42 ◕ Secret pt A (🇲🇨 Vers)

Start from the beginning
                                    

Kuncinya hanya satu. Jangan sampai ada yang mengetahuinya.

Dan terlepas dari faktanya ia berhalusinasi, berkhayal, berdelusi, atau apapun itu. Chanyeol tidak perduli.
Ia menggenggam tangan Wu sunbae dengan erat. Pria itu tersenyum dan menyandarkan kepalanya pada kepala Chanyeol yang bersandar dengan bahunya.

“Aku dapat bertahan karna kau, sunbae”

Pria itu tertawa. Suara tawanya mengalun indah dan itu membuat Chanyeol dengan senang tersenyum lembut mendengar alunan tawa itu.
 
 
Cklek’
 
 
Chanyeol menegakkan tubuhnya dan tersenyum. Ia menghampiri Joohyuk dan duduk didekatnya. “Kau tidak ke kantor?”

“Nanti jam 10”

Chanyeol mengangguk. Joohyuk tersenyum dan meregangkan kakinya. “Duduk sini” ucapnya sambil menggerakkan kaki kirinya.

Chanyeol patuh. Ia duduk diatas paha kiiri Joohyuk dan Joohyuk mulai menyuapi ice cream tga rasa itu kedalam mulut Chanyeol.

“Kau tidak mengingat apapun?”

“Tidak”

“Kau tidak mau mengingatnya?”

Chanyeol mengalungkan tangannya pada leher Joohyuk. Joohyuk menyatukan kedua kakinya, membuat Chanyeol lebih nyaman duduk diatas pangkuannya.

“Sakit, setiap kali aku mencoba mengingatnya”

Dengan punggung jemarinya, Joohyuk mengusap wajah Chanyeol yang manis itu. Chanyeol memandangnya lekat dan tersenyum.

“Jika memang sudah waktunya aku mengingatnya, aku akan mengingatnya” ucap Chanyeol dengan mata menatap Joohyuk lekat.

Joohyuk menarik Chanyeol. Chanyeol memeluknya, menyandarkan dagunya pada bahu Joohyuk. Posisi itu membuatnya menghadap kearah ranjang.

Wu sunbae tersenyum kearahnya. Dan itu mampu membuat Chanyeol bersemu. Ia menunduk. Keningnya bersandar pada bahu Joohyuk. Ia tersenyum tipis.

“Pernah dengar frasa ‘Immutable Truth’?”

Joohyuk menggeleng. Namun tangannya mengusap punggung Chanyeol dengan lembut. “No. Apa itu?” tanyanya.

“Immutable truth berarti kebenaran abadi. Kebenaran yang tidak akan pernah berubah”

Tangan Joohyuk berhenti bergerak. Kebenaran… abadi?

“Karna bukankah sudah menjadi pribahasa terkenal? Sebaik apapun kau menyembunyikan bangkai, pasti baunya akan tercium juga” ucap Chanyeol dengan senyuman polosnya.

Joohyuk menarik Chanyeol dan memeluknya lebih erat. Chanyeol menatap Wu sunbae yang tak ada dalam penglihatannya. Ia menoleh kearah balkon, pria itu disana berdiri memunggunginya.

Sementara Chanyeol terpaku pada satu punggung tegap, Joohyuk menatap kosong pada dinding.

Apa yang harus ia lakukan agar waktu tidak membuka rahasianya. Apa yang harus ia lakukan agar Chanyeol dan dirinya tetap seperti ini dan tak pernah berubah?

























 



  



























Kris menghela nafas panjang begitu kakinya menginjak bandara Guangzhou. Ia menarik nafas panjangnya lagi dan menghembuskannya lambat.

Ia menarik kopernya dan bergerak keluar bandara. Wajahnya tampak lelah, sinar matanya meredup. Nyatanya, selama tiga bulan penuh ia tidak menghubungi Shixun sama sekali.

“PAPAAA!!”

Kris menatap seorang bocah yang tampak tinggi tengah berdiri diluar bandara dan melambaikan tangannya. Suaranya kencang sekali terdengar.

“HUNNIE DISINI!! LIHAT SINIIII!!! Ma, apa papa tidak lihat Hunnie?”

“Dia lihat, tapi memang ayahmu begitu. Ekspressinya sedang loading”
 
  
  
     
        
Kris tersenyum ketika ia melihat putranya tampak kesal setelah mengatakan sesuatu pada mamanya. Ia melangkah lebih cepat. Kakinya lebar-lebar melangkah, menjangkau Sehun.

Ia begitu merindukan anaknya. Ia ingin memeluk putra kecilnya dan mengecup keningnya. Ingin mendengar rengekkannya lagi.

“PAPAA—
 

Bruk’

“Ah.”

“Sorry”

Kris mencengram jaket pemuda yang menabraknya itu. Namun tak lama karna pemuda itu berhasil melepaskan diri dari cengkraman tangan Kris.

Kris memegang perutnya. Ia menatap tangannya yang berdarah, kemudian tubuhnya ambruk dengan lutut yang menyentuh lantai terlebih dahulu.

Orang-orang disekitarnya panik. Begitu juga dengan security bandara. Tubuh Kris jatuh terduduk.

Sehun membulatkan matanya ketika melihat cairan merah pada perut sang ayah. Tembus tampak pada kemeja putihnya.

Ia melepaskan tangan mamanya dan berlari. “PAPA!!” air matanya jatuh. Luna kaget bukan main melihat Kris yang sudah jatuh telentang nyaris tidak sadarkan diri.

“PAPA!! NO!! NO NO NO!! PAPA!!”
  

Sehun memeluk tubuh Kris. Tangan kecilnya mencoba menutup luka  yang menjadi tempat keluar darah sang ayah. Ia menggeleng dan menangis.

“Please don’t—hiks, papa…”

Kris mencoba mengatur nafasnya. Ia menggenggam tangan Sehun dengan erat. Dalam matanya ia melihat kegelapan nyata datang dan menghampirinya.

Kris tidak takut mati. Namun suara tangisan Sehun sungguh pilu, ia tidak ingin pergi dan membuat Sehun kecilnya menangis seperti ini.

Ia memejamkan matanya. Tak terelakkan, kegelapan menghantamnya dan menenggelamkannya. Tubuhnya memang tidak dalam kondisi fit. Mudah bagi kegelapan menghantam penuh kesadarannya.

Yang terakhir ia dengar adalah Sehun meneriakinya dan menangis sejadinya. Setelah itu semuanya gelap. Seluruh cahaya hilang, dan suara hilang.

Disaat gelap memeluknya. Disaat kesunyian memenjarakannya. Disaat itulah Kris mendapati Chanyeol duduk pada sebuah batang kayu besar dekat danau. Memunggunginya.
 
 

“Chanyeol-ah”

“Hai Kris hyung… aku sudah menunggu lama”

Krisyeol; The Immutable TruthWhere stories live. Discover now