27. About You

3.3K 655 24
                                    

Entah takdir macam apa yang sekarang tengah mempermainkan seorang Jung Jaehyun. Mulai dari bertemu penerima donor mata sang adik sampai mengadopsinya, sampai bertemu seseorang yang begitu mirip dengan adiknya, seandainya saat mereka tahu jika bayang bayang masa lalu itu bahkan belum lenyap sepenuhnya dari ingatan Jaehyun. Dia ingin setidaknya hidup tentang tanpa pikiran pikiran buruk yang terus menghantuinya.

"Appa."

Jaehyun yang tengah melamun di balkon kamarnya itu menoleh pada Nana. Anak manis itu menghampirinya dengan wajah kusut dan rambut layaknya singa.

"Kau belum tidur?" Tanya Jaehyun.

"Tadi bangun karena mau minum, lalu Nana lihat pintu kamar appa terbuka."

Nama lantas duduk disebelah Jaehyun. Memperhatikan apa yang ayahnya itu perhatikan. Hanya langit gelap dengan bulan purnama yang bersinar terang disana, tak ada bintang. Padahal Nana suka melihat bintang di langit. Seperti melihat donat dengan gula halus katanya.

"What are you doing here?" Tanya Nana.

Jaehyun tersenyum tipis.
"I miss my brother."

"Tapi tidak ada bintang di langit, kau tidak bisa menemukan adikmu."

"I know. I just... Miss him."

Nana mengangguk mengerti. Lantas keheningan menyelimuti keduanya.

"Appa, did you ever want to be a superhero?" Tanya Nana tiba tiba.

"Of course. When i was 5 years old."

"Jinjja? Kalau begitu, kekuatan apa yang ingin kau miliki jika kau adalah superhero?"

Jaehyun terkekeh pelan.
"Time control."

"Wow, that's cool!"

"Tapi kenapa?" Tanya Nana lagi.

"Aku ingin kembali ke masa lalu. Mungkin terdengar menyenangkan jika kita bisa mengubah kenangan buruk menjadi kenangan yang paling indah. Kita bisa mengubah keadaan dan hidup lebih baik. Akan sangat menyenangkan jika kita bisa kembali ke masa lalu dan menghargai hal hal kecil yang selalu kita lewatkan. Sesuatu yang sederhana bisa saja menjadi kenangan terindah. Maka dari itu jangan sia siakan, karena kenangan yang paling indah itu justru sebenarnya hal yang paling menyakitkan. Karena semua itu tidak akan pernah bisa terulang kembali."

"Kau tidak mau melihat masa depan? Sepertinya jika kita bisa melihat masa depan itu terdengar keren." Ucap Nana polos.

"Of course not, honey. Itu mengerikan."

"Melihat masa depan? Mengerikan?"

Jaehyun mengangguk.
"Di dunia ini, Tuhan menciptakan semua indera sesuai fungsinya masing masing. Meskipun begitu, ada hal yang seharusnya kita dengar, dan tak seharusnya kita dengar. Ada hal yang harus kita lihat, dan tak seharusnya kita lihat. Lantas ada hal yang harus kita tahu, dan tak seharusnya kita tahu. Salah satunya adalah masa depan."

"But why?" Tanya Nana tak mengerti.

"Memangnya kau mau tahu kapan kau mati?"

"Of course not!"

"That's what i mean."

Jaehyun terkekeh melihat reaksi gadis kecilnya itu. Dia kembali menatap langit malam, tak ada yang istimewa dari langit malam itu, tak ada bintang yang bisa dilihat, hanya langit gelap dengan bulan purnama yang bersinar diatas sana. Hanya saja untuk sejenak, langit malam itu bisa sedikit menghibur Jaehyun dari pikiran pikiran negatif yang terus menerus bersarang di kepalanya.

Memories Philosophy || Jung JaehyunWhere stories live. Discover now