20

253 36 10
                                    

"Tuan Jeon Jungkook, mohon tunggu diluar, kami akan menangani pasien"

"Tolong biarkan aku masuk suster, aku tak mau terjadi sesuatu kepada Hoseok"

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin, tapi tolong, tunggu diluar, kami harus fokus dalam penanganan ini"

Jungkook jongkok sembari menutup wajahnya,ia menangis keras, karenanya kelalaian nya lah Hoseok menjadi seperti ini,

Suster yang tadi berbicara kepada Jungkook langsung memasuki ruangan, meninggalkan Jungkook dengan segala penyesalannya.

***

Selang hampir 15 menit, Hoseok berada didalam ruang inapnya dengan para dokter juga suster yang menanganinya,
Dan selama itu juga, Jungkook tersandar lemas ditembok, memikirkan nasib yang dialami oleh Hoseok, ia bingung apa yang harus ia lakukan, apakah ia harus menelpon Yoongi?

Jungkook mengeluarkan ponsel pintarnya, lalu kembali menekan sebuah nomor disana,

Satu detik, dua detik, tiga detik

" Apa lagi? "
tanya Yoongi dengan suara berat khas orang bangun tidur, Jungkook mematung ditempat, ia tak tahu apa yang harus ia katakan kepada Yoongi,

"Hyung, kau bisa datang ke rumah sakit dekat sekolah? "

"Ada apa? Apa itu penting? "

"Terjadi insiden pada Hoseok, kepalanya terbentur tadi, dan sekarang dia ada dirumah sakit"

Jelas Jungkook,ia berusaha untuk tenang dan menjelaskan secara perlahan kepada Yoongi,

"Jadi, apakah itu penting untukku?"

Deg,

Aliran darah Jungkook seakan berhenti saat itu juga, bisa bisanya seorang kakak tidak peduli dengan kondisi adiknya, bahkan saat genting sekalipun,

"T...tapi hyung, kondisi Hoseok sekarang__"

"Itu tidak penting bagiku,"

Potong Yoongi, dan langsung mematikan sambungan teleponnya sepihak, Jungkook hanya bisa menghela nafas kecewa,
ia lupa jika Yoongi adalah seorang kakak yang mungkin sudah tak peduli lagi dengan kondisi adiknya sendiri.

***

"Dok, jangan tangani aku lagi, biarkan aku mati"
isak Hoseok setelah kesadaran kembali sepenuhnya, Dokter yang sedang fokus memasang selang infus ditangan kiri Hoseok agak terkejut,
namun ia tetap diam tak menganggapi pernyataan Hoseok,

"Dokter, kau dengar aku?"

"Jangan menyerah Hoseok, masih ada harapan untuk sembuh"

"Tapi itu tak besarkan?"

"Walau tidak besar, kami akan berusaha semaksimal mungkin,"

"Orang orang juga mengharapkan kepergianku, aku sudah tak dibutuhkan lagi"

"Masih ada Jungkook yang setia menunggumu Hoseok",
Dokter Lee menarik nafas panjang, lalu mulai menceritakan sesuatu,

"Dulu, ketika kau pertama kali divonis mengidap gagal jantung, aku juga merasa sangat sedih karena appaku meninggal sebab penyakit itu dulu, tapi dari situ aku bertekad akan membuatmu sembuh, agar hal yang terjadi kepada appa ku, tidak terjadi kepadamu,"

Dokter Lee menarik nafas panjang, kemudian duduk disamping Hoseok,

"Selain kau, aku tahu, masih ada Jungkook yang benar benar sedih karena itu, Jungkook sangat menanti nantikan kabar kesembuhanmu, dan ketika kau melepaskan semua alat bantu, ia sampai menangis keras layaknya orang gila"

Dokter Lee menghapus airmata yang jatuh dipipi Hoseok, seraya tersenyum,

"Jadi aku harap, kau masih bisa bertahan untuk Jungkook, dan kami disini juga akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuatmu sembuh"

Hoseok kembali menangis sesegukan, menyesali perkataan yang ia lontarkan tadi kepada dokter Lee, dokter Lee memberikan satu kata penyemangat untuknya, lalu keluar ruangan untuk memeriksa pasien lain,

"Jika kau tak bisa membahagiakan dirimu sendiri, setidaknya kau bisa jadi sumber kebahagiaan untuk orang lain".

***
3 hari kemudian,

"Aku bersyukur,kau sudah bisa pulang, aku sangat merindukanmu Hoseok, kau tahu betapa membosankan nya sekolah tanpa dirimu"

ujar Jungkook seraya membantu Hoseok untuk masuk ke mobil, sudah 3 hari Hoseok dirawat secara ketat oleh rumah sakit,
Yoongi yang padahal sudah tahu perihal keadaan Hoseok dirumah sakit, sama sekali tidak datang menjenguk.

"Aku juga bersyukur memiliki sahabat sepertimu, yang rela menghabiskan uang dan waktumu untukku"
Ucap Hoseok sembari memasang sabuk pengaman,

"Itulah gunanya sahabat Hoseok".

***

Jungkook mengantarkan Hoseok sampai rumah, namun ia tak ikut masuk, ia hanya bisa memapah Hoseok sampai di depan pagar,

selebihnya Hoseok akan berjalan sendiri, ia hanya berharap semoga Yoongi tidak melakukan apa apa kepada Hoseok,

"Puas liburannya?"

tanya Yoongi sesampainya Hoseok diruang tamu, tangannya berlipat didepan dada, masih dengan senyum remeh yang tampak menjengkelkan,

"Hyung, aku bukan liburan"
ujar Hoseok berusaha menjelaskan kepada Yoongi,

"Jangan banyak bicara"

"Kepala ku terbentur dan__"

"Apakah itu menyakitkan? Dasar manja, segitu saja kau sudah dirawat, bagaimana bisa kau 'membunuh' eomma dan appa namun tetap hidup sampai sekarang?"

Perkataan Yoongi sukses membuat Hoseok sakit hati, lagi lagi Yoongi mengungkit permasalahan itu, Hoseok ingin menceritakan semuanya,
perihal penyakitnya, perihal kecelakaan itu, namun Hoseok sebisa mungkin menahannya, ia tak mau Yoongi mendengar itu semua,
toh, Yoongi juga takkan peduli dengan nasibnya kelak.

"Kenapa hyung terus saja mengungkit permasalah itu? Kejadian itu sudah 6 tahun yang lalu hyung"

"Aahh, sudah berani kau sekarang,"

Ujar Yoongi dengan tangan yang terkepal akibat marah, ia lantas mengambil tali cambuk yang entah berasal dari mana, lalu memukul punggung Hoseok dengan itu,

Tali cambuk yang keras, beradu dengan punggung Hoseok, sehingga membuat yang merasakannya berteriak kesakitan,
Yoongi dengan entengnya membuang tali cambuk itu, lalu menarik rambut Hoseok, mendekatkan mulutnya ketelinga, lalu berbisik dengan sebuah nada ancaman,

"Jika kau tak ingin mematikan dirimu sendiri, aku yang akan mematikan mu, paham?"

Yoongi melepaskan tarikan dirambut itu, lalu berlalu dari hadapan Hoseok,

"Oh ya, aku tidak memasak, jadi tidak ada makanan, silahkan kelaparan, aku akan pergi membeli makanan sendiri, jika kau lapar, makan saja angin yang ada dibelakang", ujarnya, Hoseok menghela nafas pelan, lalu kembali menaiki tangga menuju kamarnya, padahal perutnya sedari tadi berbunyi, meminta untuk diisi.

***

Hadehhh, dah lah kehabisan ide,

Ini cuma cerita ya gaess, gaada maksud sama sekali buat memburukkan nama Yoongi, disini emang author sengaja bikin Yoongi nya jahat, tapi ga bakalan jahat banget kok, hehe

Mau sampai berapa chapter nih?

Dah, segitu dulu chapter kali ini, moga feel nya dapat, kalo ga dapat, ya... Dapat dapatin aja lah,

Babayyy, ketemu lagi di chapter selanjutnya,

Jangan lupakan, vote,comment n tandai typo,

Salam, pacar Jhope💞

Source of Happiness  [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang