30. Behind

168 14 4
                                    

Kun menyelipkan anak rambut Yeona ke belakang telinga. "Sudah malam, tidurlah. Kau pasti lelah," ujarnya pelan.

Yeona hanya tersenyum tipis. Dia meraba pipi Kun yang terlihat memerah. Semoga saja, langkah yang ia ambil kali ini tidak salah. Dia tidak mau jatuh untuk yang kedua kalinya pada orang yang sama. Ia harap, Kun bersungguh-sungguh dengan perkataannya.

"Kenapa?" tanya Kun.

Yeona menggeleng pelan, bisakah dia bernapas lega sekarang? Namun masalahnya belum selesai, Ten masih memiliki videonya. Dia harus segera mendapatkan video itu dengan segala macam cara.

"Kau akan menepati janjimu kan?" tanya Yeona sembari menatap kedua manik mata Kun dalam-dalam. Kun tersenyum manis, dia mengelus puncak kepala Yeona kemudian memeluknya erat.

Bau sitrus seketika menyeruak ke dalam indra penciuman Yeona. Yeona membalas pelukan Kun, lelaki itu merengkuhnya begitu erat serta telapak tangannya yang mengusap punggungnya pelan.

"Tentu saja, akan aku ambil kembali apa yang seharusnya menjadi milikku," katanya mantap. Yeona menenggelamkan wajahnya ke dada Kun. Apakah semuanya akan baik-baik saja sekarang?

Kun melepas pelukannya, dia mengelus pipi Yeona pelan kemudian berkata, "aku pulang ya."

Yeona hanya mengangguk pelan. Kun mencium bibir Yeona sekali, Yeona hanya diam. Lelaki itu menciumnya lagi, lagi, dan lagi. Yeona menahan dada Kun sejenak seraya terkekeh pelan.

"Astaga, kalau begini kau tidak akan pulang," sergahnya. Kun hanya menyeringai.

"Aku sangat merindukanmu," ujarnya. Membuat Yeona tersipu malu, untuk kesekian kalinya, Yeona kembali jatuh dalam dekapan Kun.

***

Jam dinding menunjukkan pukul sepuluh malam, seharusnya dia sudah tidur sekarang. Tapi pikirannya mengawang-awang, dia masih memikirkan video itu. Entah apa yang akan Kun lakukan, tapi dia harap Kun segera mendapatkan rekaman video itu.

Ponselnya tiba-tiba berdering dari atas nakas di samping tempat tidurnya. Dia meraih benda pipih itu dan melihat nomor tidak dikenal yang menelponnya. Yeona terdiam sejenak, siapa yang menelponnya malam-malam begini?

Namun dia akhirnya menjawab panggilan tersebut. Dia menempelkan ponselnya ke telinga, suara lelaki terdengar dari sebrang sana. Suara lelaki yang ia kenali. Ten.

Kau mau rekaman videonya?

"Dimana kau?" tanya Yeona tanpa basa-basi. Sebenarnya dia agak takut untuk menemui Ten sekarang.

Kemarilah, kau tahu tempatnya. Di club malam, aku tahu Kun sempat akan membawamu kemari. Dan ingat, datanglah sendirian.

"Tapi—"

Belum sempat Yeona menjawabnya, Ten sudah menutup panggilan itu. Yeona menatap cemas layar ponselnya, dia ragu apakah Ten akan menyerahkan video itu begitu saja padanya. Tapi, mungkin saja ini adalah kesempatan baginya untuk merebut rekaman video itu.

Yeona menggigiti kukunya frustasi. Haruskah dia pergi sendiri? Dia menatap pantulan dirinya di depan cermin. Dia terlihat begitu, payah.

Lantas dengan ragu-ragu dia meraih mantelnya kemudian beranjak dari kamar. Dengan pakaian tidur serta dibaluti oleh mantel, dia dengan nekat pergi ke club tempat Ten berada. Hanya berjarak beberapa halte dari apartemennya.

Tapi tunggu, apakah dia harus memberitahu Kun terlebih dahulu?

Nanti saja. Pikirnya.

आप प्रकाशित भागों के अंत तक पहुँच चुके हैं।

⏰ पिछला अद्यतन: Jul 05, 2022 ⏰

नए भागों की सूचना पाने के लिए इस कहानी को अपनी लाइब्रेरी में जोड़ें!

Resemblant | Kun WayV जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें