9. HARAPAN FENLY

221 30 7
                                    

YouN1T Fanfiction

Happy Reading

⚘️


Kehidupan seorang Fenly Christovel sangatlah tidak sempurna, ia memiliki alter ego yang hampir merenggut nyawanya. Ia tidak bisa mengendalikan dirinya ketika alter ego itu muncul, tetapi akhir-akhir ini ia dapat bernapas lega karena sang alter ego tak pernah tampak di hadapan orang-orang terdekatnya. Ia cukup tenang saat berinteraksi dengan Ayah, Mama dan sang Bunda.

Saat ini ia sedang menikmat udara sore setelah menyelesaikan kegiatannya mengerjakan tugas. Bermain bersama Pupu dihalaman belakang rumahnya, minggu lalu ia merengek pada Shandy untuk dibelikan seekor makhluk kecil berbulu bernama kucing yang ia beri nama Pupu. Alhasil sang Kakak menurutinya, katanya untuk menemaninya bermain saat ia sendiri.

Nyatanya perselisihannya dengan Fajri masih belum usai, pemuda bergigi kelinci itu tampak enggan bertegur sapa dengannya saat di galeri foto milik mereka ataupun seperti saat ini dirumah. Hanya saat sedang bekerja sama saja Fajri mengeluarkan suara. Sungguh itu membuat Fenly merasa kesepian, meskipun ia masih satu atap dengan sahabatnya.

Terkadang Fiki dan Zweitson pun mengunjunginya untuk sekedar mengerjakan tugas ataupun bermain jika waktunya lama. Perasaan sepi itu masih ada saat mengingat Gilang yang masih berada pada jeruji besinya. Terhitung sudah bulan ke sepuluh tanpa Gilang, rasanya menjadi hambar. Yang baisanya ia selalu berkeluh kesah pada Gilang, sekarang sudah tak ada lagi pemuda berkulit tan itu. Meskipun ia masih memiliki Ricky dan kedua Kakaknya, tentu saja itu tak bisa mengobati rasa rindunya pada Gilang. Karena mereka semua memiliki jatah sayang dari Fenly.

Fenly sempat marah besar pada keluarga kandungnya saat ia mengetahui ternyata Farhan dan sang Ayah yang memasukkan Gilang ke penjara. Sampai saat ini Fenly enggan untuk berbicara banyak saat sedang bersama mereka, rasanya dunianya hancur seketika mengingat sejak kecil hanya Gilang lah yang selalu menemaninya bermain.

"Meong...." rintihan makhluk berbulu itu membuyarkan lamunannya. Ia menatap lekat pada kucingnya yang menarik lengannya. Ia hanya tersenyum sambil mengelus bulu lebatnya.

"Kenapa, Pu? Pupu lapar? Nanti ya aku ambil snack dulu."

Ia bangkit dari duduknya memasuki ruang tengah rumah megah itu, hampir saja ia menabrak punggung seseorang dan menatap terkejut pada Fajri yang berdiri tak jauh darinya.

"Makan, Fen." Ucapnya singkat kemudian berlalu pergi.

Fenly hanya mengangguk, ini sudah ke sekian kalinya ia mendapat perlakuan itu dari Fajri. Rasanya masih sama, sakit. Entah sampai kapan mereka akan kembali seperti dulu.

"Pu, sini makan dulu." Ajak Fenly memanggil makhluk berbulu itu, yang dipanggil langsung berlari menghampiri Fenly dengan senang.

"Makan yang banyak ya, biar Pupu sehat. Nanti kalau Fenly nggak ada, Pupu minta makannya sama Kak Shandy atau Fajri ya. Mereka baik kok, pasti jagain Pupu disini." Ucap Fenly tersenyum.

"Coba aja Bang Lang ada disini, pasti Pupu tambah seneng deh. Bang Lang itu baik banget, dia Abangnya Fenly. Pupu juga harus kenal sama Fiki dan Zwei, mereka berdua sahabat Fenly." Fenly seakan bermain dengan dunianya sendiri, mengajak makhluk berbulu itu berbicara rasanya tenang. Seakan ia mempunyai pendengar yang baik.

"Ji, nitip Pupu sebentar ya. Aku mau pergi dulu." Katanya pada Fajri yang tengah menghabiskan makanannya.

"Nggak makan?" Tanya Fajri singkat, meskipun hanya menanyakan dan mengajaknya makan setidaknya Fenly senang Fajri masih bersikap seperti itu.

HE'S FENLY | UN1TYWhere stories live. Discover now