Bag 64

116K 17.5K 2.7K
                                    

Selamat membaca 🔥

¥¥¥¥¥¥

Seorang Hakim Agung mendekat. Menyerahkan sebuah kertas kepada Raja Estefan dan Amanda. Mereka menatapnya, lalu membacanya secara menyeluruh. Dahi mereka terlihat bergelombang membaca setiap tulisan-tulisan di dalam nya.

Tiba-tiba Raja Estefan menyobek kertas tersebut kasar. "Kalian berani menangkapku?"

Amanda memejamkan matanya, meremas gaunnya kuat. Mencoba menahan emosinya yang siap meluap kapan saja.

Sedangkan Ema dan Lucas tersenyum penuh arti. Wajah mereka nampak puas dengan reaksi Raja Estefan dan Amanda.

Dewan Agung terlihat mengangguk. Semua orang kian penasaran dengan masalah apa yang Rajanya buat bersama menantunya. Hingga dewan Agung, seseorang yang paling di muliakan di dunia ini ikut turun tangan.

"Maaf kan aku Raja. Namun anda akan kami adili bersama nona Amanda. Karena kalian telah melakukan pembunuhan berencana pada satu keluarga seorang tabib di Seatland."

"Kejahatan lintas Kerajaan, sangat bertetanggaan dengan peraturan yang telah di sepakati bersama-sama sejak negeri ini mengakhiri perang. Oleh karena itu, anda dan Nona Amanda akan di adili di Seatland. Sesuai tempat kalian melakukan kejahatan." Jelas dewan agung dengan nada tenang.

Argus menunduk, memijit pelipisnya yang terasa sangat pusing. Masalah yang terjadi ini, membuatnya tambah tertekan.

"Tidak ada bukti yang bisa memberatkan ku." Sentak Raja Estefan membela diri. Dia tidak akan membiarkan reputasinya hancur begitu saja. Hanya karena anak haram yang telah dia buang bersama Amanda.

Lucas pun maju, mengangkat sebuah kertas di tangannya. Dan memperlihatkannya pada semua orang. Memberitahukan sebuah bukti yang sangat jelas.

"Ini adalah surat yang di kirimkan Raja Estefan untuk kedua orang tuaku. Mereka mengancam jika orang tuaku membuka mulut tentang kelahiran Rose, maka nyawa mereka akan terancam. Aku berani mengatakan ini, karena di sini tertera stampel kerajaan yang hanya di miliki oleh Raja Estefan." Jelas Lucas. Suaranya terdengar keras, dan tegas.

"Mereka juga yang memerintahkan kakakku untuk meracuni nona Hera. Dan ini buktinya." Lucas kembali menunjukan sebuah botol racun dan satu surat yang di kirimkan Amanda pada kakaknya.

"Racun ini hanya di miliki oleh orang penting di negeri ini. Raja Estefan mengirimkannya pada aku dan kakakku. Menyuruh kami untuk mencampurkannya pada makanan nona Hera. Dan ini adalah surat yang di tulis nona Amanda. Dia mengancam kami berdua agar tidak membuka mulut."

Orang-orang kaget mendengarkan penuturan Lucas. Tatapan mereka kini beralih pada Raja Estefan dan Amanda yang terlihat menegang.

Seratus pasang mata lebih mulai memandang mereka jijik dan tidak percaya. Karena selama ini, Raja Estefan selalu terlihat bijaksana dan baik hati.

Apalagi Amanda, dia tampak polos dan begitu rapuh. Orang-orang mulai menyesal telah memuji-mujinya layaknya Dewa.

"Oleh karena itu. Raja Estefan dan Nona Amanda akan di berikan hukuma sesuai perbuatan yang telah kalian lakukan." Ucap Dewan Agung begitu keras.

The Villainess (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang