Bag 65

119K 16.9K 2.3K
                                    

Selamat membaca 🙇

¥¥¥¥¥¥

Iya kemarin prank kok, masih ada lanjutannya tenang ajaa🙇


__________

     Satu Minggu telah berlalu begitu cepat. Tepatnya, setelah kejadian besar yang mengguncang seluruh negeri, khususnya Kerajaan Eartland. Semuanya masih sangat syok dengan apa yang terjadi.

Raja mereka yang terhormat, telah di jebloskan ke penjara bawah tanah yang terletak di sebuah pulau kematian, ujung selatan wilayah Seatland.

Sedangkan menantunya, kini menjadi gila dan terus-terusan berteriak memanggil suaminya, Argus. Yang bahkan sudah menceraikannya dua hari yang lalu.

Argus sendiri, mulai menjadi pribadi yang pendiam dan mencoba melupakan masalah hidupnya. Ia kini memilih fokus untuk Kerajaannya. Karena tahta kerajaan kini sudah berpindah tangan padanya.

Sedangkan Nicholas, kini telah mundur dari kerajaan dan memilih mengurus Brian yang tengah fokus untuk pemulihan penyakit jantungnya. Hera yang juga ingin ikut mengurus ayahnya, malah di usir Nicholas. Ia menyuruhnya untuk mengikuti Silas ke Seatland. Menjalankan tugasnya sebagai seorang istri yang patuh.

Hera pun dengan berat hati akhirnya ikut ke Seatland. Menemani Silas yang kini sibuk mengurus Kerajaan. Walau begitu, Hera cukup senang karena hari-harinya ke depan bisa bersantai ria. Tanpa penganggu di sekitarnya.

Namun masalahnya sekarang adalah adik Silas, Jake. Ia adalah manusia paling kurang kerjaan di kerajaan. Hera pun setiap saat harus mengunci pintu kediamannya, agar Jake tidak dapat masuk menemuinya dan menganggu hari-harinya yang berharga.

"HERA!"

"Akhhhh. Bagaimana kau bisa masuk ke sini?!" Hera memegang dadanya kaget. Melihat Jake yang tengah berdiri di pintu kamarnya.

Jake pun berjalan masuk menghampirinya. "Aku punya kunci cadangan." Ia menunjukan kuncinya sambil tersenyum lebar.

Hera menghela napas panjang. Kembali merebahkan dirinya di sofa panjang. Membuka sebuah buku di tangannya. Mengabaikan Jake yang tengah senyum-senyum menatapnya.

"Jake. Kembalilah ke habitatmu. Aku sedang malas meladenimu!" Ujar Hera, dengan matanya tetap fokus ke bukunya.

Jake menggeleng, lalu duduk di sofa samping Hera. "Hm, aku hanya mau memberikanmu informasi."

"Aku tidak tertarik. Paling kau mengatakan hal-hal yang tak berguna. Ikanmu mati kan?" Tebak Hera. Jake menggeleng cepat.

"Bukan. Ini lebih dari serius."

Hera manggut-manggut. "Baiklah. Katakan, hal serius apa yang akan kau katakan padaku."

Jake tersenyum remeh, melipat kakinya ke depan. Ia merasa sangat keren sekarang, karena Hera belum tahu berita yang panas hari ini.

"Raja Estefan bunuh diri."

"Heii." Hera menutup bukunya cepat, menatap Jake dengan mata membulat sempurna. "Yang benar saja?"

Jake terkekeh. "Aku sangat bangga karena mengetahuinya lebih dulu darimu."

"Astaga. Penderitanku selama ini. Kenapa berakhir begitu saja!" Hera berdiri, memegang kepalanya frustasi.

The Villainess (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang