Chapter 9

388 53 9
                                    

Indonesia bangun dari tidur siang nya. Ia melihat jam. Jam menunjukkan pukul 3 lewat 40 menit, hampir jam 4 sore. Indonesia keluar kamar, ia tidak melihat saudara-saudaranya, bahkan batang hidung ayahnya juga tidak terlihat.

"Kenapa mereka lama sekali? Apa yang mereka lakukan disekolah?"pikir Indonesia. Indonesia kembali masuk ke kamar. Ia hanya menatap benda persegi panjang hitam itu lagi, dan menyalakan nya, Lalu menonton nya lagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di sisi lain. ASEAN yang berada di sekolah, berjalan di koridor sekolah dan masuk ke sebuah ruangan. Ruang yang di khususkan untuk para guru. ASEAN membuka pintu dan ada sekitar 3 orang disana.

"Mr. ASEAN, ada apa?" Ucap Seorang countryhuman dengan lambang yang lumayan unik. Countryhuman berwarna biru dengan lambang peta dunia yang berpusat di kutub utara yang diapit oleh ranting Zaitun berwarna putih.

"Tidak ada apa-apa Mr. UN, aku hanya ingin mengambil tas. Jadwalku sudah selesai sekarang, dan aku mau pulang duluan" balas ASEAN.

"Secepat ini? Oh ayolah ASEAN, tidak usah terburu-buru. Apa kau berniat meninggalkan anak-anak mu disekolah sedangkan kau berleha-leha duluan dirumah?" Ucap seorang countryhuman yang berada di samping meja kerja ASEAN. Countryhuman berwarna biru tua dengan 12 bintang keemasan yang disusun bundar.

"Bukan begitu EU aku-" sebelum selesai bicara, seseorang memotong pembicaraan nya.

"Atau jangan-jangan kau sudah punya pacar ya?" Ucap Seorang countryhuman wanita dengan 3 warna vertikal berwarna biru, putih, dan merah. Senyum jahil terlukis di wajahnya.

"Mrs. France, aku tidak punya pacar. Hanya saja anakku sendirian dirumah, aku tidak bisa meninggalkan nya" ucap ASEAN dengan nada yang sedikit panik karena kesalahpahaman kecil tentang pacar ini.

"Hah? Siapa yang sakit? Apakah Laos yang sakit?" Tiba-tiba seorang countryhuman yang mirip dengan seseorang bernama UN tadi datang tiba-tiba di belakang ASEAN.

Dia punya warna dan lambang yang persis sama, hanya saja ada tambahan gambar ular yang melilit sebuah tongkat. Lambang yang melambangkan dewa kesehatan dan kesembuhan.

"Mr. WHO, tidak ada yang sakit. Tetapi aku punya anak baru jadi aku tidak bisa meninggalkan nya" ucap ASEAN dengan wajah tenang padahal sebenarnya jantungnya berhenti sedetik gara-gara kemunculan tiba-tiba WHO ini.

"Mr. Asean, apa kau memungut anak lagi?" Ucap seorang countryhuman yang sekali lagi membuat jantung ASEAN berhenti sedetik. Oh sepertinya dia akan terkena serangan jantung jika sekali lagi ia dikagetkan seperti ini, untungnya dia punya asuransi jiwa.

Countryhuman itu memakai kacamata sama seperti ASEAN, berwarna biru tua dengan lambang salib merah dan warna putih disertai lambang garis diagonal membentuk tanda silang dengan urutan warna yang sama. Ia datang bersama-sama dengan WHO tadi dan berdiri di belakang ASEAN.

"Begitulah Mr. Britain, kemarin aku mengadopsi seorang anak yang mirip seperti Monaco, hanya saja warna merah padanya lebih terang, mirip seperti Poland tetapi terbalik. Dan percayalah, dia kuat" ucap ASEAN.

"Oh ya Mr. UN, kau pernah bilang kita membutuhkan seorang guru lagi, apa lowongan itu masih berlaku?" Tanya nya ke UN.

"Euh..ya, masih berlaku. Kenapa kau bertanya hal itu?" Tanya UN, ASEAN hanya tersenyum.

"Tadi ku katakan kalau anak yang kupungut itu kuat kan? Dan ya, aku berencana menjadikannya guru. Dia menguasai sihir lama, dan apa kau tahu fakta yang lebih mengejutkan lagi? Dia hanya berbeda selevel dengan ku" ucap ASEAN. Setelah ia mengatakan pernyataan itu, mereka semua kaget dan memasang wajah terkejut.

"Begini, kemarin Vietnam dan pelayannya pergi untuk mencari makanan jam 7 malam, mereka sempat terpisah. Lalu pelayan pribadi Vietnam diganggu oleh sekelompok preman, dan anak yang baru kupungut itu menyelamatkannya.

Good Morning Mr. PrinceDär berättelser lever. Upptäck nu