Bab 10 ~Wajah Aria~

12 1 0
                                    

Aria berdiri dengan lengan bersimbah darah. Darahnya menetes dengan deras. Ia sedang memikirkan cara mengalahkan Monster itu.

Kesa melihatnya dari jauh. Ia tiba-tiba merasa malu. Lukanya tidak sebanding dengan Aria. Tapi Aria seperti biasa saja, tidak merasakan sakit sama sekali.

Monster itu menyerang lagi. "Matilah kalian!!!!"

Aria mengeluarkan jurus telepati ke Monster Gurita tersebut. Gurita itu seperti masuk ke dalam pikiran Aria. Dan melihat ternyata benar bunga itu untuk menyelamatkan Sekar bukan untuk keserakahan. Namun kelemahan jurus itu adalah Monster Gurita tersebut jadi bisa melihat masa lalu Aria.

"AaaaAaaAaaa!!!!! Apa ini??? Cukup cukup aku tidak kuat!!! Baiklah akan kuberikan bunga itu tapi tolong lepaskan jurus ini!!" Kata monster itu kesakitan.

Aria melepaskan jurusnya. "Apa kau mengerti? Aku bisa melakukan apapun jika kau membocorkannya. Kau sudah tau aku. Aku bukan orang jahat kan? Cepat berikan bunga itu!" Kata Aria.

"Hmmph baiklah. Tidak kusangka kau ternyata..." kata Monster Gurita.

"Tolong lakukan 1 hal lagi untukku" kata Aria mengeluarkan jurus telepati lagi untuk memberitahu Gurita itu.

Gurita pun mengeluarkan bunga di setiap tentakelnya dan memberikan satu untuk Aria. "Ada satu hal yang harus kau tau, aku tadi bisa melihat masa lalumu yang aku yakin kau bahkan tidak mengetahuinya". Kata Monster Gurita sambil masuk ke dalam kolam dan menghilang.

Aria mengernyitkan dahinya. "Ayo keluar, kita sudah mendapatkan bunga Andeliir itu" kata Aria sambil berjalan dengan santai.

Kesa bangkit sambil dibopoh oleh Kasim Lii untuk membantunya berjalan. Kesa masih heran dengan Aria. "Aria terimakasih telah membantuku dan Sekar sekali lagi, ini semua berkat dirimu. Tapi apa kau baik-baik saja? Lukamu kelihatan sangat parah" kata Kesa.

Aria berhenti dan melihat lukanya sekejap, lalu ia pun lanjut berjalan. "Luka ini? Selama aku masih bisa merasakan jariku, ini bukanlah apa-apa, hmmph rasanya hanya seperti digigit semut"

"Waahh apa maksudnya itu Yang Mulia? Yang benar saja, padahal darahnya terus menetes dari tadi. Apa putri Aria itu batu, hingga tidak merasakan apa-apa?" Kata Kasim Lii.

"Hush kau diam saja!" Kata Kesa.
Kasim Lii pun menutup mulutnya dengan tangannya.

Sudah sampai mereka di luar. Aria pun membersihkan lengannya yang terluka.

Kesa terkejut karena kapal-kapal perompak tadi tenggelam ditarik oleh Monster Gurita dengan tentakel-tentakelnya.

"Jadi Aria memerintahkan monster untuk melakukan itu? Dia benar-benar hebat" kata Kesa.

Kesa berbalik dan memanggil Aria yang sudah berjalan jauh menuju pulang sambil berteriak dan tersenyum "Ariiaaaaa!! Kau benar-benar hebat!!!! Kau terbaik!!!".

Aria yang berjalan membelakangi Kesa hanya melambaikan tangannya dengan santai.

.

Keesokan harinya mereka sampai ke rumah Sekar. Sekar masih terbaring dengan lehernya yang menghitam semakin lebar.

"Kita harus cepat mengobatinya Tabib" kata Kesa.

"Baik Yang Mulia, saya akan mengolahnya terlebih dahulu" kata Tabib sambil membawa bunga Andeliir untuk diracik.

Tiba-tiba rombongan penyusup menyusup ke kamar Sekar dengan pakaian serba hitam dan penutup wajah. Mereka menghunuskan pedang ke Sekar yang sedang terbaring untuk membunuhnya.

Kesa yang menyadari ada hal aneh di dalam kamar Sekar pun menerobos masuk. Ada sekitar 6 orang penyusup disana dan mulai menyerang Kesa karena telah ketahuan. Kesa bertarung dengan pedangnya berusaha melawan serangan mereka semua. Prajurit ikut membantu tapi sia-sia. Mereka terluka dan kalah karena penyusup itu memiliki kemampuan bela diri yang tinggi.

Nine PainWhere stories live. Discover now