4-Teman Dari Lemari

86 18 4
                                    

---

Ting... tong....

Denting jam BigBen dari pusat Kota London terdengar samar di kamar Irianna yang sunyi, bunyi deru kereta api terakhir dari Stasiun King's Cross pun baru saja terdengar beberapa menit lalu, menandakan jika waktu telah memasuki pukul dua belas malam. Berada jauh dari jalanan besar yang ramai membuat keadaan di sekitar panti benar-benar sunyi. Semua orang sudah tertidur lelap kecuali Irianna yang masih duduk dengan tenang di atas tempat tidurnya, ditemani oleh sinar bulan dari luar jendela dan juga cahaya lilin di meja nakas yang menjadi penerangan utama.

Sambil bergelung dalam selimut tipis yang lusuh, ia membuka lembar demi lembar novel fiksi tua milik Miss Matilda yang sejatinya sudah ia baca ratusan kali. Di kamar ini, ia punya satu rak berisi buku koleksi Miss Matilda dan setiap malam sebelum tidur ia selalu menyempatkan diri membaca satu buku dari rak itu. Tak peduli meskipun ia sudah membaca buku-buku itu berulang kali dan sudah tahu persis ceritanya seperti apa, membacanya tetap menyenangkan. Cerita-cerita itu membantunya menyegarkan pikiran dan menstimulasi memori-memori bahagia, yang menghindarkan dirinya dari mimpi buruk tiap kali ia tertidur.

BRAKK!!!

Irianna berjengit kaget, ia sebenarnya sudah terkantuk-kantuk sejak tadi dan nyaris saja tertidur jika saja suara bedebam itu tidak datang dan menampar kesadarannya hingga naik ke level tertinggi, sial. Kantuknya lenyap tergantikan oleh perasaan was-was dan juga jengkel pada apapun yang menimbulkan suara keras itu. Ia mengambil cawan lilin di meja dan mengarahkan itu pada lemari kayunya, suara itu berasal dari dalam sana dan kini berubah menjadi bunyi grasak-grusuk disertai suara cakaran halus seolah apapun yang ada di sana sangat ingin keluar sekarang juga.

Sadar bahwa ada sesuatu di dalam lemarinya, Irianna pun mendekati lemari itu sembari menenteng bantal sebagai senjatanya. Ia berpikir jika itu adalah hewan liar seperti musang atau tikus yang mungkin sedang bersembunyi di dalam lemari dan secara tak sengaja ikut terkunci. Ini bukanlah kasus yang luar biasa, musang dan tikus memang sering berkeliaran di area ini, minggu lalu musang juga masuk ke dalam kamar Lucas dan mereka semua harus begadang untuk mengusirnya keluar. Rumah ini memang punya banyak lubang kecil yang memungkinkan hewan liar untuk masuk.

Dengan waspada ia membuka pintu lemari itu. Ini tidak sulit, ia hanya perlu mengusir hewan liar itu keluar dan ia bisa tidur kembali dengan nyenyak....

Sayangnya, apa yang ia lihat sangatlah jauh dari perkiraan.

Irianna melotot, tubuhnya menegang kaku saat melihat sesosok makhluk kerdil sedang duduk di dalam lemarinya. Matanya bulat hitam, wajahnya keriput menakutkan seolah makhluk itu tak pernah tersenyum dalam hidupnya, hidungnya mancung melengkung dengan pakaian putih bersih dan memakai topi kecil dengan warna senada. Makhluk itu juga menatap Irianna sama terkejutnya.

"H-hai?"

"AAAHHH!!!" Irianna berteriak antara kaget dan ketakutan. Bantal yang sudah dalam mode menyerang dengan sigap ia lemparkan sekeras mungkin ke arah makhluk aneh itu. Ia tak tahu apakah serangan itu cukup atau tidak, tapi ia sangat berharap ia tidak akan mendengar suara serak cempreng dari makhluk itu lagi. Ia tidak menduga jika makhluk itu bisa berbicara!

"Tunggu! Ms. Jhessail, anda sa-"

"AAAAAHHHHHH!!!!!!" Irianna jadi semakin panik saat mendengar makhluk itu menyebutkan namanya. Bagaimana dia bisa tahu? Apakah dia malaikat maut? Apakah aku akan mati?? Kepanikannya membuat Irianna secara tak sadar mulai melemparkan apapun yang bisa ia jangkau : buku, alat tulis, bantal, selimut, apapun. Tapi makhluk itu tetap kukuh berdiri ditempatnya dan hanya menangkis semua lemparan Irianna.

"T-tunggu!!" Makhluk itu bergidik ngeri melihat Irianna mengangkat kursi kayu dan hendak melemparkan itu juga padanya. Dengan cepat makhluk itu menjentikkan jarinya dan tubuh Irianna langsung kaku seketika.

THE LAST BLOOD (Muggleborn)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz