•|Lo Mati,Gue Party Coy!~38|•

Mulai dari awal
                                    

Mereka kini sedang berada di UKS.Zaza mengobati Vian dengan telaten.Sesekali ia meniup luka yang berada di pipi cowok itu,tadi cowok yang Vian pukuli sempat membalas pukulan dari Vian.

Vian tidak menjawab pertanyaan dari gadisnya itu,ia memilih diam sambil menatap wajah Zaza dari dekat,poni gadis itu bergerak saat Zaza meniup luka yang berada di wajah Vian,membuat cowok itu terpaku.Sungguh indah ciptaan tuhan didepannya ini.

"Shit!"Vian mengumpat,bisa-bisa jantungnya keluar dari tempatnya kalau terus seperti ini.

Zaza tidak menyadari itu,ia masih mengobati luka Vian dengan telaten,tidak memikirkan keadaan Vian yang sekarang sudah sangat---ahh gitulah pokoknya.

Dengan satu tarikan,Vian membawa Zaza kepangkuannya,ia memeluk gadis itu dengan erat.

Zaza terlonjak kaget,mendapat perlakuan seperti itu,terlebih lagi Vian memangkunya,dengan posisi Zaza menghadap kearah Vian.

"L-lepas kak,nanti ada yang liat!"ucap Zaza gugup setengah mati.Namun,Vian tidak menghiraukan itu.Vian malah menarik pinggang gadis itu agar lebih dekat.

"Gak ada orang disini."Vian membenamkan wajahnya di ceruk leher gadisnya.

"Udah bel masuk ini,ayo ke kelas!"ajak Zaza.

"Gak!"tolak Vian.

Vian melepas pelukannya."Ayo bolos!"ajak Vian menatap Zaza.

Zaza melotot,ia menggeleng."Gak!"

"Bodo amat!"Vian menggendong Zaza ala koala,ia ingin membawa gadis itu keluar dari UKS.

"Jangan!! Iya-iya Zaza mau,tapi turunin dulu!"suruh Zaza,ia tidak mau nanti dilihat oleh para siswa-siswi disekolah,mau dikemanakan mukanya ketika itu terjadi.

Vian tersenyum merekah,ia kemudian menurunkan Zaza,beralih menggandeng tangan Zaza.

"Ayo pulang!"ajak Vian.

"Tapi tas? Kan masih di kelas,"sahut Zaza.

"Kelas lagi jamkos,guru-guru rapat.Nanti suruh Arzan buat bawain."ucap Vian,ia kemudian menyeret Zaza membawa gadis itu keparkiran.

•••◇•••

"Loh,mau kemana,kak? Ini'kan bukan jalan kearah rumah Zaza?"tanya Zaza bingung,pasalnya jika ingin pulang mereka belok kanan,tapi ini malah belok kiri.

"Mau ke apart aku."jawab Vian sambil fokus mengendarai motor sport hitam kesayangannya.

"Ohh"Zaza mengangguk mengerti ia masih belum sadar.

Sedetik kemudian ia melotot,apa tadi? Vian bilang keapartemennya? Tidak,tidak ia tidak mau kejadian seperti kemarin terulang lagi.Menemani Vian tidur.Bukan apa-apa ,tapi jantung Zaza rasanya ingin keluar dari tempatnya.

"Ihh gak,gak mau!"tolak Zaza,tidak sadar mereka sudah berada di depan apartemen milik Vian.

"Udah sampe juga,tanggunglah,Za."sahut Vian,ia melepas helmnya,kemudian turun dari motornya.

"Tapi jangan lama-lama,"ujar Zaza sambil turun dari motor cowok itu,dibantu oleh Vian.

"Zaza mau jalan-jalan,"sambungnya.

"Jalan-jalan? Kemana? Sama siapa? Sama cowok?"tanya Vian bertubi-tubi.

Zaza mengerucutkan bibirnya kesal."Sama kak Vianlah,sama siapa lagi coba?"

DEVIAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang