Bag 10 - Potongan Cerita Rania.

13 3 0
                                    

"Kadang, ketika kita bertindak keadilan, ada saja yang tidak menyukainya. Kenapa?"

*Farania Arika*

*

Panas. Satu kata itu yang bisa Agha jabarkan, pria beriris abu-abu ini sedikit menyipit ketika ia mendongak sedikit ke sisi atap rumah, ia segera masuk ke dalam kamar lalu menutup pintu balkonnya.

Ia terduduk di kasur lalu Agha merenung sejenak, ia memikirkan bagaimana ia bisa menyelesaikan masalah yang di alami Rania, ia terus memikirkannya hingga dari pagi tadi ia tak bisa tenang. Ia benar-benar tak bisa membiarkan orang-orang itu terus membully Rania terus-menerus.

Ia berpikir, apakah Rivan mengetahui kalau Sepupunya di Bully? Rasa-rasanya cukup aneh kalau pria tersebut tak mengetahuinya.

"Gue mesti kerumahnya si Rivan nih." setelah berkata demikian Agha bangun dari duduk seraya mencari kunci motornya dan berniat untuk pergi ke rumah Rivan, pasalnya Rania tengah berada disana untuk berdiam diri sebentar.

Setelah bersiap lalu ia lekas membuka pintu kamar dan tanpa disangka ternyata Dinda sedang berdiri di depan pintu kamar Agha.

"Ngapain?" tanya Agha dengan nada bingung, ia heran mengapa Kakaknya ada disini.

"Lo mau kemana?"

"Orang nanya malah balik nanya."

"Jawab aja si." Dinda mencegah Agha dengan tubuhnya, "Ke rumah Rivan, ya?" ia asal menebak dan Agha terkejut sesaat.

"Udah ah awas, buru-buru gue." Agha menepikan tubuh Dinda dengan tangan kirinya, lalu ia berlari kecil sembari menuruni anak tangga, dalam beberapa saat Agha menghilang dari pandangan Dinda.

"Gue mau ikut, bego." Dinda mengembuskan napas dalam-dalam, ia ingin ikut pergi ke rumah Rivan pasalnya ada satu hal yang ingin ia pastikan pada pria itu.

*SAGHARA*

Agha terus melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, ia tak sabar ingin bertemu Rania, rasa penasaran mengapa Rania bisa di bully itu menjadi suatu misteri untuknya, ia melihat kalau gadis itu bukan lah anak nakal yang suka membuat onar.

Dalam beberapa menit ia sampai di depan rumah besar milik keluarga Rivan, ia melihat ada seorang gadis cantik sedang menyirami tanaman di halaman rumah. Ia segera turun dari motor lalu berjalan menuju pagar tinggi dan ia memanggil gadis tersebut dikarenakan ia tak tahu siapa dia.

"Hey, bisa bukain pager?" tanya Agha ketika gadis bermasker itu menghampirinya. Mata gadis itu membulat, ia membuka masker lalu berkata, "Agha? Ngapain disini?" tanyanya sambil membuka pintu pagar.

"Siapa - Rania?" Agha segera menarik lengan Rania lalu membawanya ke dalam rumah besar ini. Rania berusaha melepaskan genggaman Agha, namun kekuatannya kalah besar dengan pria ini.

"Kenapa sih!?" Rania melepaskan diri dengan paksa, cengkraman tangan Agha sangat kuat sehingga menyebabkan bekas merah di tangannya.

"Sorry, gue ga sengaja." Agha merasa bersalah karena sudah menarik Rania begitu saja tanpa persetujuan darinya.

Rania sedikit marah dengan tindakan Agha barusan, namun gadis ini berusaha sedikit memaklumi. Ia berjalan menuju tangga rumah ini, tepatnya ia ingin memanggil Rivan yang sedang tertidur di kamarnya.

SAGHARA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang