38. Will You Still Be Proud?

4.9K 606 107
                                    

Tolong jaga anak kita, aku menitipkan nya pada seseorang bernama Jeffrey Jung. Dia seorang psikiater yang dipindahtugaskan ke Seoul. Jaga dia untukku.

Hyun Jina

Jam menunjukkan pukul sepuluh malam di Seoul, namun bandara masih tampak rakai karena jadwal shift dan penerbangan malam. Sosok lelaki paruh baya tengah duduk melamun di kursi lobi bandara sambil menatap kertas usang yang berada di tangannya.

Setelah hampir setahun lamanya setelah dia mendapat kertas catatan kecil dari karyawannya di kantor, kertas itu berada di sebelah amplop bersama dengan sebuah foto kecil disana. Kertas catatan kecil yang pada akhirnya menghancurkan rumah tangganya dan membawanya sampai ke Seoul sekarang ini.

Lelaki itu mengelus lembut wajah seorang gadis kecil di foto itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lelaki itu mengelus lembut wajah seorang gadis kecil di foto itu. Bibirnya mengukir senyuman tipis.

"Ini kopermu, aku sudah mengambilnya."

Lelaki itu tersentak ketika mendapati sang putra yang datang menghampirinya sambil membawa dia buah koper besar yang baru saja lelaki itu ambil. Tatapan putranya begitu dingin dan datar ketika menatapnya.

"Maaf karena mengganggu waktu malammu."

"Kau memang menyusahkan, tuan Na."

Lelaki itu terkekeh mendengar penuturan putranya, lantas mengambil alih salah satu koper.

"Ayo kita pulang sekarang."

Suasana pemakaman tampak begitu lengang pagi itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suasana pemakaman tampak begitu lengang pagi itu. Di hari minggu yang mendung seperti sekarang ini, Jaehyun meletakkan sebuket bunga Krisantemum putih diatas malam adiknya. Lelaki itu duduk disebelah pusara Jaemin sambil sesekali mencabuti beberapa rumput liar yang tumbuh diasana.

Senyuman tipis terpatri di bibirnya, meski tak selebar sebelumnya, namun senyuman itu Jaahyun tunjukkan di depan Jaemin tanpa paksaan. Sementara Nana di sebelahnya sibuk memperhatikan apa yang ayahnya itu lakukan.

Memories Philosophy || Jung JaehyunWhere stories live. Discover now