29. Skizo

2.9K 603 95
                                    

"SUDAH AKU BILANG KALAU ITU BUKAN URUSANMU!!!!"

"KAU URUSANKU!!!"

Yangyang menatap Winwin marah, sedari tadi perdebatan keduanya tak dapat dihindari. Jika karena bukan sang ayah yang sedang berada di rumah, mungkin barang barang di kamar Yangyang akan menjadi sasarannya untuk melampiaskan kemarahan. Anak itu keras kepala, dia tetap menganggap Winwin sebagai orang asing yang tak seharusnya ikut campur dalam urusan pribadinya.

Meski tuan Liu sedang berada di halaman belakang dan tak akan mungkin mendengar teriakan keduanya di rumah mewah itu, tetap saja Winwin dan Yangyang berusaha agar sang ayah tak menyadari apa yang tengah mereka perdebatkan.

"Kau tahu apa?! Kau hanyalah saudara tiri! Tapi kenapa ayah selalu membanding bandingkan ku denganku?!!!"

"Kalau kau ingin menjadi sepertiku, maka berusahalah! Bukan merokok dan minum minuman keras seperti anak berandal di luar sana! Kau itu masih dibawah umur!!!"

"Kau tidak mengerti apa apa!!!"

"Aku mengerti!!! Maka dari itu aku melarangmu melakukannya!!!"

"ARGHH, SIALAN!!!" Yang yang lantas mengambil jaketnya asal dan keluar dari kamarnya.

"Kau mau kemana?!!! Kita belum selesai!!!" Winwin berusaha menghentikan adiknya itu, namun Yangyang tak menggubris nya.

"Yangyang!!!"

Motor Yangyang keluar dari garasi dan melaju kencang meninggalkan pekarangan rumah mewah itu, Winwin hanya bisa berdiri di depan pagar rumah sambil menatap nanar motor sang adik yang perlahan menjauh.

"Sudah selesai perdebatannya?"

Winwin tersentak ketika tuan Liu muncul di belakangnya. Lelaki paruh baya itu sesungguhnya mendengar apa yang kedua putranya perdebatkan, dia lantas menoleh sekilas pada motor putra bungsunya yang sudah tak lagi terlihat di jalanan.

"Baba, sebenarnya apa yang kau lakukan pada Yangyang?"

"Tentu saja membentuknya menjadi penerus keluarga Liu. Anak tiri sepertimu memangnya tahu apa?"

"Tapi Yangyang itu masih terlalu muda!"

Tuan Liu hanya memutar bola matanya jengah, tidak anak kandung, tidak anak tiri sama saja menyusahkan.

"Kalau kau memang sekhawatir itu padanya, dan ingin dia bahagia, kenapa tidak coba pergi lagi ke Cina? Kenapa harus kembali kesini? Dia seperti itu kan karena kau kembali."

"Hey, dengar dengar, Nana itu bukan anak kandung ayahnya, ya?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hey, dengar dengar, Nana itu bukan anak kandung ayahnya, ya?"

"Menyedihkan sekali, ibunya juga tidak ada."

"Benarkah? Ibunya kemana?"

"Katanya sudah meninggal."

"Kalau dia bukan ayahnya, lalu dia siapa? Kenapa dia merawat Nana?"

Memories Philosophy || Jung JaehyunWhere stories live. Discover now