• ①⑥ ┊ 𝙲𝚘𝚖𝚙𝚕𝚊𝚒𝚗𝚝

1.5K 247 4
                                    

Masih di UKS dan yang terjadi setelah tragedi antara Kiki dan [Name], saat ini gadis itu tengah bergelung dalam selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Lain halnya dengan Kiki yang memojok dengan wajah memerah sepenuhnya.

"Itu pacar kak [Name] kenapa?"

"Gak tau, pacarnya kak [Name] bukannya bang Sho ya?"

"Masa sih, berarti tadi itu apa?"

"Gak tau, kok jadi tanya aku."

Di sisi lain Upi tersenyum sambil memandangi foto di handphonenya. 'Kejadian langka berhasil didokumentasikan. Rasanya jadi pengen kubagiin ke yang lain, tapi nanti salah paham. Huhu... Bingung deh mau dukung [Name] sama siapa.' "Wah dapet momen langka tuh, bagi dong." Amu tiba-tiba berada di samping Upi sambil ikut memperhatikan foto di handphone Upi.

"Hehehe"

'Huft, kalo aku yang jatoh, pasti ga ada yang nangkep. Aku juga mau jadi favoritnya seseorang....' "Pengen punya pacar." Gumam Upi. "Oi kalian." Panggilnya ke tiga lelaki yang sedang adu otot lengan. "Diantara kalian, gak ada gitu yang mau jadi pacarku?" Upi berpose sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Gak ah, pacarku lebih cantik." Tolak Lin.

"Kamu bukan tipeku." Jawab Sho malas.

"Maaf, aku nggak berminat." Tolak Toro halus.

Ouch- definisi sakit tidak berdarah sekarang Upi rasakan, ditolak tiga cogan sekaligus.

⊱༻❃༺⊰

Pulang sekolah Upi duduk termenung di area belakang sekolah sambil menghisap rokok ditemani seekor soang dan [Name] yang baru datang.

"[Name]."

"Hm."

"Tukeran hidup yuk. Enak banget jadi kamu, hidup sempurna yang diimpiin banyak orang. Curang banget kalo aku doang yang gak ngerasain. Haha." Jayus. [Name] tidak menyukai sisi Upi yang selalu merasa insecure. Padahal gadis berambut cokelat panjang itu adalah anak paling kuat yang [Name] kenal. Dan [Name] menyukai Upi apa adanya tapi anak itu kadang pedenya tingkat dewa dan kadang insecure sampai down.

"Diam, aku gak mau adu nasib. Katanya kamu mau berhenti merokok?" [Name] menatap langit jingga sore hari. "Ini terakhir." Abu rokok berjatuhan oleh jarinya yang mengetuk batang rokok.

Memperhatikan rokok yang tergapit di jari Upi, matanya mengernyit. "Rokok enak ya? Coba dong." Tangan [Name] terulur hendak mengambil rokok Upi namun langsung ditepis oleh sang empu.

Plak

"Apaan?!"

"Bocil gak boleh ngerokok, ntar keterusan." [Name] mendecakkan lidah. "Aku sebulan lebih tua darimu ya Pi, lagian becanda doang sih." Ia mengambil permen di sakunya, memberikannya pada Upi.

"Tengkyu. Ngomong-ngomong [Name], lu masih suka Kiki?" Tanya Upi menginjak rokoknya yang masih tersisa setengah dan memakan permen yang diberikan [Name]. Gadis dengan kacamata menatap tanpa ekspresi. "Mungkin." Jawabannya terdengar ragu.

"Hah? Seriusan deh, sahabatan kok sama luka." [Name] hanya diam mendengar Upi melanjutkan kalimatnya. "Lu tau kan kalau level tertinggi dari mencintai itu merelakan?" Gadis bermanik (e/c) terkekeh sinis. "Merelakan ya, orang bodoh mana yang kasih tau begituan? Itu namanya berkorban bukan berjuang. Cinta itu ada untuk diperjuangkan bukan direlain gitu aja."

"Tapi dia gak ngejar kamu tuh."

"Aku tau."

"Lagian kenapa harus Kiki? Kenapa kamu gak cari yang lain aja?" Upi sejujurnya agak bingung apa yang membuat sahabatnya ini gagal move on. Hanya karena Kiki merupakan teman kecil [Name] atau karena hal lain yang tidak pernah diceritakannya.

[Name] sendiri tahu bahwa apa yang ia lakukan adalah hal bodoh. Terkadang gadis itu sering merutuki dirinya dalam batin. "Kamu pikir semudah itu?" Lirih sang gadis bersurai (h/c). Menatap sepatunya dengan pandangan teduh sembari mengaitkan jari-jari lentiknya.

"Sho suka sama kamu." Ujarnya santai. [Name] menghela napas lalu memangku dagunya dengan sebelah tangan. "Aku tahu kok." Upi tersentak yang untungnya tidak mengakibatkan gadis surai coklat itu tersedak permen. "Lah? Terus kenapa nggak sama Sho aja?! Dia kan termasuk kategori cogan loh. Jangan biarin diri kamu itu terluka cowok gak cuman dia doang, masih ada orang yang ingin sama kamu." Upi berdecih. "Buka matamu dan lihat orang yang selalu mengharapkan mu, juga seseorang yang menginginkan kamu."

Mungkin benar bahwa laki-laki bukan hanya Kiki saja, namun yang namanya menghilangkan perasaan bukanlah hal yang mudah. Buktinya banyak orang diluar sana yang gagal move on apalagi terjebak zona pertemanan. Dan itu terjadi pada [Name].

[Name] sempat tertegun mendengan penuturan sahabatnya. Namun itu tak berlangsung lama. "Puitis banget sih, sok bijak anda. Jijik dengernya." Matanya menyipit memandang Upi aneh. Upi pun geram. "Aelah tuh mulut filter dulu kek, dikasih saran malah dikata sok bijak. Serah lu dah [Name]." Kata Upi frustasi.

"Sendirinya juga kalo ngomong suka roasting orang mulu." Datarnya, detik kemudian [Name] tersenyum tipis sebelum kekehan halus keluar dari bibirnya. "Heeh... Bercanda Pi, ngomong-ngomong makasih loh. Mungkin aku bakalan coba buka hati buat-"

"Oi, katanya mau berhenti ngerokok." Kata Amu yang tiba-tiba datang.

"Hah? Nggak kok."

"Tapi bau rokok."

"Itu tadi."

"Kalian gak pulang?" Amu bertanya kala menyadari hari yang semakin sore. "Amu, tukeran hidup yuk, kayaknya enak jadi kamu." Upi bercelatuk. Amu mendengarnya. "Hoo..."

"Iya kan? Yang suka kamu banyak, gak kaya aku. Ummi-ku aja lebih bangga sama anak tetangga dari pada anaknya sendiri, hahaha. Kamu tuh harusnya bersyukur, Mu. Hidupmu gak sesusah aku." Keluhnya. Sebelum Upi melontarkan ucapannya lagi Amu segera membungkamnya. "Shhhh... Shhhh... Shut up. Sudahi bacotnya kawan, aku kesini bukan buat adu nasib sama kamu. Aku tahu kamu kalau lagi emosi bawaannya pengen maki-maki orang kan? Jadi ayo nginep di rumahku, kira nonton film pelakor biar kamu bisa maki-maki sepuasnya."

[Name] menyeringai. "Terharu ya?" Amu nyengir ikut menggoda Upi. "Jangan nangis heh." Upi menyangkal namun wajahnya tidak bisa berbohong. "Aku gak nangis, aku gak terharu."

"Udah, mending anter aku beli cemilan. Aku traktir deh." Ajak [Name] yang langsung membuat kedua sahabatnya itu berbinar.

"Gas!!"

"Gas!!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝗘𝗡𝗜𝗚𝗠𝗔  -【ᴡᴇᴇ!!! x ʀᴇᴀᴅᴇʀ】Where stories live. Discover now