Bab 11 ~Takdir Jodoh Kesa~

6 1 0
                                    

Utusan perwakilan Negara Barat pun tiba di Negara Nata. Semua berjalan lancar aman dan terkendali. Tidak ada serangan dari perompak maupun angin jahat yang datang. Ratu Aadina Nata menyambut mereka dengan antusias. Dan akhirnya perjanjian kesepakatan batu bara pun di tandatangani dengan syarat-syarat yang ada. Utusan Negara barat tampak senang dan mereka berlibur beberapa saat di pantai laut Negara Nata yang indah.

Kesa pun kembali ke Adelard untuk menyampaikan kabar dan menagih janjinya untuk tidak menikah dengan Aria. Namun Kesa juga merencanakan sesuatu agar dia bisa menikah dengan Sekar.

.

Kaisar Toma Adelard dan semuanya telah menunggu Kesa di aula istana termasuk disana Kaisar Volker Grizelle.

"Selamat datang anakku! Tidak ku sangka kau berhasil menjalani misi besar ini. Tenju saja itu karena kau adalah anakku.. hahaha" kata Kaisar Toma tertawa bangga.

"Tentu saja dia berhasil, itu karena Aria yang membantu. Dia sama sekali tidak ada kemampuan melakukan semua itu" kata Volker.

"Kau benar, untung saja Aria berpihak padaku. Aku heran kenapa Aria tidak berpihak pada Yang Mulia yang sangat terobsesi dengan Adelard ini?" Kata Kesa membalas sindiran Volker.

Volker hanya terdiam dengan kesal.

"Aku disini ingin menagih janji Ayah. Karena aku berhasil membuat utusan Negara Barat menyetujui perjanjian batu bara dan aku juga mempertahankan keamanan perbatasan Negara Nata, maka aku tidak perlu menikah dengan Aria. Sebagai gantinya aku ingin menikah dengan Sekar Nata" kata Kesa.

"Mmm sepertinya kau lupa satu hal, Sekar bukanlah seorang putri. Dia tidak boleh menikah denganmu" kata Kaisar Toma.

Kesa pun memerintahkan Kasim Lii untuk menyampaikan segulung kertas. Itu adalah surat resmi dari Ratu Aadina Nata atas pengangkatan Sekar menjadi seorang putri karena jasa nenek Sekar sebagai tetua Negara Nata yang sangat dihormati.

Rupanya sebelum kembali Kesa meminta Ratu Aadina untuk mengangkat Sekar menjadi putri sebagai imbalan karena ia membantu negara Nata agar dia bisa menikah dengan Sekar dan tidak ada aturan yang melarang.

"Tidak mungkin!! Ratu Aadina benar-benar licik!!" Kata Volker semakin kesal.

"Baiklah. Jika itu keinginanmu. Lalu kapan kau akan menikah?" Kata Kaisar Toma.

"Terimakasih Yang Mulia" kata Kesa yang tersenyum bahagia mendengarnya. "Hari ini. Hari ini kami akan menikah" kata Kesa sambil memperintahkan Kasim Lii untuk membawa Sekar masuk ke aula.

Sekar memasuki ruangan dengan pakaian pengantin dengan penutup kepala. Kesa pun juga dipakaikan baju pengantin oleh Kasim Lii. Mereka berdiri menghadap kaisar.

"Apa kau yakin Kesa? Jika itu maumu, Ibu akan merestuimu menikah dengan orang yang kau cintai" kata Permaisuri Mesha Adelard.

"Terimakasih ibu" kata Kesa. Ia pun memegang kedua tangan Sekar dengan mengucapkan janji pernikahan dan bersulang silang untuk mengesahkannya. Semua dayang-dayang dan prajurit Kesa bersorak sorai ikut bergembira karena mereka telah melihat Kesa dan Sekar tumbuh bersama sekian lama.

Kini saatnya membuka penutup kepala.

Betapa terkejutnya Kesa ternyata dibalik penutup kepala wanita yang dinikahinya bukanlah Sekar melainkan Aria. Semua orang pun ikut terkejut.

"Tidak mungkin!! Dimana Sekar??! Kalian apakan dia? Tidak kusangka kau membodohiku selama ini!!" Teriak Kesa kepada Aria seakan tak percaya. Aria hanya diam mendengarnya.

"Hahaha.. takdir kalian memang tidak terpisahkan. Mungkin Sekar saja yang tidak mau menikah dengan Pangeran" kata Kaisar Volker Grizelle.

"Omong kosong apa yang kau bicarakan? Sekar yang mengatakan sendiri kalau dia ingin menikah denganku! Katakan dimana dia? Kalau sampai terjadi sesuatu padanya, kalian akan tau akibatnya!" Kata Kesa sangat marah.

"Tenang saja. Dia baik-baik saja. Dia tidak bisa melakukan apapun sekarang karena nyatanya Pangeran Kesa telah gagal menjalankan misi. Dan dengan itu Pangeran harus menikah dengan Aria untuk menyelamatkan Negara Nata dan juga mengamankan Negara Adelard" kata Volker.

"Apaa? Apa kau sadar apa yang kau katakan? Semua orang tau kalau aku..." kata Kesa. Belum sampai ia selesai berkata langsung disambung oleh ayahnya Kaisar Toma Adelard.

"Kalau kau telah gagal. Panglima baru saja memberitahuku kalau sekarang salah satu utusan Negara Barat telah diserang oleh makhluk tidak terlihat di pantai dan dia mati. Oleh sebab itu mereka menarik perjanjiannya. Batu bara merupakan hal yang penting bagi Negara Nata. Maka sesuai dengan perjanjian sebelumnya, Kesa harus menikah dengan Aria. Sekarang kalian sudah menikah, jadi Negara Grizelle harus siap membantu Negara Nata dan Adelard. Apa kau siap Kaisar Volker?" Kata Toma Adelarld.

"Dengan senang hati Yang Mulia" kaya Volker dengan tersenyum gembira.

"Tidak mungkin, aku telah memutus polanya dan sudah beberapa hari tidak ada lagi yang mati mendadak. Lalu bagaimana mungkin?" Kata Kesa berbicara pelan dengan dirinya sendiri.

Lalu seseorang masuk menerobos pintu aula. Prajurit berusaha menghalanginya. Itu adalah Sekar.

"Biarkan dia masuk!" Kata Toma.

"Sekar!!" Kesa memanggilnya.

Sekar berjalan menuju ke tengah aula dan berlutut sambil menangis. "Maafkan kelancangan saya Yang Mulia, hamba tidak masalah jika tidak menikah dengan Pangeran Kesa karena saya sadar saya bukan siapa-siapa, tapi semua ini telah dirancang oleh mereka Kaisar Volker dan termasuk Aria Yang mulia. Demi untuk menikahkan Aria dengan Pangeran Kesa. Bahkan Aria juga telah membunuh orang tuaku" kata Sekar.

"Apakah maksudmu makhluk tidak terlihat sebagai penyebab kekacauan ini adalah ulah dari Negara Grizelle?" Kata Toma.

"Lancang!!! Jangan sembarang bicara!! Berani-beraninya kau wanita bodoh memfitnah kami! Apa bukti semua itu? Kau tau hukuman bagi pemfitnah, maka kau harus dihukum mati!" Kata Volker tidak terima.

"Sekar tidak akan mati! Akan kubuktikan kalianlah pelaku dari semua ini. Aku lebih percaya Sekar daripada kalian semua!!" Kata Kesa sambil berjalan membawa Sekar pergi dari aula istana.

Aria yang melihatnya hanya diam. Pelan-pelan air matanya menetes. Begitu pula darah juga menetes dari mulutnya.

.

"Sekar apa kau baik-baik saja? Maafkan aku yang tidak bisa melindungimu dan keluargamu. Bahkan aku sudah terlanjur menikah dengan Aria. Tapi apa maksudmu bahwa semua ini adalah ulah Negara Grizelle? Apa kau melihatnya sendiri?" Kata Kesa kepada Sekar. Mereka duduk di bawah pohon leci yang rindang.

"Aku sangat sedih sekarang. Kita mungkin memang tidak ditakdirkan bersama tapi aku tidak terima jika kau menikah dengan Aria, setelah ku tau ini semua telah dirancang olehnya. Terlebih lagi orang tuaku. Aku berjalan ke kamar orang tuaku sambil memakai baju pengantin sesaat sebelum kau menghadap Yang Mulia Kaisar Toma. Tapi saat aku akan masuk, aku melihat Aria juga di dalam bersama makhluk angin jahat itu dan orang tuaku juga. Aku mengintip dari luar dan melihatnya sendiri Aria memerintahkan makhluk jahat itu untuk mengacau kembali Negara Nata dan setelah itu ia mengeluarkan pedangnya dan menebas kedua orang tuaku. Aku terkejut Kesa, tanpa sadar aku berteriak. Aria menyadarinya dan datang langsung menghampiriku dan memukul tengkukku. Dan sejak itu aku pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi" kata Sekar.

"Dia memang jahat. Benar rumor selama ini dia memang kejam dan sadis. Tapi aku tidak menyangka atas semua yang dilakukannya membantu kita di Negara Nata, ternyata hanya palsu dan cara untuk mengawasi kita. Seharusnya aku tidak mempercayainya sejak awal" kata Kesa. "Lalu apa ada orang yang melihatnya juga Sekar?"

"Tidak ada Yang mulia hanya aku. Tapi sebenarnya di dalam kamar itu juga ada adikku Tobi Nata. Tapi saat itu dia sedang tidur karena ia sedang sakit. Dan ia tidak tau mengapa ibu dan ayah meninggal" kata Sekar.

"Lalu bagaimana kita membuktikan bahwa mereka adalah dalang dari semua ini. Aku akan menyelidikinya. Sekarang dimana jenazah ayah dan ibumu?" Kata Kesa.

"Jenazah ayah dan ibu sedang diperiksa. Aku tidak diizinkan masuk. Setelah diperiksa Ayah dan Ibu akan lebih baik langsung ku kebumikan disini, karena jika dibawa ke Negara Nata memakan waktu yang lama. Lagipula tidak ada siapapun disana. Yang aku punya sekarang ialah Kesa dan Tobi" kata Sekar.

"Tenang saja. Aku pasti menjagamu Sekar." Kata Kesa sambil meletakkan kepala Sekar ke pundaknya. Mereka memejamkan mata dan meneteskan air mata bersama.

Bersambung..
Written by Dewi Meliana😊

Nine PainWhere stories live. Discover now