Bab 1 ~Gelang Biru Emas~

16 1 0
                                    

"Sekar, mau lari kemana kau?! jangan larii kembalikan sini!" Kata Kesa yang berlari sambil tertawa mengejar Sekar.

Kesa Alderald seorang anak Yang Mulia Kaisar dari negara Alderald. Ya di dunia ini dari nama belakang saja kita bisa tau seseorang itu berasal, karena dalam satu negara pasti memiliki nama belakang yang sama.
Dia lelaki manis, tampan, tinggi dan berkharisma dan sedikit jenaka.

"Hahaha akhirnya dapat juga" dia menangkap gadis itu, melingkarkan tangannya di pigang mungilnya. Ia meraih sebuah gelang tali kombinasi warna biru dan emas dengan mutiara putih ditengahnya dari tangan Sekar. Lalu mereka duduk di bawah pohon buah leci.

"Huufft, lihatlah gelang itu sudah busuk, dari kecil Kesa selalu memakainya, setiap hari memandanginya, hingga Sekar jatuh pun tadi tidak lihat" kata Sekar Nata sambil ngambek. Ya, dia berasal dari Negara Nata, dia hanya rakyat biasa namun ia telah berteman dengan Kesa dari sejak kecil.

"Ini kan pemberianmu, ada sesuatu di dalamnya yang kau belum beritahu padaku" kata Kesa.

"Iya iya itu karena aku benar-benar lupa, kenapa aku sama sekali tidak bisa mengingatnya ya??" kata Sekar sambil menggaruk kepalanya dengan jari telunjuk dan bibir manyunnya. Wajahnya sangat polos dan imut. Ia juga cantik dan kulitnya putih.

"Kau ini yang kau ingat hanya makan buah leci kan? Ini dia haaaaa" Kata Kesa sambil memasukkan buah leci ke mulut Sekar, lalu dia berlari dan menjitak lembut kepala Sekar sambil tertawa meledek.

"Awas kau ya Yang Mulia!!" Sekar lalu mengejar Kesa. Mereka menghabiskan hari dengan bermain dan tertawa bersama.

..

11 tahun lalu Kesa kecil berlari pergi dari rumahnya. Usia 9 tahun adalah usia dimana sudah boleh merasakan 1 kesakitan menuju Sandachi. Tapi Kesa kecil tidak mau. Karena sudah beribu orang yang mati mencoba jurus itu.

"Bagaimana ayah tega memaksaku untuk itu heeeehee" Kesa kecil menangis sambil berlari dengan tangannya yang mencoba menghapus air matanya. Ia terus berlari ke hutan, ia tidak sadar melangkahkan kakinya kemana. Lalu ia tiba-tiba terperosok jatuh tergelincir ke dalam tanah yang dalam. "Aaaaaaaaaaa!!" Ia berteriak.

Ia jatuh di tumpukkan jerami. Untung saja pikirnya kalau tidak ia bisa mati konyol. Ia tidak tau ada dimana. Dipandangi sekelilingnya untuk melihat lebih jauh. Tidak ada apa-apa melainkan pohon leci yang banyak dan berbuah sangat banyak pula. Ia pun bangkit dan berbalik. Ia terkejut karena dibelakangnya ternyata adalah sebuah gubuk panggung yang cukup besar layaknya sebuah rumah.

"Bagaimana ada gubuk disini?" Ia naik dan ia pun coba untuk mengintip kedalam. "Apa disini ada orang yang tinggal ya? Tidak mungkin, aku belum pernah melihat ini, ibu juga tidak pernah memberitahuku ada tempat seperti ini di hutan, atau bagaimana kalau ternyata disini adalah tempat orang pemakan anak kecil seperti rumor di Pasar? Aahh ibuuu... tolong aku..." ia berbicara sendiri sambil berbisik dan menangis.

Lalu lehernya dipukul sesuatu. "Aaa, siapa itu??!" Ia pun terkejut dan pingsan.

Bersambung..
Written by Dewi Meliana ☺

Nine PainWhere stories live. Discover now