First Love 06

212 207 50
                                    

"Taeyong belum melupakannya?" tanya Johnny, dengan nadanya yang begitu jelas meminta sebuah jawaban kepastian.

"Seperti yang kau lihat."

"Haish! Kenapa kalian selalu mengolok-olokku?!" Protes taeyong. Jaehyun terkekeh.

"Tidak, bukan begitu. Tapi, Tae. Bukankah pernikahannya sudah tiga tahun yang lalu? Dan kau masih mencintainya?" Sementara menemukan itu, Johnny kini menatapnya dengan serius.

"Ini tidak seperti yang kalian pikirkan." Taeyong jelas mengeluh. Ia menghela napas. "Rasa kecewaku bahkan melebihi cinta itu."

"Lalu, apa masalahnya?"

Taeyong mengulum bibirnya. Mencoba menemukan kalimat yang pas untuk menggambarkan apa yang tengah ia rasakan. "Kau tahu, ini seperti, rasa itu kembali tumbuh ketika aku melihat wajahnya. Bahkan, dengan melihat postur tubuhnya sekalipun."

Johnny terdiam sejenak. "Bagaimana jika selama ini, Han Koeun juga menyimpan rasa yang sama?" Lantas kembali bertanya.

"Tidak mungkin. Dia sudah mengambil keputusan dengan menikahi pria pilihan ayahnya waktu itu."

Johnny mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti. "Itu sebabnya kau selalu menghindari hal-hal yang membuat kalian bertemu?"

Taeyong mengangguk. "Begitulah."

"Dia selalu menghindar. Bukankan itu membuat Han Koeun berpikir bahwa sampai sekarang dia masih mencintainya, John?" ujar Jaehyun.

Johnny mengangguk menanggapi. "Bisa jadi."

Untuk beberapa saat, Taeyong menghela napasnya. "Yang jelas, aku tidak akan datang," finalnya, kemudian memilih untuk kembali menyesap kopinya.

Hal itu membuat Johnny seketika menegakkan duduknya. "Hei! Sejak kapan kau jadi pengecut seperti ini?"

Jaehyun mendengus. "Yah, begitulah temanmu yang satu ini."

"Ayolaaah ... aku belum siap bertemu dengannya. Kalian mau mempermalukan ku?"

Johnny menggeleng kukuh. "Aku tidak menerima alasan apapun. Kau harus datang ke acara itu nanti. Lagipula, aku heran. Selama tiga tahun berlalu dan kau masih belum menemukan penggantinya? Seharusnya kau sudah berkencan beberapa kali."

"Hmm," Jaehyun mengangguk. "Aku yakin, sebagian besar, teman-teman yang lain akan membawa kekasihnya malam nanti."

Suasana kemudian hening. Hingga kemudian Johnny menjentikkan jarinya di udara, sehingga mengundang atensi dua pria di hadapannya. "Itu dia. Kau harus datang dengan membawa pasangan. Dengan begitu, Han Koeun akan mengira bahwa kau sudah benar-benar melupakannya."

Hanya untuk membuat Taeyong mendengus. "Yang benar saja. Wanita mana yang bisa aku jadikan pasangan? Jangankan untuk semalan, untuk semenit pun, sepertinya tidak ada. Aku tidak memiliki teman wanita satupun."

"Bagaimana dengan Sekretaris Park?" tanya Jaehyun.

"Dia sudah bersuami, bodoh."

"Ah, benar."

"Kau ini tampan, Tae. Tapi tidak bisa memanfaatkannya dengan baik. Mau aku kenalkan dengan temanku?" tawar Johnny.

Mendengar itu, Taeyong tentunya menggeleng kukuh. Yang benar saja, sebagian besar semua teman wanita Johnny adalah wanita malam yang terbiasa di Club. Taeyong tidak mau berurusan dengan para jalang seperti mereka. "Aku bisa mencarinya sendiri."

"Sungguh?" tanya Jaehyun. Pria itu merasa tak yakin.

Taeyong menghela napas jengah. "Tentu saja."

"Baiklah..." Johnny kembali bersuara. "Jangan coba-coba untuk tidak datang. Atau tidak, maka aku akan mengecapmu sebagai pria paling pengecut yang pernah aku temui."

The First Love | Lee Taeyong (Hiatus)Where stories live. Discover now