Dua Puluh

1.4K 140 18
                                    

Minghao dan Jihoon kini sudah berada di kantin pagi pagi karena Jihoon yang berangkat kepagian,kalau untuk Minghao ia memang sering berangkat pagi sekali karena siapa tau ia akan melihat hal yang menarik.

Jihoon memesan susu hangat dan roti karena tadi pagi ia tak sarapan karena ada yang membuatnya yak nyaman.

Flashback kemarin sore

Jihoon pulang kerumah dengan riang karena appanya berkata ia akan membuatkan sebuah studio untuk nya agar bisa membuat lagu.

Saat masuk pandangannya menatap orang orang yang ada di ruang tamu,Jihoon tak asing dengan orang orang itu.

Ya.

Orang tua Soonyoung dan Soonyoung berada di dirumahnya lagi. Untuk apa mereka ada disini yang bahkan acara pertunangan saja sudah selesai di adakan, membahas apa lagi?

"Jihoon-a" panggil sang eomma membuat Jihoon tersadar dari lamunannya.

"Duduk dulu sini,eomma dan appa ingin membicarakan sesuatu"

Jihoon berjalan mendekati kedua orangtuanya dan duduk disana.
Ia menatap semua yang ada disitu dengan tatapan bertanya tanya.

"Jadi karena eomma sama appa akan pergi ke Jepang dan kamu sudah ada yang menjaga. Keluarga Soonyoung akan tinggal disini menjaga kamu, lagipula kamu juga gak akan mau bila harus menginap di kediaman keluarga kwon mengingat kamu tidak bisa jauh dari kedua temanmu itu" ujar sang Appa menatap putrinya dengan tatapan lembut. Jihoon diam, lagipula ia tidak bisa berkata tidak.

"Hmm Jihoon nurut, appa Jihoon capek mau istirahat boleh Jihoon izin ke kamar?" Izinnya dianggukki oleh appanya, Jihoon bergegas menuju kamarnya dan mengganti bajunya. Ia merebahkan tubuhnya di ranjangnya yang empuk itu, menerawang apa yang akan terjadi di masa depan. Hidupnya seolah olah telah diatur disini dengan sangat baik bukan seperti dulu,ia selalu mempermainkan wanita tapi jangan salah,hatinya hanya milik sinb. Ngomong ngomong tentang sinb, bagaimana kabar gadis itu? Jihoon jadi kangen.

Ttok ttok

"Jihoon bisa keluar sebentar? Ini sudah waktunya makan malam" panggil sang eomma membuat Jihoon mau tak mau harus turun dan makan bersama,mereka benar benar hanya makan bersama sampai saat semua sudah menyelesaikan makan malamnya appa Jihoon mengatakan sesuatu.

"Setelah lulus nanti kalian akan Tinggal bersama, untuk pernikahan kalian bisa membicarakan sendiri kami tidak akan ikut campur. Tapi ingat Jihoon,tidak ada yang namanya pembatalan" ujar sang appa membuat Jihoon berdengus tak suka. Padahal jika ia memang ditakdirkan disini selamanya ia berniat akan membatalkan pertunangan pertunangan bodoh ini.

Akhirnya Jihoon hanya diam dan langsung menuju kamarnya.

Flashback end

"Ngelamunin apa eon?" Tanya Minghao yang jengah karena Jihoon melamun sembari menghela nafas seperti banyak sekali masalah.

"Eoh Hao,tidak kok. Hanya sedang bingung" jawabnya lalu memainkan ponselnya,hanya menggeser kekiri dan kekanan karena ia bingung harus berbuat apa.

Selama sampai kedua orang tua nya selesai dengan urusan nya dijepang ia harus berada dirumah itu bersama orang asing alias keluarga Soonyoung.

Ia juga sebenarnya masih asing dengan orang tua nya karena memang saat ia sadar itu adalah pertemuan pertamanya tapi ia tetap berusaha menerima,tapi sekarang jika keluarga Soonyoung,entah ia betah atau tidak dirumah berlama lama.

Jihoon menghela nafas lagi membuat minghao memutar kedua bola matanya malas.

"Aish eonnie aku bosan,mau jalan?" Tawarnya lalu diangguki Jihoon dan mereka berkeliling di sekolah nya mencari suasana baru dipagi hari.

🖤🖤🖤

Pagi ini Seungcheol sudah berada di rumah Jeonghan lagi, Jeonghan tau makanya ia diam diam pergi dari jendela tanpa sarapan ataupun berpamitan. Ia niatnya mau naik bus saja karena malaa bertemu dengan Seungcheol.

"Lo ngapain ngendap ngendap mau lompat dari jendela?" Tanya Jisoo yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Jeonghan. Jeonghan menoleh dan menyengir seperti tidak ada dosa.

" mau berangkat sekolahlah ,tapi ada Seungcheol dibawah gua gak mau ketemu dia" jawabnya lalu mencoba melihat bawah dari balkon jendela kamarnya. Jisoo menggeleng heran,masih aja random seperti dulu.

"Lewat bawah aja ntar gua liatin, mau lompat mati ntar lo" ucapnya santai lalu membuka pintu kamar berniat turun.

"Cuma dari sini mah ga akan mati" balas Jeonghan.

"Jadi turun gak? Ntar lo langsung aja lari" tawarnya di ambang pintu lalu diikuti Jeonghan yang sudah memikirkan dua kali mau lompat atau tidak.

Jeonghan berjalan mengendap ngendap dibelakang Jisoo dan langsung ladi begitu melihat pintu depan. Ia berlari menuju halte bus agar tidak bertemu dengan Seungcheol. Pokoknya ia harus menjauh dari unta jadi jadian itu!

****

Jisoo turun menuju ruang makan sendiri membuat ayah dan bundanya heran karena tidak melihat Jeonghan.

"Kemanaa Jeonghan?" Tanya sang Bunda.

"Udah berangkat naik bus udah dari tadi" jawabnya santai lalu duduk memakan sarapannya.

Seungcheol menatap Jisoo dan mengangguk.

"Baiklah ma, pa saya pamit dulu mungkin Jeonghan tidak tau bila saya menjemput. Seungcheol pamit" pamit Seungcheol lalu bergegas menuju mobilnya siapa tau ia bisa mengejar Jeonghan ke halte.

Ia menemukan Jeonghan di halte namun Jeonghan sudan masuk kedalam bus membuat Seungcheol meremat setirnya.

"Sialan!" Keluhnya memukul setir.

.

.

.

Tbc...

Hai? Pagi!

Btw aku up ini serius an baru melek🥲

Btw see you next chapter guys 💗
Love you all 💗

🖤25-06-2022🖤

[✓]What's Wrong |gs|Where stories live. Discover now