• ①④ ┊ 𝚁𝚊𝚒𝚗

1.6K 261 9
                                    

Hujan turun tepat ketika jam pulang sekolah membuat sebagian besar berteduh menunggu hujan atau pun ada yang nekat menerobos. Namun yang dilakukan gadis bersurai (h/c) itu malah berdiri tepat di bawah guyuran hujan mengakibatkan dirinya basah beserta seragamnya. Jika saja di dalam drama atau anime, cuaca hujan biasanya menunjukkan keadaan sedih dengan suasana mellow.

[Name] berjongkok memeluk lututnya menghadap sungai yang mengalir didepannya. Menatap kosong dengan pikiran yang random. "Duh laper." Gumam [Name] ditengah suara gemericik hujan. Kepalanya mengadah menatap langit mendung tertutup awan. Detik itu juga ia berdecak kesal sebab air masuk tepat di mata kirinya.

"Ngerusak vibe aja."

⊱༻❃༺⊰

Gadis itu berlari dengan cepat menghampiri Sho dan juga Kiki yang berjalan berlawanan. Keduanya menatap terkejut [Name] yang basah kuyup dari ujung rambut hingga ujung sepatu. Belum sempat bertanya [Name] sudah lebih dulu menarik masing-masing sebelah tangan Sho dan Kiki kemudian membawa mereka ke tempat semula gadis itu berdiam diri.

"Ada apa? Kok bisa basah semua gini?" Tanya Kiki membuka suara pertama. "Kena hujan, tapi sekarang bantuin dulu." Kali ini Sho bertanya. "Bantu apa?" [Name] mengarahkan telunjuknya ke kolong jembatan. "Di sana ada anak anjing nyangkut, tolong bantuin."

Sho yang hendak menolong seketika terhenti. Ketika mendengar perkataan Kiki. "Minta tolong nya yang bener dong, masa datar gitu." Kiki berkata dengan ekspresi yang terbilang mirip kucing namun terlihat mengesalkan. Wajah [Name] yang datar kini semakin datar. "Kalau gak mau ya udah biar Sho aja." Kemudian gadis itu menarik tangan Sho.

Tak tinggal diam, Kiki mengangkat kerah sweater yang dikenakan [Name] layaknya kucing membuat gadis itu melayang dari permukaan tanah. Sho menatap tidak suka ke arah Kiki. Rasanya ia tidak menyukai ketika [Name] terlalu dekat dengan laki-laki lain selain dirinya.

"Ki..." wajahnya tertutup poni, akibatnya Kiki tidak tahu ekspresi apa yang ditampilkan [Name]. Meski jarang berekspresi tapi Kiki tahu apa yang terjadi pada [Name]. Tiba-tiba gadis itu menarik kerah baju lelaki bersurai biru itu lalu membenturkan kepalanya kuat.

Dug

Kiki terkejut lalu melepaskan cengkramannya secara tiba-tiba. Sontak hal itu membuat [Name] hampir jatuh yang untungnya segera ditangkap Sho dengan memegang pinggangnya.

"Anak anjingnya, bantuin dulu."

.

.

.

"Hati-hati, aku bantu dari sini."

"Bantu apa cuma diam disitu?" Protes Kiki ketika melihat [Name] yang diam memperhatikan di dekat pembatas.

[Name] menatap Kiki datar. "Bantu liat."

"Dimana anak anjing nya?" Tanya Sho.

"Sebelah ki- uh, kanan mu maksudnya."

"Itu disitu."

"Ki, pegang yang kuat." Titah Sho.

"Iya"

Setelah berhasil mengambil anak anjing itu [Name] segera mengambil alih dari tangan Sho setelah dioper padanya.

Setelah anjingnya aman kini Kiki dan Sho yang berusaha naik secara perlahan. Namun air hujan membuat peganggan Kiki pada jembatan licin sehingga keduanya jatuh tercebur ke sungai.

[Name] menengok ke bawah. "...butuh bantuan?"

⊱༻❃༺⊰

"Kita mau ke tempat si teteh dulu nih, Toro mau ikut gak?" Terdengar suara Upi yang tengah berbicara pada Toro diikuti Amu juga. Mereka sedang berteduh di terminal. "Ayo ikut! Kita nyimeng seblak." Ajak Amu namun Toro menolaknya. "Nggak makasih, aku cuma mau pulang dengan tenang tanpa kebasahan."

Tiba-tiba [Name] dan Sho datang sambil menimbrung. "Ikut"

"Allahuakbar! Kaget!" Karena terkejut Upi secara tidak sengaja menghantam tangannya pada wajah Amu. Sepertinya hal itu sudah menjadi kebiasaannya ketika kaget. Amu terkejut melihat keadaan temannya yang basah kuyup dari atas hingga bawah. "Ini kenapa kok pada basah kuyup?"

"Oh, tadi kita mau nolongin anak anjing, dia nyangkut di kolong jembatan. Tapi karena licin akhirnya kecebur." Jawab Kiki. "Untungnya, anak anjingnya selamat. Gak sia-sia basah kuyup begini." Setelah berkata demikian, senyum terbit di wajah Sho yang jarang ditampilkan ditambah anjing kecil yang terlihat memelas dengan puppy eyes nya. Hal itu membuat Upi berteriak histeris.

"Sumpah Sho tadi cakep banget! coba senyum lagi! Tadi ga sempet difoto!"

"Brisik."

Sementara Upi sibuk membujuk Sho dan Amu yang bersama anak anjing, [Name] tersenyum kecil sebab berhasil mengabadikannya di galeri. Tanpa ada yang tahu bahwa barusan gadis itu sempat memfoto diam-diam. Tetapi ponselnya tiba-tiba berbunyi, ternyata dia mendapat sebuah pesan. Detik itu juga [Name] segera mematikan ponselnya.

'Ck, ngapain pake jemput segala.'

Manik (e/c) mengalihkan pandangannya ke samping. Terlihat kendaraan yang melaju kencang refleks [Name] berdiri dibelakang Toro dan tak lama genangan air terciprat mengakibatkan semuanya basah dan kotor kecuali [Name] yang belindung dengan badan Toro.

"HOEK! MASUK MULUT! Pleh! Pleh!"

"Aaaa bajuku kotor semua."

"Guk!"

[Name] berpindah dari belakang Toro lalu menepuk bahunya. "Thanks Tor." Bersamaan dengan itu mobil hitam mewah berhenti di depan halte. "Duluan ya." Pamit [Name] lalu memasuki mobil.

Amu melambai. "Dadaaaah." Dan yang lain diam menatap mobil yang ditumpangi [Name] hingga menghilang dari pandangan. "Si [Name] dijemput?" Celetuk Upi yang masih mencengkram kerah Sho.

"Kan hujan, makanya dijemput."

"Iya ya. Yah, gak jadi nyimeng seblak dong."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝗘𝗡𝗜𝗚𝗠𝗔  -【ᴡᴇᴇ!!! x ʀᴇᴀᴅᴇʀ】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang