14-Piece From The Past

56 12 2
                                    

———

"I'll take that first!"

Irianna tersentak, ia menoleh dan terkejut mendapati Draco telah berdiri di hadapannya. Tangannya terayun di udara, memamerkan buku yang baru saja ia rebut dari Irianna.

Ada apa dengan anak ini? Irianna menggeram jengkel, suasana hatinya sedang tidak bagus dan kehadiran Draco semakin memperburuk semuanya.

"Give it to me," pinta Irianna jelas dan tegas. Matanya berkilat marah melihat Draco yang hanya tersenyum mengejek dirinya.

"Give It to me, Malfoy!" Ia mulai meninggikan suaranya. Namun Draco tetap acuh dan malah berbalik hendak pergi.

"Ck! Aku bilang berikan!" Irianna menarik paksa lengan jubah Draco, tangannya menggapai mencoba merebut buku itu tapi Draco rupanya memiliki rencana lain. Dengan cepat anak itu menarik tongkat sihir dari jubahnya dan melempar buku itu di udara sembari meneriakkan mantra.

"Wingardiun Leviosa!"

Kilatan cahaya kecil memancar dari ujung tongkat Draco, mengenai buku itu dan membuatnya melayang di atas kepala mereka. Irianna sempat terpana saat melihat mantra itu dilafalkan di depan matanya, tapi dengan cepat ia kembali teringat pada kemarahannya dan mencoba melompat menjangkau buku itu.

Usahanya jelas percuma, Draco terus menggunakan tongkatnya dan membuat buku itu melayang lebih tinggi tiap kali Irianna ingin mengambilnya.

"Haha, coba saja kau ambil kalau bisa," ejeknya tertawa puas melihat Irianna yang kepayahan. "Kenapa? Apa kau marah? What are you gonna do now huh? Your hero, that FAmOus Harry Potter, yang sangat luar biasa itu tidak ada lagi di sini, kau tidak bisa mengemis bantuan padanya lagi."

"Aku tidak mengemis bantuan padanya atau pada siapapun, Malfoy!" Irianna membantah dengan tegas, "sebaiknya kau berikan buku itu padaku sekarang. Berikan atau aku akan—"

"Akan apa huh?" Draco menyela sengit, tak senang dengan sikap Irianna yang malah balik mengancamnya. "Memangnya kau siapa bisa mengancamku seperti itu? Sadarlah, dasar aneh! Orang sepertimu tidak seharusnya ada di sini untuk belajar sihir! Dan jika bukan karena si Potter ada di sampingmu kau pasti sudah jadi bulan-bulananku dengan gayamu yang terlalu percaya diri itu. Hanya karena seorang Potter mau menolongmu di kelas ramuan bukan berarti kau bisa tampil lebih baik dariku, tahu!" cecarnya sedemikian rupa.

Irianna menggeram. Ia benar-benar tidak suka dengan cara Draco yang memandang dirinya seperti makhluk rendahan. Harinya sudah cukup buruk karena pengurangan poin dan ia hanya ingin datang ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas tambahan sebagai murid Hogwarts yang baik. Sementara Draco, datang mengikutinya kemari tanpa tujuan jelas, menghancurkan semua rencana yang sudah ia susun matang-matang hanya untuk mengacau dan mengaduk-ngaduk kesabarannya seperti seekor lalat pengganggu!

"Give.It.To.Me, Malfoy." Irianna mengeluarkan peringatan terakhirnya.

"Ouchie, is that a threat?" Draco malah menyihir buku itu agar terbang lebih tinggi lagi, mengisyaratkan kata "tidak", dan bagi Irianna itu adalah tombol bagi puncak kemarahannya.

"Kau benar-benar menyusutkan jiwa kemanusiaanku sampai ke dasar."

Tanpa pikir panjang, Irianna mengambil satu buku cokelat tebal di atas meja dan memukulkannya sekeras mungkin ke kepala Draco.

Bugh! Bunyi bedebam menggema di perpustakaan yang sunyi, Draco terhuyung ke belakang. Ia sangat terkejut dengan pukulan itu hingga mantranya terputus dan buku yang ia terbangkan akhirnya terjatuh.

"What the—apa yang baru saja kau lakukan?!" Draco membentak, tapi bisa dipastikan ia sama sekali tak menyangka datangnya pukulan itu. Tangan anak itu berayun dan tongkat kini terarah tepat di depan wajah Irianna. Draco memberikan ancaman terakhirnya.

THE LAST BLOOD (Muggleborn)Where stories live. Discover now