First Love 09

169 128 58
                                    

Sebelum baca, attention please!! 🙏🏻

Akhir-akhir ini, aku lihat ada banyak Side Readers.
Jadi, aku mohon. Luangkan waktu sejenak untuk vote—Sebagai bentuk apresiasi sederhana yang bisa kalian berikan.

Dan aku sangattt banyak berterima kasih kepada kalian yang sampai sekarang masih mau nunggu aku buat update🙏🏻.

Cukup sekian. Jangan lupa pencet bintang di pojok bawah😁
_____________________

"Sebentar." Setibanya di Basement, Taeyong dengan segera melepas sabuk pengaman. Membuka pintu, kemudian berjalan keluar memutari kap mobil. Tangannya terulur membuka pintu. "Ayo." Lantas berucap pada Jin Yoo yang masih terduduk diam di kursi sebelah kemudi.

Sembari memegangi jas Taeyong yang menutupi pahanya, Jin Yoo melangkahkan kakinya keluar. Lalu memberikannya kembali pada pria itu yang kini berdiri di depannya.

Taeyong meraihnya, lantas memakainya dengan segera.

Beberapa menit yang lalu, suasana mobil sempat canggung karena Taeyong merasa tidak nyaman setiap kali tanpa sengaja pandangannya menangkap paha Jin Yoo yang sedikit terekspos. Ia tidak bermaksud sedikitpun untuk itu, namun—entah mengapa arah pandangnya selalu menuju ke sana.

Maka dari itu, ia dengan segera menepikan mobil dan memberhentikannya—yang kemudian berhasil mengundang atensi Jin Yoo di sebelahnya. Taeyong sempat menghembuskan napasnya kasar. Kemudian dengan gerakan cepat, ia melepaskan jas yang melekat pada tubuhnya lantas menutupkannya pada paha wanita itu.

"Berjalanlah dengan benar," ucap Taeyong di sela langkahnya. Ia sedikit was-was akan langkah Jin Yoo yang sedikit gontai akibat sepatu berhak tinggi yang ia kenakan.

"Aku tidak yakin," Jin Yoo menggumam. "Aku bahkan tidak pernah memakai hak tinggi sebelumnya. Dan gaun ini pun—" ia menggigit bibir dalamnya frustasi. "Aku tidak nyaman!" pekiknya tertahan. "Gaun ini menunjukkan lekuk tubuh. Bagaimana bisa kau menyetujuinya begitu saja."

"Kita tidak punya cukup waktu untukmu berganti gaun lagi. Kau tahu berapa lama aku menghabiskan waktu untuk menunggumu selesai bersiap-siap tadi? Bahkan sampai aku kembali dari Minimarket, kau juga belum selesai."

Sekilas, Jin Yoo meliriknya jengah. "Salahkan Bibi mu tadi yang sangat lambat."

Taeyong menatapnya sinis. "Bicaralah yang sopan, dia lebih tua darimu. Lagipun, siapa yang bilang dia Bibiku?"

"Kau memanggilnya seperti itu."

"Dia bukan Bibiku." Taeyong menghela napas. "Dia berteman dekat dengan ibu, itulah mengapa kita terlihat akrab."

Setelah pintu lift terbuka, mereka lantas berjalan masuk. Taeyong menekan tombol dan membiarkan benda itu membawa mereka ke lantai yang dituju.

"Setelah sampai nanti, pastikan kalungkan tanganmu pada lenganku." Masih di dalam lift, Taeyong berucap demikian.

"Apa itu harus?" Membuat Jin Yoo sontak menatapnya dengan pandangan datar penuh protes.

"Tentu saja! Meskipun hanya pura-pura, tapi status kita adalah sebagai sepasang kekasih, ingat itu." Mendengar itu, Jin Yoo hanya menghela napas. "Tetap di sampingku selama acara nanti. Jangan ke mana-mana, dan jangan berbicara pada siapapun sebelum aku mengijinkannya. Kau mengerti?"

Lagi-lagi, Jin Yoo menghela napasnya. "Ya, baiklah."

Lift berhenti bergerak, kemudian disusul dengan pintunya yang terbuka masing-masing ke samping. "Ayo," Taeyong membuka lekukan lengannya di pinggang lebar-lebar. Sedangkan menemukan itu, Jin Yoo malah menatapnya kebingungan. "Kalungkan tanganmu, cepat."

The First Love | Lee Taeyong (Hiatus)Where stories live. Discover now