8.SECOND LIFE

6.1K 530 15
                                    

    "Elena lo punya hubungan apa sama Axel?" Tanya Dinda Sabila Wijaya,satu satunya sahabat yg Elena punya. Walau banyak yg ingin berteman dengan Elena tapi hanya Dinda yg paling dekat.

  "Hmm dia calon tunangan gue," jawaban Elena sontak membuat Dinda terkejut sampai berteriak. "SERIUS? DEMI APA WOY?"

  "Isss diam deh,malu maluin," Elena menutup wajahnya dengan tangan. Saat ini mereka sedang berada dikantin karna waktunya istirahat tentu dengan Elena yg membawa bekal dari rumah.

   "Tapi serius? Gw kira Axel sukanya sama kembaran lo,tapi gimana ceritanya Axel tunangan lo?" Cerocos Dinda. "Astaga! Masih calon Dinda," gemas sekali Elena terhadap sahabatnya ini.

  "Iya iya,tapi gimana ceritanya?" Tanya Dinda penasaran. "Kita dijodohin," jawab Elena singkat.

  "Serius? Trus Axel mau gitu? Jangan jangan dia nerima lo cuma buat deket sama kembaran lo?" Elena terdiam mendengar pertanyaan Dinda sahabatnya.

   "Apa bener Axel menerimanya karna menyukai Liana? Berarti dulu juga Axel menyukai Liana ?"

  Pyarrr

   Suara pecahan kaca membuyarkan lamunanan Elena. Elena mengangkat pandangannya untuk melihat apa yg sedang terjadi. Disana dia melihat Liana duduk dibawah dengan baju yg berubah warna menjadi merah karna jus buah naga yg disiram Hana.

  Lalu tak lama Axel datang dan menolong Liana. Pandangan Elena tak pernah lepas dari sana bahkan saat Axel membawa Liana pergi.

  "Ini maksud gw,Axel nggak pernah suka deket sama cewek tpi setiap Liana dibully Axel pasti nolongin," ucap Dinda. "Gw nggak ada maksud apa apa ya,cuma gw gak mau lo sakit hati," lanjut Dinda.

  Elena diam mendengarkan perkataan Dinda. Bukan itu yg menjadi pikirannya melainkan,kenapa dia merasa kalau disini dia hanya menjadi figuran? Axel jadi male lead,Liana female lead,dan Hana antagonistnya. Yah,kenapa dia baru sadar kalau kehidupannya seperti novel banyak dramanya.

  ***

  "Kamu liat kan Elena Axel lebih mentingin aku dari pada kamu," Elena mengernyit mendengar perkataan Liana. Kemudian tersenyum miring,udah buka topeng ternyata.

   "Dari mana lo bisa nyimpulin kayak gitu?" Tanya Elena. "Axel lebih milih bantu aku dari pada naymperin kamu," Elena mengernyitkan alisnya. Apa itu bisa dibilang lebih mentingin?

   "Jelas Axel nolong lo karna lo itu lemah,lo hanya bisa manfaatin air mata lo tanpa bisa berbuat apa apa," Ucap Elena pedas. Liana mengepalkan tangannya erat.

  "Biarin kalau aku lemah,karna itu semua orang akan kasihan sama aku dan bersimpati sama aku," Elena tertawa mendengar perkataan Liana.

  Elena mengusap pipi Liana. "Kasian banget sih yg kekurangan kasih sayang,sampai ngelakuin cara kayak gitu buat narik simpati orang,"

  Elena mencengkram pipi Elena. "Denger Elena kalau cuma air mata gw juga bisa,bahkan gw yakin satu titik air mata gw lebih narik simpati orang dari pada seribu air mata lo," Ucap Elena.

  "Jangan sombong Elena aku akan rebut semua yg kamu punya," Elena tersenyum sinis mendengarnya.

   "Silahkan kalau lo bisa," Elena pergi melenggang dari hadapan Liana. Untung saja toilet sepi tidak akan ada yg mendengar percakapan saudara kembar itu.

  Yaps, mereka bertemu ditoilet. Tadi setelah Axel membawa Liana pergi,Elena pergi ketoilet,ternyata disana ada Liana yg mengganti seragam dan Axel yg sudah pergi.

  ***

   Bel pulang sudah berbunyi,murid murid VHS berhamburan untuk pulang kerumahnya masing masing. Begitu juga dengan Elena yg berjalan bersisian dengan Dinda.

   Sampai digerbang mereka menunggu jemputannya masing masing. Tak lama mobil jemputan Dinda datang.

  "Ele gw duluan ya,atau lo mau nebeng?" Tanya Dinda. "Nggak usah,bentar lagi pak Jamal pasti dateng," ucap Liana.

  "Yaudah gw duluan ya,bye," Elena membalas lambaian tangan Dinda. Saat menunggu sebuah motor sport berhenti disampingnya.

   "Naik," Ucap pengendara motor itu yg ternyata Axel. "Nggak usah,pak Jamal bentar lagi dateng," Elena menggeleng.

  "Naik atau gw tinggal?" Elena tetap menggeleng. Bukan apa terlalu sering dengan Axel Elena takut dia semakin jatuh hati nanti,jika yg dikatakan Dinda benar tentang Axel yg menyukai Liana,dia bisa apa? Merebut Axel? Itu tidak mungkin. Walaupun Elena ingin tapi jika hati Axel untuk Liana dia bisa apa? Dia hanya bisa mengikhlaskannya saja. Ngomong ngomong Liana,dia sedang ada kerja kelompok dengan temannya.

  Terlalu sibuk dengan pikirannya,Elena terkejut saat Axel mengangkatnya dan mendudukkannya dijok motor Axel.

  "Ihhh kan udah aku bilang nggak mau," Kesal Elena. "Gw nggak terima penolakan," Elena berdecak kesal mendengar ucapan Axel,buat apa tadi bertanya kalau akhirnya pemaksaan.

  "Pegangan," Axel menjalankan motor sportnya dan melaju meninggalkan wilayah VHS.

Akhirnya up juga. Hallo apa kabar semua? Semoga baik ya.

  Nih ada yg tanya sama aku

"Terus kalau misalkan makan diluar gimana? Misal direstoran atau warung makan lainnya?

  Tentu kita yg paling tau kondisi tubuh kita,begitu juga dengan Elena. Dia tidak pernah makan diluar. Paling jika pergi ke Caffe dia hanya memesan minuman dan dessert nya saja.

Oke? Masih ada yg mau ditanya. Jika ada silahkan komen

Don't forget follow,vote,comment and share ya

 

SECOND LIFEWhere stories live. Discover now