15

57 14 0
                                    

Minho melenguh pelan. Dipegangnya kepala menggunakan tangan kanannya. Minho menatap sekeliling, dia berada di kamar mandi ...

Eh? Udah pagi?

Dahinya mengernyit kala mendapati cahaya yang sayup-sayup masuk ke dalam ventilasi. Minho segera bangkit. Sungguh, apa dia semalam tertidur di kamar mandi? Badannya jadi pegal.

Ceklek.

Lagi-lagi Minho kembali mengernyit. Tadi malam saat akan keluar dari kamar mandi setelah menyelesaikan urusannya, pintu kamar mandi tidak dapat dibuka. Minho sudah menggedor-gedor pintu, berharap Hyunjin mendengarnya dan dapat mengeluarkannya.

Minho berjalan ke ruang tamu. Dapat dilihatnya jika Taehyun sudah terbangun, sementara Haechan, Jaemin dan Hyunjin ehm masih tertidur.

"Udah bangun, Tae?"

"Udah, Kak." Taehyun merenggangkan ototnya. Setelah itu dia menepuk-nepuk lengan Haechan, berusaha membangunkan cowok itu. "Kak Haechan, bangun. Udah pagi. Kita harus siap-siap buat pergi ke pemakamannya Kak Mark."

Haechan mengernyitkan dahinya. Matanya perlahan terbuka. "Heung?"

"Bangun, Kak. Udah pagi."

Haechan beranjak duduk. Tangannya mengusap-usap matanya yang masih terasa lengket.

Sementara itu, Minho beralih mendekati Jaemin dan Hyunjin. "Jaem, bangun." Dia menepuk pipi Jaemin.

"5 menit lagi ..." Jaemin bergumam. Lalu memiringkan tubuhnya, menghadap ke Hyunjin. Cowok itu memeluk tubuh dingin Hyunjin. "Kok dingin ..." gumamnya.

Dingin?

Minho mengernyit. Tubuh Hyunjin itu jarang sekali terasa dingin. Tangan Minho perlahan bergerak untuk menepuk pipi Hyunjin. Alangkah terkejutnya dia saat mendapati bahwa tubuh Hyunjin benar-benar dingin.

"Hyun? Hyunjin? Bangun." Minho menggoyangkan tubuh Hyunjin. Tapi kok ...

Rasanya kaku ...

Minho membulatkan matanya. Telunjuknya dia taruh di leher Hyunjin, berusaha mencari nadi Hyunjin.

Tidak ada.

Dia jadi panik sendiri.

"Kenapa, Kak Minho?" Taehyun bertanya.

"C-coba cek detak jantungnya Hyunjin." suruh Minho dengan suara bergetar.

Taehyun menuruti. Dia meletakkan tangannya di atas dada kiri Hyunjin. Dan setelahnya dilanda kepanikan saat tidak menemukan detak jantung Hyunjin.

"N-nggak ada! Kak Hyunjin?! Kak!"

"Apa, sih, apa?" Jaemin terganggu. Cowok itu membuka matanya, lalu berteriak ketika melihat wajah pucat Hyunjin. Reflek, Jaemin meloncat kemudian mundur beberapa langkah dari Hyunjin. "K-kok Hyunjin wajahnya pucet ..."

"Apa nih rame-rame?" tanya Haechan yang baru saja membasuh muka.

"Hyunjin ..." Tatapan mata Minho kosong. "... udah nggak ada."

"APA?!"

***

Niatnya sih mau menghadiri pemakaman salah satu sahabat mereka, lah kok malah menghadiri pemakaman dua sahabat mereka?

Jasad Hyunjin segera dibawa oleh keluarga. Pihak keluarga memilih untuk tidak melakukan autopsi, maka dari itu pemakaman Mark dan Hyunjin dilaksanakan pada waktu yang bersamaan.

Namun karena lokasinya berbeda, mereka terpecah menjadi dua. Minho, Changbin, Jaemin, Felix, Jisung dan Hyuka menghadiri pemakaman Mark. Sementara Chan, Renjun, Jeno, Haechan, Soobin, Jeongin dan Taehyun berada di pemakaman Hyunjin.

PuzzleWhere stories live. Discover now