3. Hambatan Pertama

3.1K 1K 257
                                    

.
.
.

    Singkat cerita, paginya di sekolah, San terlebih dulu harus mendengarkan ceramahan Wooyoung, kata kata umpatan dari Yeonjun dan kata 'kapok' berulang kali dari Changbin yang kayaknya happy banget gitu liat San diadili kaya baru nyulik istri orang. Sementara Yohan tak bereaksi apa apa soalnya menurut Yohan, San kadang perlu digituin biar otaknya nggak jadi segitiga.

    Selepas itu semua, San menutup kedua kupingnya yang rasanya panas kayak baru dirukiyah. Kini kelima anak itu ngumpul di kantin, soalnya Klub 513 ini tak pernah benar benar memiliki ruang Klub. Itu membuat San sedikit iri mengingat dia tau wujud ruang Klub 513 di SMA 7 Puncak.

    Sambil makan bakso, San menjelaskan alasannya pergi ke kota, bagaimana dia bisa berakhir ketemu sama mahasiswa yang San yakini adalah bestie nya Seonghwa itu sampai penemuan kertas beraksara Jawa yang memiliki arti lumayan creepy, apalagi pas bagian Rejowerno akan memuntahkan darahnya sendiri, mereka jadi shuudzon dengan segala hal terkait kalimat itu.
 
 
  "Pernyataan paling utama adalah, gimana ceritanya Klub 513 di Kota tau soal nama desa kita." Kata Yohan.

  "Soal tau atau nggak nya kayaknya masih bisa logika, mungkin emang ada yang keluarganya hilang disini atau gimana gitu, kan? Nginget kasus Penunggang Bangkai Kematian pas dulu, kan, banyak orang kota yang nggak kembali." Jelas Changbin.

  "Aku setuju. Yang jadi pertanyaan itu justru apa maksud dari memuntahkan darahnya sendiri." Kata Yeonjun.

  "Rejowerno punya mulut?" Tanya Wooyoung dan mulutnya langsung disumpal siomay sama Yeonjun.

  "Mulut kau itu semestinya diam, anak kecil ga boleh ikutan." Kata Yeonjun.

  "Yeonjun sekarang galak banget, ya.." Kata San.

  "Lagi pusing palanya nyari calon ketos baru." Tawa Changbin.

  "Sesusah itu nyarinya? Bukannya yang kelas 11 ini lumayan normal akal dan budinya?" Tanya San.

  "Kalo normal mah normal aja, San. Tapi karena ini Yeonjun dia mau nyari yang nggak lebih ganteng ataupun lebih pinter dari dia biar cuma dia satu satunya mantan ketos yang akan dikenang sebagai ketos ganteng + pinter." Jelas Changbin dan Yeonjun refleks melemparkan botol L* Min**al nya kepada Changbin.

  "Wut! Ndak kena!" Kata Changbin setelah botol itu melayang melewati samping kepalanya.

  "Satu pertanyaan deh, Bin. Lu kenapa suka banget fitnah sih, kayak Kafir Quraisy aja." Ucap Yeonjun.

  "Nah! Gini.. kan, Kafir Quraisy pemimpinnya Abu Jahal, tuh? Kalo aku Kafir Quraisy, kamu tuh, Abu Jahal, Yeon." Balas Changbin dan Yeonjun seketika mengangkat garpu dari mangkok baksonya.

  "Istighfar, Yeonjun! Astagfirullahalazim!" Seperti biasa, San jadi orang yang harus menahan Yeonjun agar tidak ada pertumpahan darah disana, sementara Yohan masih asik makan baksonya dengan khidmat.

  "Ini Klub Hati Nurani apa nggak mau ganti ketua aja?" Batin Wooyoung.

  "Lepas, San! Aku mau jadiin Changbin tumbal pesugihan!" Kata Yeonjun terus meronta.

  "Percuma kalo kataku, Yeon.." akhirnya Yohan angkat bicara, "kalo model makhluknya kayak Changbin, jadi tumbal pesugihan pun, Iblis pasti nolak."

  "Astagfirullah, Yohan.. mulutmu itu dijaga, kayak nggak pernah ngucap istighfar aja." Ucap Wooyoung.

  "Pingin ngamuk, tapi ga cocok sama sifatku yang lemah lembut ini." Kata Yohan sambil meminum es teh nya.

    Akhirnya pertengkaran mereka usai setelah Ibu kantin melemparkan panci ke arah mereka berlima—tapi dengan segala kemalangan yang dia punya, panci itu cuma mengenai Yeonjun. Setelah tragedi itu, keempat orang lainnya auto diem, menatap Yeonjun ngeri apalagi ketika sadar genggaman tangannya terhadap garpu makin kuat.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.3 : Kidung RajahWhere stories live. Discover now