» Chapter 22

668 119 39
                                    

Jangan lupa vote bray, biar guwehj semangat 🥰

Met baca...

***

[Tes, tes 123.]

Suara Liuz terdengar di kepala.

'Tidak usah basa basi, langsung ke poin, Liuz Neron.'

[Loh? Kamu tidak merindukan aku?]

Asta membuat wajah jijik saat mendengar suara Liuz.

Percaya diri sekali.

'Aku cuma mencarimu untuk dijadikan samsak tinju, melepaskan rasa kesalku.'

[Jahat banget, gini-gini aku itu penjaga sekaligus pemandu kamu loh!]

Liuz berkata dengan nada lebay. Cuih, dasar alay.

'Bodo amat.'

Asta sama sekali tidak peduli.

Cale menatap Asta dengan wajah khawatir, 'Ada apa dengannya?' batinnya bertanya-tanya saat melihat keanehan yang terjadi pada saudara kembarnya.

[Bagaimana? Apa kamu terkejut?]

Liuz bertanya dengan nada menggoda.

Asta menatap kosong, 'Aku sangat terkejut sampai-sampai mau mati.'

Asta sangat-sangat menyesal memberikan tubuh manusia itu kepada Liuz. Sangat amat menyesal.

Tapi, apa yang dia bisa lakukan sekarang? Nasi sudah menjadi bubur.

Sulit untuk memindahkan Liuz, karena mungkin dia telah menyinkronkan kecocokan tubuhnya sehingga tubuh itu sekarang sudah menjadi miliknya.

[Hahaha! Guyonan yang bagus, Asta.]

Suara tawa Liuz menggema di kepala.
Asta memutar bola matanya malas. Tangannya mengepal. Ingin rasanya dia meninju wajah Liuz.

'Lihat saja nanti, akan kubuat dia menjadi bubur.' batin Asta membara.

'Aku tidak menyangka. Tubuh itu adalah milik seorang pangeran.' ucap Asta dalam pikiran dengan nada sinis.

Sekarang, Liuz adalah seorang pangeran kerajaan Roan.

Mungkin saja itu adalah pangeran keempat. Yah, Asta pikir tubuh itu hanyalah seorang rakyat jelata atau budak. Karena tubuh itu tergeletak di sebuah gang dan tidak ada yang mempedulikannya.

Tapi Asta memiliki dua teori.

Pertama, tubuh itu memang adalah seorang pangeran. Kedua, Liuz memanipulasi dan mencuci otak semua orang, sehingga orang berpikir dia adalah pangeran.

'Menjadi pangeran tidak cocok untukmu. Di mana letak berwibawanya? Sudah benar jadi babi, kenapa kau menolak?'

[Kejam banget!]

Suara Liuz terdengar seperti putus asa.

'Apakah aku terlihat peduli?'

Nada dingin Asta membuat Liuz sontak menggigil di depan aula sana. Beruntung, tidak ada yang memperhatikan karena semua orang sedang sibuk melihat putra mahkota dan Taylor serta Cage.

[Tapi Asta, bukankah akan bagus? Aku akan terlibat dengan cerita secara alami.]

'Kamu pasti memanipulasi orang-orang, kan?'

[....]

Liuz terdiam. Itu artinya teori kedua benar adanya.

Liuz mana mungkin seorang pangeran...

𝐌𝐎𝐑𝐓𝐀𝐋𝐀 (𝐓𝐎𝐂𝐅 𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂)Where stories live. Discover now