44 ◕ Choices (🇲🇨 Vers)

165 35 4
                                    

Perlahan kelopak matanya bergerak, terbuka, membiasakan bias sinar yang berlomba memsuki retina matanya. Ia mendengar suara kecil berteriak memanggilnya. Kepalanya bergerak perlahan, menoleh.

“PAPA!! PAPA!! Hiks… PAPAAAA”

“’Shixun, bergeser sedikit”

Sehun menangis, perasaan lega memenuhi hatinya. Setelah sebulan penuh ayahnya berbaring tak sadarkan diri.

“Paman—

“That’s okay Hunnie… ayahmu akan baik-baik saja”

Tao mengangkat Sehun dalam gendongannya, bocah lima tahu itu memeluk leher Tao dengan erat. Sementara Tao menatap Kris dengan mata lelah. Ia memijat pangkal hidungnya saat dokter menghampirinya dan menjelaskan keadaan Kris yang membaik.

“Namun ia masih harus tetap menginap setidaknya sampai lima hari kedepan”

“Baik Dokter, terima kasih” ucap Tao sambil membungkuk sopan. Dokter itu juga membungkuk lalu melangkah keluar meninggalkan Tao dan Sehun yang kini merengek minta turun.

Sehun menghampiri ranjang Kris dimana Kris kini bersandar pada headboard ranjangnya. Ia menggenggam tangan besar sang ayah.

“Papa, ingat Hunnie kan?”

Kris menatap Sehun dengan bingung dan itu membuat Sehun terisak kembali. “Aku—hiks, aku menonton drama bersama nenek, hiks— aktornya terluka, banyak kehilangan darah lalu lupa ingatan—hiks, bagaimana ini? Hiks… paman Tao….”

Sehun menatap Tao dengan mata berairnya. Tao tersenyum tipis dan mengusak rambut Sehun. “Papamu tidak akan melupakanmu, Hun… Paman akan memukul kepalanya kalau ia sampai melupakanmu”

Sehun menatap ayahnya kini. Matanya lekat menatap wajah sang ayah. Alisnya mengerut. “Papa kenapa—hiks, kenapa tidak merespon?”

Cklek’
 
  

 
Pintu ruang rawat Kris terbuka. Luna muncul dan menyunggingkan senyuman. Ia buru-buru kembali dari kantornya begitu mendengar kabar bahwa Kris tersadar dari tidur panjangnya.

“Maaaa—hiks, papa aneh”

Luna mengernyitkan alisnya. Ia menatap Kris yang sejak tadi tidak memutuskan tatapan darinya.

Begitu sampai di dekat ranjang Kris, Luna mengangkat Sehun pada gendongannya dan masih sama mengunci tatapan Kris padanya.

“Wu Yi Fan?”

Kris mengerjap. Ia melempar tatapannya keluar jendela. Langit tampak mendung dengan daun berterbangan sebab tertiup oleh angin.

“Papa?”

Kris tidak bergeming. Ia menatap keluar jendela dan menarik satu nafas dan menghembuskannya panjang.

“Aku perlu bicara denganmu, Luna”

Luna terenyuh. Ia menatap Tao, bertanya apa yang sekiranya akan Kris bicarakan. Namun Tao tidak menjawab selain dengan gelengan kepala saja.

Mengerti situasi, Tao mengambil alih Sehun dari Luna dan membawanya keluar meninggalkan ruangan itu.
 
   
 
  
  

  
Luna bersandar pada jendela yang sedikit terbuka. Helai rambutnya bergerak terayun oleh angin yang berhembus. Ia menatap Kris yang masih diam bahkan setelah dua puluh menit berlalu hanya dengan kesunyian.

Setiap detik yang berlalu terasa lambat, Luna memandangi wajah Kris yang begitu sempurna dalam pandangannya. Ia masih mencintai Kris Wu. Bahkan setelah semua yang terjadi dalam hidupnya, Kris Wu adalah titik dimana ia mencurahkan seluruh perasaan cintanya.

Krisyeol; The Immutable TruthWo Geschichten leben. Entdecke jetzt