15. Menghalau Rencana

2.4K 941 274
                                    

.
.
.

  "Mancing, kuy?" Ajak Yeonjun sambil terus tersenyum.

  "Mancing keributan atau mancing emosi orang, nih?" Tanya Wooyoung.

  "Kita mancing pelakunya datang ke kita." Balas Yeonjun.

    Yohan menaikkan alis, "hah? Gimana, tuh?"

  "Kan, dia membunuh siapapun yang coba ikut campur. Dia membunuh orang yang kemungkinan memberikan petunjuk untuk kita. Dan aku rasa si pelaku telah menyepelekan keberadaan Pak Tumang di pihak kita. Jadi kita bisa pancing dia." Jelas Yeonjun mengebu ngebu, tapi nggak ada yang paham.

  "Izin translate, Yeonjun mau numbalin Pak Tumang jadi umpan pancing." Kata Changbin.

  "Parah si, nggak punya unggah ungguh jadi anak muda." Kata Wooyoung.

  "Kayak punya unggah ungguh aja kamu, Yong.." Kata San.

  "Seberapa besar rencana ini berhasil?" Tanya Yohan.

  "Semua tergantung ama pemeran utamanya." Jawab Yeonjun.

    Yohan dan ketiga anaknya saling tatap.

  "Percaya deh, aku nggak akan ngecewain kalian." Kata Yeonjun menunjukkan deretan gigi putihnya.

.

    Sore harinya, sesuai dengan rencana Yeonjun, mereka menemui Pak Tumang. Kali ini bukan di sawah seperti dulu, sekarang pria gila itu mereka ajak bicara di tempat yang lebih banyak orang, sengaja biar siapapun yang mungkin berhubungan dengan Tunggangalas mengatakannya pada si 'eksekutor' mereka.

  "Apa aku mau dipukuli?" Tanya Pak Tumang sedikit tak nyaman.

  "Kau merokok, Pak?" Tanya Yohan ramah mengulurkan bungkus rokok dan korek.

    Pak Tumang menyambut uluran itu dan mulai merokok. Yeonjun menatap sekeliling, mencari seseorang yang mungkin bersikap terlalu mencurigakan untuk sebatas orang yang lalu lalang. San melirik ke arah Yeonjun dan dengan kebetulan pula, dari sudut matanya dia melihat seseorang yang berdiri cukup lama memperhatikan mereka.

    Dari gayanya aja udah jelas kalo dia bukan orang yang sebatas berhenti karena penasaran dengan lima anak tampan—uhuk,  yang merubung seorang pria gila. San menyikut pelan lengan Yeonjun, tanpa dikomando lebih, Yeonjun menoleh dan menatap sosok yang menurut San mencurigakan itu.

    Yeonjun tersenyum miring sebelum berteriak, "WAH! TERNYATA KIDUNG REJOWERNO ITU LIRIKNYA KAYAK GITU? MAKASIH BANGET LOH, PAK."

    San menggelengkan kepala tak habis pikir karena sekarang bukan orang mencurigakan itu doang, yang nengok ke mereka, tapi semua orang yang kebetulan lewat. Dengan nggak punya malunya, Yeonjun tertawa terbahak-bahak seakan beneran ngomongin sesuatu yang lucu sama Pak Tumang.

  "Urat malunya Yeonjun traveling keliling dunia." Kata Changbin.

  "Sok banget kayak punya urat malu aja kamu." Wooyoung menimpali.

  "Harusnya kamu kemana mana bawa kaca, Yong." Kata Yohan.

  "Kamu juga hobi banget ga sadar diri, Han." Kata San.

    Yeonjun terus melihat pria mencurigakan itu, seakan melihat dalam slow motion di mata dan otaknya, pria itu menggenggam erat arit yang dia bawa, kemudian berlari ke arah mereka. Yeonjun yang dari awal udah siaga, menggenggam pergelangan tangan pria itu, menariknya. Tubuh Yeonjun sedikit menyamping sebelum kemudian dia menendang perut si pria dengan lututnya dan membantingnya kuat kuat ke atas tanah.

    Kejadian barusan terjadi dalam sekejap, ketika keempat anak Klub Hati Nurani lainnya sadar, Yeonjun sudah menduduki tubuh orang itu dan mengambil alih arit dari tangan si pelaku.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.3 : Kidung RajahWhere stories live. Discover now