13

48 15 0
                                    

Mama Beomgyu sedari tadi mondar-mandir di depan ruang operasi. Beomgyu dioperasi. Cowok itu kehilangan banyak darah akibat luka sayat yang ada di pergelangan tangannya.

Bukan hanya itu saja, di lengan Beomgyu juga banyak luka sayat. Bahkan di lehernya juga ada. Mama Beomgyu yakin masih ada luka sayatan di tubuh Beomgyu yang lain, namun tertutupi baju.

Beomgyu itu memang heboh, ceria dan usil. Namun sebenarnya, Beomgyu hanyalah anak remaja yang memiliki trauma. Dia sering menyendiri saat di kamar.

Dan melakukan self harm.

Setiap sedih, marah ataupun stres, Beomgyu selalu mendapatkan luka sayat di tubuhnya. Mama Beomgyu sudah berusaha mencegah semua itu, tapi Beomgyu masih melanjutkan self harmnya.

Mama Beomgyu hanya berharap, bahwa anak bungsunya itu akan baik-baik saja.

Cukup kakak Beomgyu saja yang pergi meninggalkan dirinya, Beomgyu jangan.

***

Mark, Changbin, Haechan dan Hyunjin berada di pojok kelas XII IPA 6, kelasnya Changbin. Kelasnya Minho dan ... um, Yeonjun juga sih.

Changbin menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan. Sepertinya cowok itu tertidur. Tidak apa-apa, kejadian akhir-akhir ini pasti membuatnya stres.

Changbin kehilangan teman-temannya. Pertama-tama adalah Wooyoung, teman sehidup semati Changbin yang dikabarkan menghilang, lalu Han dan kemudian Yeonjun.

Besok siapa?

"Eh, gue dichat Kak Christ, nih." Hyunjin angkat suara.

"Apaan?" Haechan melongokkan kepalanya, mengintip layar ponsel Hyunjin. "Kok dikasih link? Link apaan tuh?"

"Bersihin dulu dah pikiran lo." Hyunjin menoyor kepala Haechan. "Ini link berita—hah?"

"Apaan?" Mark penasaran. Dia ikut mengintip layar ponsel Hyunjin. "Itu bukannya pesawat yang dinaiki Seungmin?"

"I-iya." Hyunjin menjawab dengan terbata.

Jadi ... ini artinya dari chat terakhir Seungmin yang bilang, Hati-hati ya Hyun. Makasih udah mau jadi temen gue, jaga diri lo baik-baik. Lo selanjutnya.

"Kita harus tetep positif thinking kalo Seungmin masih hidup. Jasadnya belum ketemu, masih ada harapan." Mark menyemangati walau dirinya sendiri tidak yakin.

"Kak Christ ngechat lagi ..." Hyunjin membaca pesan yang dikirim Chan. "Katanya ... Beomgyu masuk—rumah sakit? Hah?!"

Haechan merebut ponsel Hyunjin, kemudian menelpon Chan. "Woi, Kak! Lo kalo bercanda jangan gini, dong! Kita lagi sedih karena kemaren. Nggak usah bercanda bilang Beomgyu masuk rumah sakit, deh!"

"Beomgyu beneran masuk rumah sakit, Haechan." Suara lemah dari Hyuka membuatnya tidak percaya.

Hyuka itu jarang berbohong padanya. Jadi ... yang dikatakan Hyuka itu benar?

"Kenapa bisa?" Gantian Mark yang bertanya.

"Percobaan bunuh diri. Beomgyu kehilangan banyak darah. Dia lagi dioperasi." Jeongin menjawab. Dia baru saja mendapatkan pesan dari mama Beomgyu, yang berisi tentang keadaan terkini Beomgyu.

"Kalian ... tau kan kalo Beomgyu sering self harm?" tanya Jeongin pelan.

"Yang bener, Jeong? Jangan bercanda. Beomgyu yang orangnya ceria gitu masa self harm?" Renjun tidak percaya.

"Beneran. Gue khawatir, kalo luka-luka dari self harm yang pernah Beomgyu punya kebuka. Beomgyu dulu pernah sayat dirinya sampai koma satu minggu saking dalamnya luka sayat yang dia punya."

PuzzleDove le storie prendono vita. Scoprilo ora