27. Thirsty

184 31 13
                                    

"Apa?! Arselin meminum darah?!" Setelah sadar akan pekikannya itu Neoma lantas menutup mulutnya rapat-rapat. Lalu di detik berikutnya ia beranjak dan mendekati Archilles.

"Kau bilang apa? Arselin? Meminum darah?"

Archilles mengangguk.

"Kenapa kau begitu terkejut? Arselin mengandung anakku dan aku adalah pengisap darah. Bukankah normal jika hal ini terjadi?"

"Ah, ayolah." Neoma menghela nafas.

"Aku tahu perihal itu. Namun... aku, ah. Aku tidak tahu mengapa aku merasa janggal begitu tahu Arselin meminum darah." ungkap Neoma.

Neoma menatap Archilles sejenak.

"Mengingat kehamilan Arselin ini merupakan hasil pernikahan manusia dan vampir, jadi mustahil rasanya manusia mengandung bayi vampir sampai-sampai membuat indung dari bayi tersebut meminum darah."

"Aku terkejut karena hal ini benar-benar bisa terjadi pada kita." sambung Neoma.

Neoma menatap Kakaknya.

"Ini benar-benar normal, kan? Arselin akan baik-baik saja, kan?"

Pertanyaan Neoma yang ini malah membuat Archilles jadi ikut terbawa suasana cemas yang Neoma buat. Tidak tahu apakah relevan, tapi yang jelas Archilles jadi berubah pikiran.

"Kau beritahu Rhino bahwa kita butuh tanggapan Benjamin perihal ini." titah Neoma.

"Kita perlu tahu tanggapan Benjamin dan apa yang sebaiknya dilakukan." kata Neoma selanjutnya yang menjadikan suasana jadi makin tegang.

Archilles jadi cemas.

Selepas mendapat intruksi dari Archilles, Rhino pun bergegas menemui Benjamin

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Selepas mendapat intruksi dari Archilles, Rhino pun bergegas menemui Benjamin. Sebelum Rhino pergi, Rhino sudah lebih dulu meminta Archilles menjaga Arselin di rumah.

Dengan adanya lelaki bertubuh es itu di rumah Rhino pun dapat pergi dengan tenang.

Pikiran mengenai Arselin yang meminum darah membuat Rhino jadi cemas sendiri dan tak henti-henti berpikir keras.

Baru kali juga Rhino sangat ingin cepat-cepat bertemu dengan Benjamin, dan ini hanya... karena Arselin.

"Tch, kemana ia?" dumel Rhino yang tidak kunjung menemukan jejak Benjamin.

Rhino sudah hampir sampai di Kerajaan tempat Benjamin tinggal, tapi anehnya sampai saat ini Rhino tidak merasakan adanya jejak vampir lelaki itu.

Benar-benar tidak ada jejak. Aromanya saja tidak tercium. Rhino jadi bingung harus mencarinya kemana.

"Tch!" Untuk kesekian kalinya Rhino berdecak

Dengan perasaan kecewa, Rhino memutuskan untuk pulang. Namun, saat di tengah perjalanan, tanpa di duga Rhino melihat sekelebat bayangan Benjamin.

Blood & LightDonde viven las historias. Descúbrelo ahora