuh perasaan.

"Hmmm, nggak deh. Belum sekarang waktunya. Tunggu sebentar lagi ya, Ran!" ucapnya sambil menatap sebuah foto usang bergambar dua orang anak kecil yang kembar.

**

Rani mematut dirinya di depan kaca lemari pakaian. Dia mengamati wajahnya dan potongan rambut yang sudah dia perbaiki.

Kini rambutnya tidak lagi sama panjangnya. Dia mengubahnya karena ulah Jessica kemarin.

"Gara-gara Jessica nih, terpaksa aku potong rambut dengan model yang begini!"gerutu Rani.

Setelah berpakaian rapi, Rani pun pamit untuk berangkat ke sekolah. "Bu May, pergi dulu yaa,"ucapnya seraya mencium tangan pemilik panti asuhan itu.

Walaupun sudah berumur, beliau masih terlihat muda dengan senyumnya yang khas. Sama seperti saat pertama kali Rani menginjakkan kakinya di panti asuhan ini.

"Iya nak, hati-hati di jalan ya!"

Rani melambaikan tangan lalu mengayuh sepedanya dengan kuat agar segera sampai di sekolah.

5 menit lagi bel akan berbunyi. Rani bernapas lega setelah sampai di parkiran.

"Huft, akhirnya sampai juga!"

Seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Rani menoleh.

"Eh, Rafa? Kaget aku, kirain siapakah,"

Rafa tertawa. "Hahaha, kamu kira aku nih Jessica ya?"

Rani membungkam mulut Rafa. "Ssstt, jangan sebut nama itu!"

Rafa melepaskan tangan Rani. "Iya iya, ma'af keceplosan,"

Rani pun memarkir sepedanya dan mengajak Rafa bergegas ke kelas.
**

Setelah tiga jam berkutat dengan rumus-rumus fisika, bel tanda istirahat berbunyi. Semua siswa menghela napas lega.

"Jangan lupa dilanjutkan di rumah ya, pertemuan berikutnya bapak akan cek satu persatu jawaban kalian," ucap guru fisika--Pak Kholis.

"Baik pak ...!"

Pak Kholis pun keluar dari kelas. Rafa berdiri dari duduknya, ingin mengajak Rani untuk ke kantin bersama.

Namun, ponselnya tiba-tiba bergetar. Ada panggilan masuk dari nomor tak dikenal.

"Siapa nih?"batin Rafa. Dia lalu menggeser layar ponselnya untuk menerima panggilan.

"Halo? Iya, saya sendiri. Ini dengan siapa ya?" ucap Rafa sambil berjalan ke meja Rani.

Rani menoleh. Dia melihat ekspresi wajah Rafa berubah.

"Apa?! Kecelakaan?! Baik, saya segera ke sana!"ucap Rafa lagi.

Rani terkejut mendengarnya. "Raf, siapa yang kecelakaan?!"

"Tadi yang nelpon petugas rumah sakit. Katanya,mama kecelakaan dan sekarang lagi ditangani di UGD!"

Ran&El (ON GOING) Update tiap MingguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang