"Ayuk, bentar lagi juga bel."

Saat mereka berdua berjalan menuju kelas, tak sengaja Agnes yang juga hendak menuju kelasnya melihat sepupunya berjalan sambil mengobrol dengan Galen. Mereka berdua bahkan terlihat akrab padahal baru saja saling mengenal.

"Ini gawat! Gue harus kasih tahu Bang Jev!" ucapnya setelah melihat Azura masuk ke kelas dan Galen berjalan menuju kelasnya.

###

Pelajaran matematika baru saja selesai. Guru yang mengajar pun sudah keluar kelas karena jam mengajarnya sudah habis. Tersisa beberapa murid saja yang masih berada didalam kelas.

"Kantin kuy, laper nih gue," ajak Bianca kepada dua sahabatnya.

"Ish... Kerjaan lo makan aja, yaudah hayuk!" sahut Agnes langsung menarik kedua tangan cewek itu membawanya menuju kantin yang letaknya dilantai paling atas.

Saat sedang berjalan di Koridor menuju kantin, mereka bertiga berpapasan dengan Galen cowok yang tadi menabrak Azura. Kedatangan Galen membuat Agnes malas menatap cowok itu, begitu pun sebaliknya.

Mereka saling melemparkan tatapan tak suka.

Lalu kemudian Galen beralih menatap Azura dengan tersenyum. "Zura bisa lo ikut gue?" ucap Galen.

"Kemana?"

"Udah ikut aja, gue minta lo ajarin gue pelajaran yang gak gue pahami, lo maukan ngajarin gue?"

"Boleh, mau belajar dimana?"

"Ke perpus aja, disana tempatnya adem,"

"Oke. Kalau gitu aku ikut Galen dulu ya, kalian duluan aja ke kantinnya," ucap Azura kepada Agnes dan Bianca.

Saat hendak melangkah pergi Agnes segera meraih tangan Azura, sehingga membuat gadis itu berbalik kearahnya.

"Eh, lo Gal, bisa gak sih jangan minta Azura yang ngajarin lo!" ucap Agnes dengan menatap Galen sinis.

"Serah guelah! Kenapa lo yang protes!" balas Galen menatap tajam mata cewek itu.

"Yang lain aja sono! Jangan Zura!" tekan Agnes. Sedangkan Azura yang melihat perdebatan itu menjadi bingung. Kenapa mereka terlihat tidak aku?

Sedangkan Bianca, cewek itu sudah tahu dari dulu bahwa Agnes dan Galen seorang musuh dan tidak pernah akur. Entah apa yang membuat mereka seperti itu.

"Gue maunya Zura yang ngajarin!" lontarnya, setelah mengatakan itu Galen menggandeng tangan Azura pergi dari hadapan mereka.

Agnes yang melihat itu berdecak saat melihat Galen berani-beraninya menyentuh tangan sepupunya yang tidak pernah terjamah oleh cowok lain, selain Elwin.

Bianca yang melihat itu menghela napas pelan, "Lo sama Galen sebenarnya ada apa sih? Berantem mulu, gak cape apa terus-terussan begitu?"

"Lo gak tahu Bi, ada hal yang ngebuat gue benci sama cowok itu!"

"Tapi menurut gue Galen itu baik kok, bahkan banyak loh yang suka sama dia,"

"Bodo amat! Pokoknya gue benci sama dia!"

Setelah itu Agnes berlalu pergi meninggalkan Bianca. Gadis itu berusaha bersabar menghadapi sifat sahabatnya yang sedang kesal.

"Tungguin gue elah!" ucap Bianca seraya berlari kecil mengejar Agnes.

###

"Cuma ini aja?" tanya Galen menatap tiga buku tebal yang dipegang oleh Azura.

"Iya, menurut aku buku-buku ini bisa ngebantu kamu menyelesaikan soal-soal fisika, didalam buku ini lengkap ada rumus-rumusnya juga," balas Azura sambil menyerahkan tiga buku itu kepada Galen.

Cowok itu menerimanya dengan senang hati, "Thanks ya, lo kok tahu sih sama buku-buku ini?"

"Aku punya buku-buku itu juga di perpustakaanku,"

"Berarti lo punya perpustakaan sendiri? Wihh berarti lo rajin baca buku dong?"

"Nggak juga sih,"

"Gue mau kita jadi teman dekat ya? Kalo bisa lebih dari sekadar teman," ucap Galen diakhiri kekehan.

Cowok itu belum mengetahui siapa sebenarnya Azura. Jika dia mengetahui Azura anak dari leader Black Hold entah apa yang akan terjadi dengan dirinya.

Kringgg.......

Bel masuk berbunyi dengan nyaring. Lantas mereka memutuskan untuk kembali ke kelas masing-masing.

Baru saja Azura dan Galen keluar dari lift bertepatan juga dengan Agnes dan Bianca yang baru saja turun dari tangga. Agnes yang melihat Galen berjalan dengan sepupunya berjalan cepat lalu mendorong tubuh Galen untuk menyingkir.

"LO APA-APAAN SIH!" marah Galen begitu melihat bahwa Agnes yang mendorongnya dengan sengaja.

Cewek itu menatap Galen sinis, "LO JAUH-JAUH DEH DARI AZURA, KAYAK GAK ADA CEWEK LAIN AJA YANG LO DEKETIN!" sarkas Agnes.

"SERAH GUE DONG! SIAPA LO NGATUR-NGATUR!" sentaknya membuat yang lain menonton pertengkaran sengit mereka.

Bianca yang melihat banyak orang yang mulai mengelilingi mereka segera menengahi. "Udah-udah diliatin sama yang lain tuh, dan lo Galen pergi sana!" suruh Bianca.

Galen pun pergi dari hadapan mereka dengan perasaan kesal. Murid-murid yang menonton pun mulai bubar untuk masuk ke kelasnya masing-masing.










Maaf kalo part ini kurang seru, tapi dijamin deh part-part selanjutnya bakalan seru!

Doa in aku ya supaya cepat punya ide-ide untuk part selanjutnya.

Jujurly ngerangkai kalimat demi kalimat itu butuh perjuangan 🥴

Jangan lupa votenya!!!

 Azura Gisella AlexanderDonde viven las historias. Descúbrelo ahora