06. Putus?

65 31 217
                                    

"Ikhlas itu bohong, yang benar adalah terpaksa lalu terbiasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ikhlas itu bohong, yang benar adalah terpaksa lalu terbiasa."

--Jaefran--

Starla yang sendari tadi termenung di taman sambil menunggu Mark, ia masih bimbang dengan keputusannya untuk merelakan Mark dengan orang lain, tapi Mark selalu membuat hatinya sakit dan hancur. Andai saja ia bisa menggulang waktu kembali dan tak pernah menerima tawaran Mark, hatinya pasti tak akan sesakit ini.

Ia sekarang menyadari bahwa ia hanya pelarian, sudah hampir sebulan ini ia dan Mark pacaran namun hubungan mereka tak seperti orang pacaran, melainkan seperti seorang babu yang selalu menuruti perintah Mark. Starla hanya bisa tertawa hambar bisa - bisanya ia bodoh, karena salah mengambil keputusan saat itu dan rela menjadi babunya Mark.

Tanpa ia sadari Mark sudah duduk di samping Starla. Mark yang bisa melihat Starla termenung tanpa menatap dirinya, lalu laki-laki itu menepuk pelan bahu Starla agar gadis itu menyadari kehadirannya.

'"Ah Eh,,,, lo sejak kapan di sini?!" Starla tergelonjak kaget karena melihat Mark tiba-tiba sudah berada di sampingnya.

"Baru, cuma lo nya aja engga nyadar." balas Mark.

Starla hanya diam tanpa menghiraukan perkataan Mark. Ia meronggoh kantung celananya lalu mengambil sebuah kertas, kemudian ia memberikan kertas itu pada Mark.

"Ini apa?" Mark mengambil kertas yang di berikan Starla lalu melihat isi kertas itu, ternyata isinya perjanjian ia dan Starla selama mereka pacaran, tapi untuk apa Starla memberikan kertas itu kembali padanya.

"Ini surat perjanjian yang gua buat untuk lo Star. Kenapa lo balikin lagi?" tanya Mark bingung.

"Gue nyerah, Mark."

"Gue mau mulai sekarang kita putus."

Mark menggepalkan tanganya dan langsung membuang kertas itu di hadapan Starla. ia masih bingung mengapa Starla tiba-tiba meminta putus darinya sementara perjanjian mereka pacaran masih dua bulan.

"Enggak bisa!! Perjanjian kita masih dua bulan! Lo enggak bisa seenaknya aja minta putus dari gua," tekan Mark.

"Ohiya?! Sekarang gue mau tanya sama lo, mau sampai kapan gue dijadiin pelarian?!!"

Mark yang hampir bungkam dengan ucapan Starla lalu ia segera mengelak. "Lo pacar gua! bukan pelarian."

Plak!!

Starla reflek menampar keras pipi Mark, karena sudah sangat muak dengan semua kebohongan dari laki-laki itu, namun ada rasa tak tega di dalam hatinya karena tiba-tiba menampar Mark.

"Cihh bullshit!!"

Mark memegang pipi bekas tamparan Starla, ia tidak merasakan sakit di pipinya melainkan di dadanya yang merasakan nyeri, karena mendengar umpatan Starla yang sampai membuat dadanya sesak.

"Gua tau lo kecewa, Star. tapi gua nggak bisa putusin lo gitu aja." lirih Mark, sembari menatap dalam mata gadis di hadapanya.

Starla tertawa hambar, sembari menatap Mark sinis.

"MAU LO APA SEBENARNYA, MARK??!! "JUJUR GUE CAPEK NGADEPIN SIKAP LO SELAMA INI, YANG SELALU NYURUH GUE NGERJAIN TUGAS-TUGAS LO, DAN JADI BABU LO DI SEKOLAH!!"

"APA LO ENGGAK BISA SADAR SEDIKIT PUN?? KALAU GUE NGELAKUIN ITU BIAR GUE BISA LEBIH DEKET SAMA LO!! TAPI UJUNG-UJUNGNYA GUE PERCUMA NGELAKUIN ITU SEMUA, KARENA BERHARAP LEBIH DARI LO ITU MENYAKITKAN!!"

Starla meluapkan emosinya, akhirnya sekian lama ia bisa mengeluarkan unek-unek yang ia pendam selama ini.

"Star gua-----"

"Gue udah nggak mau dengerin penjelasan lo lagi, dan mari kita akhiri hubungan palsu ini."

Mark tertegun mendengarnya, rahangnya mengeras sembari menatap lekat mata gadis di hadapanya, rasa nyeri di dadanya semakin bertambah entah mengapa ia tak sanggup lagi mendengar kembali kata-kata yang diucapkan Starla barusan.

"EMANG LO SIAPA BERANI NGAMBIL KEPUTUSAN??!! "ASALKAN LO TAU, LO ITU NGGAK ADA HAK SAMA SEKALI, KARENA SESUAI PERJANJIAN YANG DITULIS DI KERTAS ITU CUMA GUA YANG BISA PUTUSIN LO!!"

"JADI JANGAN PERNAH BERHARAP LEBIH DARI GUA, LO ITU CUMA PELARIAN." bentak Mark berhasil membuat Starla tertegun. hatinya hancur saat ini karena mendengar kata-kata Mark yang berhasil menusuk hatinya, air matanya tak berhenti membasahi pipinya ia masih tak berani menatap Mark, saat ini karena sangat kecewa kepada laki-laki di hadapanya itu.

"S-sorry, gua kelepasan." kata Mark pelan lalu menatap teduh mata gadis di hadapannya.

"L-lo itu brengsekk!! Bajingan hiks..."

"Lo bener, gua emang brengsek, dan bajingan, nggak seharusnya gua nyakitin cewe sebaik lo, Star." kata Mark lalu mendekati Starla sembari menangkup kedua pipi Starla dan menatap lekat mata gadis di hadapanya, sesekali mengusap air mata yang terus turun di pipi Starla.

Sial, saat ini Starla sangat gugup dan jantungnya tak berhenti berdebar, wajah Mark sangat dekat dengan wajahnya sampai ia bisa merasakan hembusan nafas Mark.

"Lo nggak boleh minta putus dari gua lagi, dan gua nggak akan biarin lo pergi gitu aja," tekan Mark.

"Maaf, Mark. Gue nggak bisa pertahanin lo lagi,"

"Dan gue anggap mulai sekarang kita putus." lirih Starla.

Ada yang greget atau ikut emosi bacanya?? wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang greget atau ikut emosi bacanya?? wkwk

Satu kata untuk mark 👉

See you next part💖💖

See you next part💖💖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SHITLOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang