"Bodo ah. Nggak penting buat gue."

"Bilang nggak penting, entar bakal jadi orang paling penting di hidup lo," ujar Phia membuat Fio yang akan pergi menghentikan gerakannya dan memilih untuk memperagakan orang yang sedang muntah. Membuat Phia tertawa kencang karena berhasil membuat Fio kesal.

______________________________________

"Rez, nama lo heboh tuh di website sekolah kita," teriak Naren yang baru saja membaca tulisan di ponselnya.

"Hm?"

"Gegara lo masuk frame di video salah satu akun tik tok punya cewek lain di sekolah kita."

Varez terdiam, merenung sejenak merasa janggal dengan apa yang telah temannya itu katakan.

"Perasaan gue nggak pernah main tik tok apalagi sama cewek sini," gumam Varez pelan.

"Lo emang nggak sengaja ketangkep masuk di video itu." Kali ini Nardo yang mencoba menjelaskannya.

"Cuma gitu?" Varez bertanya dengan alis yang terangkat satu. Dirinya tak habis pikir dengan pola pikir orang jaman sekarang. Kalau dirinya hanya tidak sengaja masuk ke dalam video orang lain dalam waktu beberapa detik saja, mengapa sampai seheboh itu?

"Masalahnya lo itu masuk di video itu saat lo berpaspasan sama Fio. Lo kan tahu Fio itu primadona disini. Semenjak lo pindah ke sini, lo nggak pernah ketemu langsung kan sama Fio." terang Nardo berujung dengan pertanyaan yang tidak bermanfaat. "Nah, gegara video itu satu sekolah heboh. Karena mereka semua mikirnya lo itu cocok banget sama Fio. Bakal jadi couple goals tahun ini."

"Nggak penting buat gue," sahut Varez dengan sekenanya. "Lagian gue nggak kenal sama dia."

"Cih, nggak kenal? Kalo udah kenal juga bakal suka," goda Naren dengan senyum tengilnya.

"Nggak akan."

______________________________________

Varez memperhatikan Fio yang baru saja menerima sebuah penghargaan karena dia mendapatkan juara paralel di semester ini. Dengan topi yang terpasang dikepalanya, rambut hitamnya yang dikucir menjadi satu, seragam yang pas ditubuhnya, Fio terlihat cantik dan imut, jika seperti itu Fio memang terlihat seperti siswi pintar. Dan Varez pikir, senyumnya Fio terlihat manis dengan lesung pipitnya yang menghiasi kedua pipinya. Entah mengapa Varez ingin melihat pemandangan itu lebih lama.

"Gue harus nembak Fio," gumam Varez pelan namun ternyata kedua temannya yang sedang berdiri anteng di kedua sisinya mendengar kalimat itu.

"Hah? Apa Rez?" tanya Naren dan Nardo bersamaan dengan nada berbisik pelan.

"Gak."

"Halah, nggak usah bohong. Gue denger apa yang lo bilang tadi."

"Kalo lo tahu kenapa masih tanya?"

Nardo langsung mendengus kesal, yang dia maksud itu apa maksud dari perkataannya Varez.

"Yang gue tanya itu, apa maksud dari perkataan lo itu. Kemarin kan lo bilang nggak bakal suka sama Fio. Kenapa sekarang tiba-tiba lo pengen nembak dia?" kata Naren yang langsung diangguki oleh Nardo.

CelaWhere stories live. Discover now