Chapter 8

424 43 11
                                    

Malam berganti pagi, matahari menggantikan bulan yang lelah menjaga malam, sinar nya masuk melalui jendela yang besar, menyinari wajah sang pangeran yang tampan dan membuatnya membuka matanya.

Indonesia bangun dan duduk sambil mengumpulkan nyawanya. Ia melihat jam dan sekarang jam 6 pagi. Sedikit aneh karena jam 6 pagi, matahari sudah menunjukkan sinar nya. Indonesia mengira ini sudah jam 7 keatas, tapi ia tidak terlalu peduli karena ia masih setengah sadar.

Indonesia beranjak dari tempat tidurnya dan hendak mengambil segelas air. Biasanya Wijaya sudah datang di samping tempat tidurnya dan memberinya air, tapi mengingat sekarang Wijaya tidak ada, dia harus mandiri dan mengambilnya sendiri.

Dia menuruni tangga, ketika dia turun seorang pembantu yang sedang mengepel melihatnya dan bertanya.

"Oh tuan Indonesia, apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya nya.

"Bisa ambilkan aku segelas air?" Indonesia mengatakan keinginannya. Ia masih tidak tahu seluk-beluk mansion ini, jadi lebih baik minta bantuan yang lain saja. Si pembantu pun segera pergi.

Indonesia melihat sekeliling dan hanya pembantu saja yang terlihat, sepertinya saudara-saudaranya masih belum bangun. Tiba-tiba ada suara familiar yang menyapanya.

"Ah, nak indo, selamat pagi. Kau bangun cepat ya?" ASEAN datang dari belakang dan sedang menuruni tangga. Ia baru saja bangun.

"Apa kau sudah bangun dari tadi?" Sambungnya.

"Tidak, aku juga baru bangun" ucap Indonesia. Ketika mereka berbicara, si pembantu tadi datang dan memberikan segelas air untuk Indonesia. Indonesia dengan senang hati menerimanya.

"Sepertinya saudara-saudara mu yang lain masih belum bangun. Mereka memang suka bangun lambat, padahal sekarang hari Senin dan mereka harus kesekolah" ASEAN menyebarkan keburukan (aib) anak nya sendiri. Entah kenapa para orang tua selalu saja menyebarkan aib anaknya.

"Harus ada yang membangunkan mereka. Bagaimana kalau kau mandi? Kita akan sarapan bersama" usul ASEAN. Indonesia hanya ber-iya saja.

Indonesia kembali ke kamar untuk mandi, ketika ia berjalan, Singapore membuka pintu kamarnya sambil mengusap matanya. Mereka hanya menyapa satu sama lain.

Indonesia masuk ke kamar dan mandi. Di kamar mandi ia melihat ada sebuah alat aneh. Alat itu berbentuk bulat dan terhubung dengan selang, dan ada juga alat untuk menyalakannya. Benda itu seperti terbuat dari aluminium, ada lubang-lubang kecil yang beraturan di alat tersebut.

Indonesia coba menyalakan alat tersebut dan air keluar dari lubang-lubang kecil tersebut. Mirip seperti Pancoran air. Indonesia dengan cepat beradaptasi dan ia bisa memakainya.

Indonesia menghilangkan sihir [illusion] nya dan rambut panjangnya kembali terlihat. Ia membasahi rambutnya menggunakan alat tadi. Ia melihat barang-barang yang ada di sana.

Ada sebuah tempat yang berisi cairan berwarna putih yang kental, ada label yang bertuliskan 'soap' yang berarti sabun. Dan disebelahnya ada barang yang mirip seperti sabun tadi dan bertuliskan 'shampoo'. Indonesia tidak tahu apa artinya, dan melihat logo orang yang mencuci rambut, artinya barang ini untuk rambut. Indonesia memakai barang-barang tersebut, ia mencuci rambutnya dan memakai sabun. Dan sekarang Indonesia sudah harum dan segar.

Indonesia menggunakan handuk untuk mengeringkan rambutnya. Dan memakai handuk, hanya handuk lalu keluar kamar mandi. Perut sixpack nya kelihatan jelas seperti roti sobek idaman para kaum hawa. Ia membuka lemari nya. Ada beberapa baju disana.

Indonesia memilih dan mengambil sebuah baju dengan lengan yang tidak panjangnya sedang-sedang saja, baju nya di dominasi oleh warna putih, hanya di bagian lengan nya saja yang berwarna abu-abu tua. Dan ia mengambil celana panjang berwarna coklat.

Good Morning Mr. PrinceWhere stories live. Discover now