Bag 52

163K 23.4K 2.4K
                                    

Selamat membaca 🔥

¥¥¥¥¥¥¥

   Di kamar besar nan luas, kedua kakak beradik itu---Nicholas dan Hera saling duduk berhadap-hadapan di atas sofa lembut samping ranjang. Sudah setengah jam mungkin, mereka dalam posisi seperti itu. Di dalam hati, Nicholas bahkan sudah menyumpah serapah Hera sedari tadi. Karena tidak juga mengeluarkan suara sedikitpun. Terhitung sejak dia masuk ke kamar, dan berteriak memanggilnya 'KAKAK' dengan lantang.

BUG

Hera memukul meja dengan kepalan tangannya kuat.

"KAKAK!"

Nicholas terlonjak kaget, tentu saja karena Hera melakukanya dengan tiba-tiba. Untung saja dirinya tidak memiliki penyakit jantung seperti ayahnya.

Hera cengeesan, lalu melipat tangannya ke depan dada. Mengangkat dagunya dengan wajah dibuat se demikian mungkin, agar terlihat garang.

"Baiklah, aku hanya ingin menanyakan sesuatu padamu" Hera menatap Nicholas lekat, "Yaitu mengenai anak itu"

Nicholas meneguk ludahnya, dia memang sudah menebak Hera pasti akan mengetahuinya, mengetahui tentang anak itu, dengan kata lain adalah anak Amanda yang ia titipkan pada seorang perempuan yatim piatu bernama Vivian, di pinggiran kota Eartland.

Namun darimana Hera bisa mengetahuinya?

Dengan pelan Nicholas pun mengembuskan napas panjangnya, lalu berkata "Aku tahu, kau pasti sudah mengetahui ini semua, lalu dari mana kau bisa tahu mengenai anak Amanda?"

"Apa? Hahahahah" Hera tertawa kencang, membuat Nicholas kembali di buat kaget.

"Ya ampun, anak Amanda? Aku bahkan sedang membicarakan tentang anak babi-babiku di kediaman ayah" Hera menutup mulutnya tertawa terpingkal-pingkal.

Nicholas pun melotot tidak percaya, mengumpat dalam hati jika ia baru saja melakukan hal bodoh di hadapan adiknya.

Hera berdehem, "Ehem ekhem. Apa barusan aku mendengar kau mengatakan anak Amanda?" Hera menutup mulutnya, pura-pura tercengang. "Astaga, apa dia sudah memiliki anak dengan Pangeran Argus? Emh, kenapa aku tidak mengetahuinya sama sekali, padahal aku sahabat mereka"

Hera menunduk pura-pura sedih, Nicholas sendiri langsung membuang wajah ke arah lain, mencoba menghindari kontak mata dengan adiknya.

"Bisa kau ceritakan padaku kak, bagaimana rupa anak dari Amanda. Apakah dia terlihat mirip dengannya, atau Pangeran Argus, atau---kakek nya, mungkin?" Nicholas langsung menolehkan wajahnya, menatap Hera datar.

Hera yang di tatap seperti itu hanya memasang wajah polos.

"Kau pasti telah mengetahui semuanya, Hera. Jangan mempermainkan ku, apa maumu sekarang?" tanya Nicholas merasa di permainkan.

Hera menyenderkan punggungnya ke sofa, mengetuk-ngetuk dagunya berpikir. "Mau ku yah?"

"Hem, sebenarnya aku ingin hartamu. Tapi mungkin itu nanti saja, jika kita sudah menjadi kakak adik goals yang menyayangi satu sama lain" Hera mengangkat kedua alisnya, tersenyum cerah.

"Dan sekarang, aku hanya ingin kakakku ini, tangan kanan Raja Estefan, dan pengabdi setia di kerajaan Eartland, memberitahu ku mengenai anak dari---maafkan aku kak, anak dari siapa tadi?"

The Villainess (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang