28. [ Expressed ]

11.7K 2.1K 1.1K
                                    

"Nevaniel!"

Panggilan dari arah belakang membuat pandangan antara lia dan Nevan terputus. Ibu dan anak itu menoleh dan mendapati Gerald berserta ke tiga putranya. Dibelakang terlihat Devina maupun Ryan mengekor.

"Kau?!" Devina menutup mulutnya menggunakan telapak tangan. Merasa terkejut dan tidak menyangka melihat wanita yang sangat di bencinya kembali hadir dan sekarang berada tepat berhadapan.

Ryan yang tidak mengenal dua orang didepannya mulai mengerti saat wajah wanita yang sedang menangis itu jika dilihat lebih teliti sekilas mirip Nevaniel.

"Papa."

Gerald menatap khawatir sang anak yang memanggilnya dengan tatapan kosong. "Kemari Nevan. Bukankah tadi siang kamu ingin pulang? Ayo kita pulang bersama, abang mu juga ikut menjemput."

"Bunda masih hidup, ya?" Bukannya menurut, Nevan malah melemparkan pertanyaan yang membuat lidah siapa saja kelu untuk menjawab. "Papa berbohong."

"Tidak!" Gerald menyangkal cepat.

Merasa suasana memanas, Zefran maju untuk membawa Nevan ke dekapannya. Namun sebelum hal itu terjadi, seseorang lebih dulu menghalangi hingga langkahnya terhenti.

"Lama tidak bertemu bocah. Bagaimana kabarmu?"

Zefran ingat betul pria yang saat ini tersenyum mengejek. Orang yang mendorongnya saat menahan lia agar tidak pergi dari rumah sekaligus pelaku utama yang membuat hubungan kedua orang tuanya hancur.

Zefran menarik sudut bibirnya. "Look at this, bastard asking me what is up."

Senyum devan luntur tergantikan ekspresi geram. "Jangan sok berlagak hebat."

"Basa-basi mu terlalu basi. Aku ingin menjemput Nevan, sekarang enyah dari hadapanku."

"Untuk apa kau menjemputnya? Nevan sudah bertemu dengan ibu kandungnya yang selama ini dianggap mati." Devan menekan kata terakhir dan melirik Gerald dari ekor mata.

Gerald terlihat tak peduli, pria itu hanya memusatkan atensinya pada si anak bungsu yang kini dipeluk oleh mantan istrinya.

"Memangnya anak mana yang masih mengakui wanita mura--"

"Zefran." Kevan memotong ucapan sang adik sebagai peringatan. Meskipun apa yang akan dikatakan zefran itu benar, tetap saja lia adalah wanita yang telah melahirkan mereka.

"Bodoh," gumam devan.

Zefran memicingkan matanya tanda tidak suka. "Siapa yang kau maksud?"

Devan tertawa mengejek sambil melangkah tepat kehadapan zefran. Mendekatkan mulutnya dengan telinga zefran, kemudian berbisik. "Tidak heran seorang ibu meninggalkan anak-anak serta suaminya karena suatu alasan. Kalian bodoh, Gerald miskin dan juga.. Bayi cacat yang sangat menyusahkan."

Bugh!

Semua mata membulat terkejut ketika zefran melayangkan bogeman mentahnya pada Devan yang langsung tersungkur. Bukan hanya satu kali, remaja itu terus memukul pria yang menghancurkan rumah tangga orang tuanya dengan membabi buta.

"Tahan adik kalian cepat!" Devina mendorong twins agar bergerak bukannya menonton.

Kevan dan kevin segera menarik zefran agar menjauh. Meskipun telah di tahan, zefran tetap memberontak dan meneriaki Devan dengan kata-kata kasar.

Sementara itu, Nevan menyusupkan tubuhnya semakin dalam pada pelukan Lia. Ia takut melihat abangnya yang terlihat seperti kesetanan.

Gerald berjalan mendekat ke arah si manis dan mantan istrinya. Ia menggapai lengan kecil sang anak, namun tak disangka bocah itu menarik dan langsung menyembunyikan tangannya dari pandangan Gerald. "Nevaniel?"

NEOTEROSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang