Chapter 14

13.8K 976 68
                                    

Seorang pria berpakaian hitam tengah menuruni tangga yang menuju penjara bawah tanah. Ruangan yang gelap dan kedap suara itu berisi sekitar 50 orang yang berada dibalik jeruji besi. Kaki pria itu melangkah menuju sel paling ujung, dia berhenti didepan seorang pria yang tengah menyandarkan tubuhnya ketembok.

"DASAR PEMBUNUH! LEPASKAN AKU DARI SINI!" bentaknya pada pria yang tertawa melihat nasibnya berada dibalik sel tahanan.

"Jangan panggil aku pembunuh! Aku tidak akan melepaskanmu dari sini, bila perlu aku akan membiarkan kau membusuk didalam penjara!" balasnya dengan suara beratnya.

"AKU AKAN BERUSAHA KELUAR DARI SINI UNTUK MEMBUNUHMU DAN KETURUNANMU! TIDAK AKAN AKU BIARKAN MEREKA HIDUP!" serunya.

"SEBELUM KAU MELAKUKAN ITU, KAU YANG TERLEBIH DAHULU AKAN MATI! SIALAN!"

Pria yang tak lain Erik itu tertawa dibalik sel yang mengurungnya, "Sudah bersalah tidak mau mengelak! Kau adalah pembunuh ELWIN STEVEN ALEXANDER!" ucapnya dengan penekanan diakhir perkataannya.

Elwin yang mendengar itu naik pitam. "SUDAH BERAPA KALI AKU BILANG DENGANMU BAHWA AKU BUKAN PEMBUNUH! KAU SENDIRI YANG BODOH TIDAK MENCARI PELAKU YANG MEMBUNUH PUTRIMU SENDIRI!!!" bentak Elwin menatap nyalang Erik.

"KAULAH PEMBUNUHNYA, EL! KAU YANG MENABRAK PUTRIKU PADA MALAM ITU! KAU YANG ADA DISANA SAAT ITU JUGA!"

"AKU BERADA DISANA KARENA AKU MELIHAT PUTRIMU TENGAH SEKARAT DIJALAN DENGAN BERSIMBAH DARAH! AKU YANG MEMBAWA PUTRIMU KERUMAH SAKIT PADA WAKTU ITU JUGA!" bentak Elwin tidak terima dirinya dituduh sebagai pembunuh dari anak pria itu.

Padahal yang sebenarnya pada malam itu Elwin baru saja pulang mengantarkan Leona sehabis acara perpisahan sekolah. Saat hendak pulang menuju rumahnya dia melihat seorang anak kecil kisaran umur 10 tahun tergeletak dijalan dengan bersimbah darah.

Lantas Elwin segera membopong tubuh gadis malang itu untuk dibawanya kerumah sakit, tetapi pada saat itu juga ada seseorang yang melihat aksinya. Orang tersebut memfitnah dan mengadukannya langsung kepada Erik dengan apa yang dia lihat. Erik yang mendengar tuduhan itu sangat marah bahwa Elwin yang telah menabrak putrinya sampai meninggal dunia.

"Lihat saja kalau aku berhasil keluar dari sini, aku akan membunuh anakmu dengan cara yang sadis! Tidak akan aku biarkan anakmu bahagia, kau juga harus merasakan bagaimana rasanya kehilangan seorang anak yang sangat kau sayangi!" ucap Erik penuh penekanan disetiap kata yang keluar dari mulutnya.

Elwin yang mendengar ucapan Erik seketika darahnya mendidih. Pria itu memejamkan matanya untuk meredam emosinya yang ingin meluap, dan menahan diri agar tidak langsung membunuh Erik saat ini juga.

Tak ingin terus mendengar ocehan dari pria itu, Elwin melenggang pergi dari hadapan Erik. Dia akan menyuruh 10 anggota untuk berjaga diruang bawah tanah untuk mengawasi Erik dan anak buahnya yang terkurung disana.

Untung saja pada malam penyerangan kemarin malam saat Erik hendak menusuknya dengan cepat Ricard memukul kepala Erik menggunakan kursi. Alhasil mereka menangkap Erik dan memenjarakannya beserta anak buahnya diruang bawah tanah.

Sekarang ini Elwin memutuskan untuk menemui abangnya di ruangan kerjanya. Dia lupa bahwa hari ini belum menemui Azura, pria itu jadi merindukan putrinya. Tapi setelah menemui Ricard, Elwin akan memutuskan untuk pergi kerumah Leona.

Sesampainya didepan ruangan Ricard dia langsung membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

"Apa kau sudah menemuinya?" tanya Ricard melihat Elwin berjalan kearah sofa dan duduk disana.

Elwin menghembuskan napas sejenak sebelum berkata, "Dia masih saja menuduhku seorang pembunuh, dia bahkan mengancam akan membunuh anakku,"

"Sebaiknya kita biarkan saja dulu Erik mendekam dipenjara. Sekarang kita harus fokus kepada Azura, aku yakin kaki tangan Erik pasti ada di mana-mana untuk mencari tahu anakmu!" terang Ricard.

 Azura Gisella AlexanderWhere stories live. Discover now