» Chapter 18

690 134 22
                                    

Asta membanting pintu dan menatap cemas ke sekitar.

"Orabeoni! Apa orabeoni baik-baik saja? Aku terbangun karena merasakan kekuatan aneh di sini."

"Asta, apa yang kamu lakukan?"

Cale menatap Asta yang khawatir. Segera Asta berlari ke arahnya.

"Syukurlah Orabeoni baik-baik saja! Aku, aku merasakan kekuatan aneh di sini ..." ucapnya dengan nada gemetar.

"Tenang Asta, aku baik-baik saja."

Cale memeluk Asta dan mengusap punggungnya. Berusaha menenangkan saudara kembarnya yang gelisah.

Setelah merasa tenang, mereka melepaskan pelukannya. Cale menjelaskan bahwa itu kekuatan dari Cage. Mereka bertiga baru saja bersumpah untuk tidak mengungkapkannya.

Mata Asta melebar. Jadi dia salah paham ya ...

"Begitu ...?"

"Iya, kamu jangan khawatir."

Cale tersenyum untuk menenangkan saudara kembarnya bahwa tidak ada yang terjadi padanya.

"Ah, maaf saya kira ada seseorang yang ingin menyerang saudara kembar saya."

Asta menunduk meminta maaf kepada Taylor dan Cage. Keduanya tersenyum.

"Tidak apa-apa."

"Kalau begitu, aku akan pergi. Maaf menganggu kalian."

Asta berjalan pergi. Lalu saat sudah menjauh, dia berlari.

"Saudara kembar anda manis sekali, tuan muda Cale."

"Dia mengkhawatirkan saudara kembarnya ..."

Semua saudara Stan hanya ingin kekuasaan. Yah, agak sedih sih.

"Yah, dia telah melewati banyak hal-hal yang berat."

***

'ARGHHH MALU BANGET!'

Asta misuh-misuh dalam hati. Karena membuat keributan di depan Taylor dan Cage. Duh ... Malu banget.

Jiakh, punya malu juga?

"Enggak tau ah, peduli amat."

Asta adalah tipe orang yang enggak mau pusing dan melupakan hal yang memalukan dengan melakukan sesuatu.

"Mending aku ngeteh."

Misalnya ngeteh.

"Bexley! Aku mau minum teh hijau."

"Oke."

Solusi terbaik untuk menghilangkan pikiran adalah ngeteh.

***

Hari berikutnya ...

Kereta mulai bergerak.

Meeow.

On dan Hong yang berada di pangkuan Asta, melirik ke Cage dan Taylor, yang duduk di seberang mereka.

"Tuan muda Cale, apa anda tahu sesuatu tentang acara kerajaan ini?"

Cale memandang ke arah Taylor. Taylor baik-baik saja dibandingkan dengan pendeta, yang berjuang dengan mabuknya. Bahkan, dia bahkan lebih baik daripada Cale. Bangsawan yang tampak lemah ini memiliki toleransi alkohol terkuat dari mereka bertiga.

Cale mulai menanggapi Taylor, yang sedang menatapnya.

"Ini merupakan kali pertama saya dan saudara kembar saya pergi ke ibukota. Namun, beberapa tahun lalu saya pergi ke pertemuan para bangsawan di Timur Laut."

𝐌𝐎𝐑𝐓𝐀𝐋𝐀 (𝐓𝐎𝐂𝐅 𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂)Where stories live. Discover now