39. Lotion

215 18 5
                                    

Yuhi baru keluar kamar mandi setelah dia berendam selama 10 menit di bath tub. Dia pikir Chenle sudah tidur saat dia kembali, tapi nyatanya tidak, lelaki itu masih bermain game dengan posisi duduk bersandar di ranjang.

Chenle masih melanjutkan acara merajuknya meskipun dia tidak benar-benar meluapkan kekesalannya tapi lelaki itu masih berusaha mengacuhkan Yuhi.
Yuhi pun tidak habis pikir dengan kelakuan kekanakan tuan muda yang satu ini.

Gadis itu menghampiri meja riasnya untuk mengambil lotion dan duduk di pinggiran ranjang saat mengoleskan lotion itu di tangan dan kakinya.
Yuhi lalu tampak kebingungan ketika seluruh tubuhnya telah lembab karena lotion tapi di tangannya masih tersisa banyak lotion yang belum dia oles.
Yuhi lalu menoleh ke Chenle dan menawari lelaki itu lotionnya.

Chenle meliriknya sekilas dan memberikan salah satu kakinya untuk Yuhi pakaikan lotion.

Gadis itu memulai dengan punggung kaki Chenle, lalu naik ke betisnya untuk meratakan setiap lotion yang dia oles. Yuhi tidak sadar ketika usapannya merambat semakin naik sampai ke paha dalam Chenle dan tentu saja itu membuat Chenle terkejut, terlihat dari bgaimana lelaki itu reflek menarik kakinya dari pangkuan Yuhi.

Yuhi pun begitu, gadis itu mendadak diam dengan kedua tangan mengambang di udara. Yuhi menatap Chenle dan beradu pandang dengannya selama beberapa saat.

"Mm.. sorry..." gumam Yuhi.

Chenle masih diam menatapnya dan itu membuat Yuhi sedikit kikuk. Gadis itu melirik ke arah lain, beruntungnya ada Daegal yang baru melompat ke atas ranjang dan itu bisa mengalihkan kecanggungan mereka.

"Daegal.." Yuhi menangkap anjing berbulu kapas itu dan bergerak menjauh dari Chenle.

"Yuhi.. kaki satunya belum." Chenle menatap Yuhi tidak rela, dia ingin mendapat perhatian lebih.

Yuhi menoleh dan mengulum senyuman tipisnya.

'Chenle sudah tidak marah.' Pikirnya.

Yuhi meletakkan Daegal di samping Chenle lalu mengambil botol lotionnya. Dengan sangat hati-hati dan kesadaran penuh Yuhi mengoleskan lotion itu sampai ke lutut Chenle dan dia berhenti sampai disana.

"Belum selesai." Protes Chenle.

"Hm??"

"Yang atas."

Alis Yuhi bertaut. Dia tampak ragu tapi tetap menuruti perkataan Chenle.

Yuhi menuang lotionnya lagi dan mulai mengusap paha Chenle.

"Naik lagi Yuhi. "

Yuhi merengut lalu mendongak menatap Chenle yang tengah menyeringai.

"Dasar mesum." Yuhi mendengus dan mengakhiri sesi 'memakaikan tuan muda lotion'. Gadis itu hendak beranjak tapi Chenle dengan cepat menarik tubuhnya hingga ia duduk kembali. Kali ini posisinya terbilang sangat dekat.

Yuhi duduk di depan Chenle, punggungnya berhimpitan dengan dada Chenle sementara kedua kaki Chenle mengapit tubuh Yuhi.

Bahkan Daegal pun menatap iri kedua majikannya.

"Chenle.."

Yuhi terkejut ketika Chenle menyibakkan rambut panjangnya, lalu tanpa basa basi menciumi lehernya.

"Hmm..?"

"Geli."

"Benarkah?"
Chenle menggoda Yuhi dengan mengecup bagian-bagian sensitif di tengkuknya lalu dengan sengaja meniupnya. Tentu saja itu membuat Yuhi merinding setengah mati.

Gadis itu menggeliat dan memberontak, mencoba lepas dari pelukan Chenle dengan suara tawa renyah dan saling berbalas dengan tawa Chenle. Mereka terlibat saling gelitik, tentu saja Chenle jadi pihak yang dominan sementara Yuhi lebih banyak menghindar.

Sampai pada saat suara getar di ponsel Chenle membuat keduanya terdiam. Nama Ryujin tertera di sana dan itu langsung memudarkan binar di mata Yuhi.

Tawa Yuhi memudar, bibirnya mengatup rapat dengan gerakan tubuhnya yang melambat saat menjauhkan dirinya dari Chenle.

Chenle melihat itu. Memperhatikan setiap perubahan ekspresi  yang coba gadis itu sembunyikan. Lelaki itu meraih ponselnya. Melihat layarnya sebentar lalu kembali menatap Yuhi.

Yuhi pikir Chenle akan mengangkat teleponnya, untuk itu dia berdiri dari kasur dan hendak berjalan keluar kamar. Tapi di luar dugaan lelaki itu justru memasukkan ponselnya ke dalam laci lalu kembali menghampiri Yuhi dan memeluknya dari belakang.

"Mau kemana hmm???" Chenle menyandarkan dagunya di pundak Yuhi.

"A-aku pikir kau mungkin butuh privasi untuk...."

"Tidak butuh." Sahut Chenle. Lelaki itu mengeratkan pelukannya.

"Kenapa kau tidak mengangkatnya?"

"Karena kau tidak suka."

Iya, jawaban Chenle sangat tepat. Yuhi memang sedikit tidak suka lebih tepatnya tidak rela Chenle menjawab telepon dari Ryujin.

"A-aku tidak bilang tidak suka." Kata Yuhi mencoba berkilah. Tapi kegugupannya itu seolah memberitau kalau dia sedang berbohong.

Chenle memutar tubuh Yuhi, dia mendorongnya hingga punggung Yuhi menyentuh dinding dan Chenle menyudutkannya.

"Kau mau aku mengangkat teleponnya?? Mungkin Ryujin sudah berhenti menelepon sekarang, kau mau aku balik menghubunginya ?"

Bola mata Yuhi bergetar dan dia mendadak menghindari tatapan Chenle.

"Itu terserah padamu." Yuhi mengigit bibir bawahnya.

"Sayang, apa susahnya bilang 'tidak' kalau kau memang tidak suka hm? Aku tidak keberatan."

Panggilan sayang dari Chenle itu berhasil memancing semburat merah di kedua pipi Yuhi. Chenle yang melihat itu langsung tersenyum manis lalu mendekatkan wajahnya. Lelaki itu menghujami Yuhi dengan ciuman lembut yang bertubi-tubi lalu kembali tersenyum dan menatapnya.

"Yuhi.."

"Mm??" Yuhi yang tidak fokus hanya bergumam untuk menjawabnya.

"Kita main sampai pagi ya..."

"Hah?? Chenle.. tunggu.."

"Aku mulai...."

"Chenle tungg... mmhh... "







 "

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
Young Master | Zong ChenleOù les histoires vivent. Découvrez maintenant