Extra Part : Surat Untuk Ayah Dari Antares

3.3K 157 6
                                    

Untuk Ayah yang Antares sayang :

Maaf Yah aku belum bisa jadi anak Ayah yang bisa Ayah bangga kan, Maaf aku tidak bisa seperti Bang Vano atau Alvares yang bisa Ayah bangga kan. Aku hanya seorang anak bodoh yang gagal dari segala hal, aku tidak marah ke Ayah karena memperlakukan aku seperti ini. Ayah tidak salah, aku yang salah karena lahir di dunia ini sebagai anak yang bodoh.

Aku menulis surat ini sebelum keadaan aku semakin parah, Yah aku juga sakit tapi aku diam. Karena aku tidak mau di anggap lemah dengan kalian, aku tau pasti jika aku bilang ke kalian soal penyakit ku kalian tidak akan kasihan melainkan bilang aku sebagai anak yang mencari perhatian.

Ayah aku sangat ingin menonton sepak bola bersama Ayah seperti yang di lakukan Ayah dengan Alvares, aku juga mau di ajak Ayah pergi ke tempat-tempat yang aku suka seperti Ayah mengajak Bang Vano dan Alvares. Tapi itu tidak pernah terjadi, itu hanyalah ada di kepala ku.

Ayah tau hari ini adalah hari dimana anak sialan ini, anak bodoh ini akan memberikan jantungnya kepada anak Ayah yang sangat sempurna itu. Ini kan yang Ayah mau?, memberikan jantung ku ke Alvares untuk Alvares bertahan hidup. Maka baiklah akan aku turuti apa yang Ayah mau, semoga Ayah baca surat ini tidak membuang surat ini ke tempat sampah.

Ayah anak sialan mu ini sudah siap pergi dari dunia ini, meninggalkan dunia yang penuh luka bagi aku.

Semoga Ayah tidak membenci aku lagi, Antares sayang Ayah.

Selamat tinggal Ayah, Antares Bagaskara mulai hari ini tidak akan menganggu kehidupan keluarga Bagaskara.

Dari Antares Bagaskara

Aska menangis setelah membaca surat dari Antares, dia merasa tidak becus sebagai seorang Ayah. Hari ini adalah hari ke empat puluh hari Antares pergi.

"Ares seharusnya Ayah yang minta maaf ke kamu, maaf Ayah belum bisa jadi seorang Ayah yang baik ke kamu."

"Selalu memaksa kamu untuk mendapatkan nilai yang sempurna, Ayah minta maaf karena belum bisa bahagian kamu."

"Ayah sayang sama Ares, semoga kamu mau maafin Ayah jika nanti kita bertemu lagi di alam yang kekal. Tunggu Ayah di sana ya Res, Ayah hari ini akan pergi ke tempat kamu."

Aska keluar dari kantornya, dia mengabaikan sapan dari karyawannya. Dia hanya berfokus untuk pergi ke makam Antares, dia akan menemui putranya itu.

🍂🍂🍂

Mobil Aska sampai di makam Antares, dia membawa bunga untuk ia berikan di makam Antares.

Aska duduk di sebelah batu nisan yang bertuliskan nama Antares Bagaskara.

"Selamat ulang tahun anak Ayah, hari ini adalah hari dimana kamu di lahirkan di dunia ini bersama Alvares dan hari ini juga adalah hari ke empat puluh kamu pergi meninggalkan Ayah. Ayah minta maaf ya, karena belum bisa jadi Ayah yang baik untuk kamu."

Aska menatap lekat nisan yang ada di depannya, dan muncul senyuman yang selalu Antares berikan ke dirinya.

"Res kenapa kamu tidak seperti Alvares dan Vano, yang bisa bikin Ayah bangga."

"Maaf Yah, karena aku belum bisa jadi Bang Vano dan Alva."

"Kamu itu gak tau di untung!, saya sudah membiayai sekolah kamu. Dan buktinya sekarang kamu malah bersikap tidak sopan sama saya, dasar anak tidak tau di untung!"

"Kenapa Yah?, kenapa Ayah selalu melukai hati Ares?"

"Kamu itu hanya sakit kepala!, tidak sakit parah seperti Alvares!"

"Tapi kepala aku benar-benar pusing Yah."

Semua suara bentakan yang di berikan dirinya ke Antares, berputar di telinganya. Dan saat-saat dirinya memukuli Antares tanpa ampun juga terlintas di pikirannya.

Drrrrt

"Ayah."

"Ada apa Al?"

"Ayah kapan pulang?, Ayah ingatkan hari ini hari apa?"

"Iya, Ayah ingat. Bentar lagi Ayah pulang, Ayah sedang ada di rumah adik kamu."

"Ayah ada di Antares?"

"Ya."

"Kok Ayah gak ajak aku, aku kan mau kesana juga. Mau ngucapin selamat ulang tahun."

"Nanti kita ke sini bareng-bareng."

"Yaudah."

Telpon di matikan dengan Alvares, Aska kembali melihat ke batu nisan Antares lagi.

"Ayah pamit pulang dulu ya, sekali lagi selamat ulang tahun Antares Bagaskara."

I'm Your Son Too || Eric Shon [END]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora